Selasa, 02 Desember 2014

Wisata D.I Yogyakarta

Yogyakarta atau kadang di ditulis Jogjakarta telah dikenal dengan julukan “Keindahan Asia yang Tiada Akhir”. Banyak yang mengatakan bahwa hanya sekali mengunjugi Yogyakarta tidaklah cukup.
Sejumlah hal yang bisa Anda rasakan di Jogja akan menjadi luar biasa. Anda dapat mulai dari keindahan alamnya, kekayaan seni dan tradisi dan warisan budaya, hingga berwisata kuliner. Inilah sebabnya mengapa Jogja menjadi tujuan wisata paling sering dikunjungi kedua di Indonesia setelah Bali.
Ada sekitar 70.000 industri kerajinan dan fasilitas lain seperti akomodasi dan transportasi. Sejumlah restoran, agen perjalanan, dan sarana pendukung pariwisata yang layak, dan polisi pariwisata yang di kenal sebagai Bhayangkara Wisata.
Kondisi geografis Jogjakarta yang sangat mendukung, cuaca yang bersahabat memastikan Anda dapat merencanakan perjalanan dengan baik. Pemandangan yang indah sepanjang jalan membuat perjalanan Anda ke setiap tujuan menjadi berarti dan berkesan.
Terdapat sekitar 31 tempat wisata budaya dan 19 wisata alam yang indah untuk Anda jelajahi. Datanglah untuk memastikan bahwa Anda tidak melewatkan waktu megunjungi kemegahan candi Borobudur dan Prambanan serta melihat langsung kerajinan perak di Kotagede.
Selain itu Anda juga dapat mengunjungi Gua Selarong, Pantai Pandansimo, Gunung Gajah, atau Benteng Vredeburg. Untuk mengatahui sejarah kesultanan maka datanglah ke Keraton Yogyakarta dan Tamansari.
Perjalanan ke Jogja tidak akan lengkap tanpa merasakan Jalan Malioboro sebuah surga belanja. Deretan toko dan outlet menjual beragam cenderamata yang bisa Anda bawa pulang. Di sini Anda dapat mencoba kemampuan tawar-menawar dengan penjual.

Sejarah

Jogjakarta membentang dari lereng Gunung Merapi di utara hingga  ke pantai Samudera Hindia di selatan. Di sinilah berada Kerajaan Besar di Jawa yaitu Mataram, Ngayogyakarta Hadiningrat.

Jogjakarta (Jogja) bermula tahun 1755, ketika Mataram dibagi menjadi dua yaitu ke Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta (Solo). Pangeran Mangkubumi membangun Keraton Yogyakarta dan menciptakan salah satu negara Jawa yang paling kuat yang pernah ada. 

Kantor Pariwisata
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta
Jl. Suroto No. 11 Kotabaru Yogyakarta  kodepos 55224
Email: pariwisata@jogjakota.go.id
Telp. 0274-588025
Website : http://pariwisata.jogjakota.go.id/

Keraton Yogyakarta: Cermin Kosmologi dan Arsitektur Jawa yang Kental


Keraton Yogyakarta adalah sebuah kompleks besar yang dirancang dengan teliti sebagai cerminan kosmologi Jawa. Inilah contoh arsitektur tradisional Jawa yang tidak ada bandingannya. Dirancang dan dibangun secara bertahap hingga selesai tahun 1790.

Paviliun Kompleks Keraton Yogyakarta dibangun menurut kepercayaan kuno dan masing-masing fitur kompleks seperti halaman hingga pohon memiliki arti simbolis khusus berkaitan dengan filsafat Jawa yang kompleks.

Keraton ini dibangun menghadap langsung ke arah utara Gunung Merapi. Di bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia yang diyakini sebagai tempat tinggal Nyi Loro Kidul, Ratu Laut Selatan dan dianggap sebagai permaisuri mistis sultan. Jalan Malioboro awalnya digunakan sebagai rute upacara dan membentuk sebuah garis lurus yang ditarik dari istana ke Gunung Merapi. 
Sebuah alun-alun menghadap istana dengan pohon beringin besar di tengahnya, sementara di belakang istana juga terdapat alun-alun serupa. Ketika sultan meninggal, maka akan diadakan arak-arakan mulai dari gerbang selatan menuju makam para raja di Imogiri.

Istana ini dirancang lebih dari sekedar tempat tinggal kerajaan tetapi juga untuk menjadi titik pusat dari kegiatan sultan. Saat ini, Keraton adalah bagian dari sejarah hidup dan tradisi masyarakat Jawa. Digunakan  selain sebagai rumah sultan juga untuk acara kebudayaan dan upacara penting Keraton Yogya.

Sultan Hamengkubuwono X tetap menjadi penguasa dan pemilik gelar Sultan Yogya meskipun Yogya telah menjadi salah satu provinsi yang istimewa dalam Republik Indonesia. Sultan Yogya juga sekaligus merupakan gubernur provinsi Yogyakarta. Hingga kini sultan masih dianggap sebagai kepala budaya di Yogyakarta dan sangat dicintai oleh rakyatnya.

Meski dengan modernisasi yang dialami Yogyakarta namun Keraton Yogya tetap dihormati masyarakatnya yang mendalami mistisisme dan ilmu filsafat. Sore hari setelah keraton tertutup bagi pengunjung, para wanita dengan kostum tradisional Jawa terlihat sedang menyiram air dan bunga di pilar-pilar keraton dan menyalakan dupa untuk "membersihkan" keraton dari roh jahat.


Di sini Anda dapat berjalan-jalan di sekitar istana dan menelusuri setiap detail kecil di kompleks kerajaan. Saat Anda memasuki istana maka Anda akan menapakkan kaki ke tempat yang sejuk dan tenang, tempat yang jauh dari terlepas dari panas, keramaian, dan hirup pikuk dunia luar. Menikmati suasana damai sambil berjalan-jalan di sekitar istana.

Di pintu masuk utama, Anda akan melihat sebuah penghalang besar atau baturana yang dirancang untuk mencegah roh jahat masuk. Hal ini diyakini bahwa roh jahat sulit untuk berbelok ke sudut dan lebih memilih untuk berjalan lurus.

Saat Anda pertama kali mendekati istana maka berjalan melalui sebuah paviliun atau pagelaran tempat kementerian sultan dan pasukannya berkumpul. Saat ini ruangan ini digunakan untuk pertunjukan musik dan teater pada acara-acara khusus seperti ulang tahun sultan.

Di belakang paviliun pertama terdapat Siti Hinggil atau 'Tanah yang dipertinggi’ untuk  penobatan raja. Anda dapat membayangkan langsung bagaimana kehidupan seorang calon sultan saat berdiri di sini dengan cemas menunggu untuk dinobatkan.

Sebagian besar paviliun atau "pendopo" adalah bangunan dengan ruang udara terbuka sampingnya, dihiasi oleh pilar-pilar berukir hiasan indah.


Salah satu bangunan yang paling mengesankan di sini adalah Bangsal Kencono adalah 'paviliun bertahtakan emas'. Bangunan megah ini merupakan contoh kesenian Jawa yang mencerminkan keragaman agama dan budaya daerah. Atap paviliun yang dihiasi dengan pola Hindu merah, dengan kelopak teratai Budha berwarna emas di dasarnya, sedangkan pilar didekorasi dengan kaligrafi Arab hijau dan emas mengutip ayat dari Quran.

Pada sisi selatan dan timur halaman terdapat serangkaian kamar serba guna. Salah satu kamar-kamar ini digunakan untuk mempersiapkan teh untuk sultan setiap hari. Jika Anda beruntung mungkin Anda dapat melihat prosesi pagi hari saat para pelayan wanita setengah baya berjalan membawa teh di bawah payung kerajaan.
Paviliun lain digunakan sebagai pengadilan, di mana persidangan diselenggarakan.

Di mana-mana Anda akan melihat laki-laki dan perempuan mengenakan kostum tradisional sedang berjalan-jalan dan duduk yang merupakan rombongan pengadilan dan penjaga. Anda tidak akan menemukan penjaga militer di sini, karena Keraton diyakini dilindungi oleh kekuatan makhluk halus.

Sebelum Anda pergi, lihatlah kereta kerajaan yang dipajang di kandang Rotowijayan. Hiasan indah pada kereta ini adalah hadiah dari Belanda. Beberapa kereta memiliki fungsi khusus seperti Kyai Rotopraloyo sebagai kereta khusus untuk membawa peti mati sultan ke pemakaman kerajaan.

Akses masuk ke rumah untuk Sultan dan keluarganya adalah melalui pintu masuk yang terpisah, jauh dari pintu gerbang pengunjung. 

Parangtritis : Tempat Mistis dan Pemandangan Laut yang Spektakuler: Tempat Mistis dan Pemandangan Laut yang Spektakuler

Melarikan diri dari kesibuan kota dengan berkunjung ke pantai Parangtritis yang mistis dimana tebing batu yang menjulang tinggi berdiri dramatis di tepi pantai. Pantai ini dipenuhi pasir vulkanik hitam yang berkilauan di bawah sinar matahari. Jaraknya yang hanya sekitar 28 km dari Yogya, menjadikan perjalanan dan kunjungan ke pantai ini bisa di lakukan hanya dalam sehari. Mendengarkan gemuruh ombak, merasakan air laut menyentuh kaki Anda dan merasakan udara pantai yang sejuk membelai kulit Anda merupakan pengalaman yang luar bisa. Di sini Anda juga bisa melihat beberapa bukit yang hijau subur.
Dengan ombaknya yang lumayan besar dan air lautnya yang asin akan membuat Anda merasa segar kembali. Pada malam hari, cahaya bintang di atas pantai yang berwarna hitam keperakan memberikan kesan yang mistis, dan tidak akan sulit untuk memahami mengapa kesan mistis ini menyeruak di hati Anda, karena ada banyak mitos lokal tentang daerah ini. Seluruh daerah ini dipenuhi dengan pantai, gua, danau, jalan dan kuburan, berdiam dengan cerita mistis mereka masing-masing.
Apa yang membuat Parangtritis terlihat indah adalah karena pantai ini bukan hanya merupakan tempat liburan yang mempesona, namun juga merupakan tempat suci atau kramat. Menurut legenda, ketika Anda berkunjung ke sini Anda sedang memasuki kediaman Kanjeng Ratu Kidul, Ratu dari Pantai Selatan yang dikenal dengan pakaianya yang berwarna hijau. Untuk alasan ini, Anda dilarang untuk memakai pakaian berwarna hijau ketika berada di kawasan pantai ini karena Ratu Pantai Selatan akan murka.

Penduduk di sini terus menghormati kekuatan dari Ratu Pantai Selatan. Setiap tahunnya di Parangkusumo, 1 km di barat Parangtritis, Sultan Yogya membuat upacara persembahan kepada Ratu, yang diyakini sebagai permaisuri Sultan yang mistis. Orang Jawa lainnya juga dapat memberikan persembahan ketika mereka meminta bantuan, bimbingan atau berkah dari ratu pantai selatan ini.  

Goa Jomblang: Menikmati ‘Cahaya Surgawi’ dari sebuah Goa Istimewa di Yogyakarta 
 Selain warisan budaya yang kaya dan lestari, Yogyakarta juga dikelilingi alam nan indah. Mulai dari Gunung Merapi hingga Pantai Parangtritis yang menawarkan nuansa mistik.Tidak terkecuali  juga untuk kawasan batu karst Sewu yang membentang dari Kabupaen Gombong di Jawa Tengah hingga ke Kabupaten Pacitan di Jawa Timur. Anda dapat menemukan sebuah gua yang menawarkan petualangan istimewa.

Tempat yang dimaksud adalah Goa Jomblang yang terletak di Desa Jetis Wetan, Kecataman Semanu, Kabupaten Gunung Kidul, DI Yogyakarta. Tepatnya berada sekira 50 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, atau 10 kilometer dari Wonosari, ibukota Kabupaten Gunung Kidul. Meskipun belum familiar di telinga wisatawan umum namun pecinta alam dan backpackers sudah mengenalinya. Pada 2011, Goa Jomblang diperkenalkan ke dunia lewat tayangan CBS TV reality game show, The Amazing Race.

Goa Jomblang sebenarnya adalah salah satu dari ratusan goa yang ditemukan di Gunung Kidul. Jomblang adalah goa vertikal yang dibentuk oleh proses geologi ketika tanah dan semua vegetasi di atasnya runtuh ribuan tahun yang lalu. Goa Jomblang memiliki mulut goa dengan diameter 50 meter yang sekaligus berfungsi sebagai pintu masuk. Goa vertikal secara lokal disebut sebagai Luweng, itulah sebabnya mengapa goa ini dikenal sebagai Luweng Jomblang.

Untuk menyisir ke dalam Goa Jomblang, Anda harus memiliki kemampuan caving yang memadai dan siap sedia dengan alat seperti Rope Technique Tunggal (SRT) yaitu tali yang digunakan untuk naik turun gua secara vertikal. Akan tetapi, bukan berarti pemula tidak bisa menikmatinya.Ada banyak penjelajah goa profesional yang dapat membimbing Anda untuk mencapai dasar goa.

Tersedia 4 trek berbeda dengan ketinggian bervariasi. Pertama adalah VIP trek yang memiliki 15 meter rute jalan kaki di atas lereng curam dan 20 meter rute SRT. VIP trek dikenal sebagai rute paling umum dan paling mudah. Tiga trek lainnya memberikan tantangan lebih sulit karena pengunjung harus menuruni garis SRT dengan ketinggian 80 meter untuk trek A, 60 meter untuk trek B dan 40 meter untuk trek C.

Ini akan menjadi petualangan yang tidak terlupakan ketika kaki Anda telah menapak ke dasar goa. Meskipun sangat dalam, sinar Matahari masih dapat menyusup. Anda pun dapat menemukan pepohonan rimbun, lumut, tanamah pakis dan semak-semak yang menjadi interior alam dari goa. Disebut juga hutan alam karena flora di sini tidak pernah berhenti tumbuh sehingga membentuk ekologi yang unik.

Sekira 500 meter dari dasar goa terdapat lorong alami yang mengubungkan Goa Jomblang dengan Goa Grubug. Anda akan disambut dengan stalagmit hijau kecokelatan. Sinar Matahari yang menembus kegelapan menciptakan tontonan menakjubkan yang sulit Anda temukan di tempat lain. Cahaya itulah yang menerangi stalaktit dan stalagmit sehingga lantai gua begitu cantik. Bahkan sebagian orang menyebutnya dengan ‘Cahaya Surgawi’.

Di utara stalagmit terdapat sungai. Saat musim kemarau, Anda bisa menjelajahinya dengan perahu karet. Sungai ini mengubungkan dasar Gua Grubug dengan beberapa gua lain di kawasan pegunungan karst. Akan tetapi, selama musim hujan, debit air meningkat tajam dan signifikan sehingga perahu tidak dianjurkan untuk beroperasi.

Tidak ada komentar: