Taman Nasional Meru Betiri: Atraksi Penyu dan Petualangan Alam Bebas
Inilah salah satu taman nasional terbaik
di Pulau Jawa dengan luas 58.000 hektar dan memiliki 5 vegetasi yaitu:
hutan pantai, hutan mangrove, hutan rawa, hutan rheophyte, dan hutan
hujan dataran rendah. Anda dapat melakukan wisata petualangan hutan dan
pantai di sini.
Saat Anda datang ke sini dan melihat hewan-hewannya maka biarkanlah keberadaan dan kemunculan mereka sebagai bagian dari tampilan atraksi bagi Anda. Tidak ada yang lebih patut diambil dari taman nasional ini kecuali oleh-oleh cerita atau potret keindahannya melalui kamera Anda.
Taman Nasional Meru Betiri
terletak di pesisir selatan, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Nama Meru
Betiri sendiri diambil dari nama gunung yang ada di dalam kawasan Taman
Nasional ini yaitu Gunung Meru (500 meter dpl) dan Gunung Betiri (1200
meter dpl).
Meru Beriti merupakan rumah bagi habitat terakhir harimau loreng jawa (Panthera tigris sondaica).
Hewan tersebut tidak pernah dapat ditemukan lagi dan diperkirakan telah
punah menyusul 3 jenis harimau lain yang telah punah terlebih dahulu
yaitu harimau kaspia dari Iran, harimau bali dan harimau jawa dari
Indonesia. Di dunia ada 8 jenis harimau dan Indonesia adalah yang salah
satunya yang memiliki jenis beragam.
Flora jenis langka dan dilindungi di sini adalah Balanhopora fungosa yaitu tumbuhan jenis parasit yang hanya terdapat di sekitar Teluk Hijau dan Bandealit.
Taman Nasional Meru Betiri adalah lokasi sempurna bagi Anda yang hobi berpetualang di alam bebas.
Di Taman Nasional Meru Betiri ada 29
jenis mamalia dan 180 jenis burung, semuanya termasuk satwa yang
dilindungi. Satwa-satwa tersebut di antaranya adalah penyu lekang/ridel (Lepidochelys olivacea), banteng (Bos javanicus javanicus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), harimau Jawa (Panthera tigris sondaicus), macan tutul (Panthera pardus melas), ajag (Cuon alpinus javanicus), bajing terbang ekor merah (Iomys horsfieldii), merak (Pavo muticus), penyu belimbing (Dermochelys coriacea), penyu sisik (Eretmochelys imbricata), penyu hijau (Chelonia mydas), kucing hutan (Prionailurus bengalensis javanensis), rusa (Cervus timorensis russa), (Cervus unicolor),
Accipiter trivirgatus, Falco moluccensis, Hieraaetus kienerii, Otus
lempiji, Glaucidium castanopterum, elang Spizaetus alboniger.
Sementara tumbuhan yang menghuninya sekitar 293 jenis diantaranya adalah: bunga raflesia (Rafflesia zollingeriana), beberapa jenis tumbuhan lainnya seperti bakau (Rhizophora sp.), bungur (Lagerstroemia speciosa), pulai (Alstonia scholaris), bendo (Artocarpus elasticus), api-api (Avicennia sp.), waru (Hibiscus tiliaceus), nyamplung (Calophyllum inophyllum), rengas (Gluta renghas), dan beragam tumbuhan obat-obatan.
G-land: Memburu Ombak Legendaris di Pantai Plengkung
Indonesia bangga memiliki Pantai
Plengkung di ujung timur Pulau Jawa. Selain karena keindahan dan
kealamiannya, juga pesisir yang bentuknya melengkung panjang ini
merupakan salah satu tempat berselancar terbaik di dunia. Pantai
Plengkung atau lebih popular disebut G-Land menawarkan surga bagi surfer untuk menunggang ombak luar biasa, mendunia, dan legendaris.
Pantai Plengkung dijuluki “The Seven Giant Waves Wonder" oleh peselancar asing karena memiliki 7 gulungan ombak hingga 6 meter tingginya.
Ada beberapa konotasi mengapa Pantai Pelengkung disebut G-Land. Huruf ‘G’ untuk G-Land memiliki tiga pengertian beragam. Pertama, untuk huruf awal kata “Great” sebagai gambaran ombaknya yang luar biasa. Kedua, untuk huruf awal kata “Green” atau kadang “Green Land” karena lokasinya tidak jauh dari hamparan hutan hujan tropis tua yang hijau yaitu Taman Nasional Alas Purwo. Ketiga, merujuk pada ‘G’ untuk awal huruf kata ‘Grajagan,’
sebuah pantai dan pelabuhan tempat perahu nelayan yang dipakai
wisatawan untuk mencapai Plengkung. Sebutan G-land juga berarti karena
Plengkung berada di Teluk Grajagan yang menyerupai huruf G.
Keunikan ombak di G-Land ini adalah baru
pecah setelah 1 hingga 2 km dari arah timur ke barat dengan ketinggian
mencapai 4-6 meter dalam interval 5 menit. Dengan kondisi tersebut
membuat peselancar proffesional dapat menikmati gulungan ombak atau “barrel”
yang lebih lama dan panjang. Oleh karena itu tidaklah mengherankan
Plengkung sudah lima kali menjadi tuan rumah ajang surfing
internasional.
Dengan formasi ombak raksasa datang susul-menyusul sebanyak 7 lapis dan bersusun "go to left" membuatnya cocok ditunggangi peselancar kidal. Inilah yang membuat G-Land menjadi idaman dunia surfing internasional dan salah satu pantai yang mempunyai ombak terbaik di dunia.
Selain di Plengkung, hanya Hawaii,
Australia, dan Afrika Selatan saja yang memiliki ombak menantang seperti
itu. Ombak di Plengkung adalah nomor dua setelah Hawaii. Hawaii sendiri
memiliki ombak terus-menerus sepanjang tahun. Puncak ombak di Plengkung
hanya ada di bulan-bulan tertentu antara April hingga Agustus.
Bob Laverty dan Bill Boyum adalah orang
pertama yang mempopularkan pantai dan ombak di Plengkung tahun 1972.
Mereka kemudian mendirikan surf camp di sana dan akhirnya
dikenal luas peselancar kelas dunia dari berbagai negara. Berikutnya,
Bobby Radiasa seorang peselancar dari Bali mengembangkan surf camp dan mengelolanya hingga saat ini.
Hamparan pantai berpasir putih di
kawasan ini diselimuti kawasan hutan yang masih alami dan jauh dari
kebisingan hiruk pikuk perkotaan. Jelasnya di sini tak cukup sinyal
handphone untuk aktif, tidak pula terjangkau jaringan televisi, serta
tidak ada pula pedagang kaki lima. Semua itu telah menjadikannya
Plengkung sebagai kawasan paling ideal untuk Anda yang ingin berselancar
dan benar-benar menjauh sejenak dari peradaban kota.
Tinggi ombak di Plengkung ini cenderung
kurang tepat bagi peselancar pemula. Akan tetapi, Anda tidak perlu cemas
apabila tidak bisa berselancar karena pemandangan alam kawasan ini
sangat menawan dan luar biasa.
Pagi hari setelah sarapan,
berjalan-jalanlah menyusuri pantai pasir putih Plengkung. Pasirnya
benar-benar putih seperti butiran kristal dan kaki Anda akan terbenam
menginjaknya. Sejauh mata memandang tak kalah indah karena ada hamparan
air laut luas membentang.
Pukul 10 pagi, Anda dapat menonton para
surfer terjun ke laut. Menyaksikan atraksi luar biasa dari kejauhan di
rumah panggung yang memang disediakan bagi penonton. Sangat disarankan
Anda membawa teropong agar dapat melihat para surfer beraksi karena
ombak besarnya memang agak ke tengah laut. Bagi Anda yang hobi fotografi
maka perlu lensa binocular tentunya di sini.
Bagi Anda yang ingin belajar berselancar
jangan khawatir, di Pantai Batu Lawang adalah tempat yang tepat untuk
belajar dan menjajal ombak many track. Lokasinya tidak jauh
dari Plengkung. Jika ditempuh dengan jalan kaki memakan waktu sekitar 20
menit. Wisatawan mancanegara sering menyebut ombak di daerah tersebut
dengan sebutan "twenty-twenty" yang artinya 20 menit mendayung ke tengah dan 20 menit menikmati titian ombak.
Pantai Balekambang: Tanah Lot di Pulau Jawa
Sebuah
pura Hindu anggun berdiri pada sebuah batu raksasa yang menghadap ke
samudera luas dan pasir putihnya merangkul gelombang yang datang ke
pantai. Pemandangan yang cantik ini bukan di Tanah Lot, Bali, melainkan pemandangan spektakuler Pantai Balekambang di sebelah selatan Kabupaten Malang. Pantai indah yang tersembunyi ini melengkapi deretan tujuan wisata memukau di Jawa Timur selain Gunung Bromo dan Kota Batu. Pantai Balekambang tepatnya berada di Desa Srigoco, Kecamatan Bantur, sekira 70 kilometer arah selatan Kota Malang. Pantai
Balekambang ditandai dengan tiga pulau batu yang dinamai sesuai
karakter pewayangan, yaitu: Pulau Anoman, Pulau Wisanggeni, dan Pulau
Ismoyo. Pulau Wisanggeni terhubung ke pantai dan Pulau Ismoyo oleh
jembatan beton sepanjang 100 meter. Di Pulau Ismoyo berdiri dengan
anggunnya Pura Amerta Jati atau juga dikenal sebagai Pura Ismoyo. Pura
ini memiliki karakteristik yang berbeda dari pura-pura Hindu di Bali
namun memiliki pemandangan candi di pulau batu berikut jembatan
penghubungnya yang menantang laut biru yang luas tak kalah cantik.
Kecantikan dan pesonanya semakin spektakuler saat Matahari terbenam di
balik cakrawala; menyuguhkan siluet pura berlatar langit senja berwarna
kuning keemasan.
Pura Amerta Jati atau Pura Ismoyo ini dibangun tahun 1985 oleh Bupati Malang, Edi Slamet. Didesain mengikuti Pura Tanah Lot yang terkenal di Bali, pura ini juga merupakan tempat suci bagi pengikut Hindu, tempat dilaksanakannya ritual keagamaan. Salah satu ritualnya Jalani Dhipuja yang dilakukan tiga hari sebelum ritual Nyepi, sebagai bagian dari rangkaian merayakan Saka atau Hindu Tahun Baru. Puncak utama dari ritual Jalani Dhipuja adalah Jolen Larung, yaitu melarung persembahan ke laut sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan untuk semua berkat-Nya dan untuk mengusir kemalangan di masa yang akan datang.
Meskipun lokasinya terpencil, Pantai Balekambang memiliki semua fasilitas yang diperlukan wisatawan. Mulai dari warung makanan, restoran, penjaga pantai, toko suvenir, toilet umum, hingga penginapan sederhana.
Pura Amerta Jati atau Pura Ismoyo ini dibangun tahun 1985 oleh Bupati Malang, Edi Slamet. Didesain mengikuti Pura Tanah Lot yang terkenal di Bali, pura ini juga merupakan tempat suci bagi pengikut Hindu, tempat dilaksanakannya ritual keagamaan. Salah satu ritualnya Jalani Dhipuja yang dilakukan tiga hari sebelum ritual Nyepi, sebagai bagian dari rangkaian merayakan Saka atau Hindu Tahun Baru. Puncak utama dari ritual Jalani Dhipuja adalah Jolen Larung, yaitu melarung persembahan ke laut sebagai simbol rasa syukur kepada Tuhan untuk semua berkat-Nya dan untuk mengusir kemalangan di masa yang akan datang.
Meskipun lokasinya terpencil, Pantai Balekambang memiliki semua fasilitas yang diperlukan wisatawan. Mulai dari warung makanan, restoran, penjaga pantai, toko suvenir, toilet umum, hingga penginapan sederhana.
Pantai Balekambang yang berjarak sekira 70 kilometer dari Kota Malang
adalah destinasi pantai yang layak untuk dikunjungi. Pantainya yang
indah, cocok sebagai tempat rekreasi atau sekedar menikmati pemandangan.
Bentang pantai berpasir putih sepanjang 2 kilometer berpadu dengan
suara ombak yang mengamuk memukul pantai menyajikan keindahan yang unik.
Di pantai ini juga berjejer pepohonan sebagai tempat berteduh bagi
pengunjung dari sengat Matahari. Hal tersebut menjadikan pantai cantik
ini sebagai tempat sempurna untuk berbaring dan melepaskan kepenatan
rutinitas sehari-hari perkotaan.
Selain bersantai di pasir putihnya, di pantai yang dangkal ini Anda juga dapat berenang atau hanya bermain-main di perairannya. Akan tetapi, perlu berhati-hati jangan sampai berenang melewati batas aman yang ditandai dengan bendera merah. Pantai ini terkenal karena pusaran arus bawahnya. Kegiatan lain yang tak boleh dilewatkan adalah menantikan Matahari tenggelam, lalu mengabadikan siluet keindahan pura Hindu yang bentuknya berbeda dari pura di Bali namun sekilas lebih mirip dengan candi-candi kuno di Jawa Timur.
Untuk menikmati suguhan wisata budaya atau religi, datanglah ke pantai ini 3 hari menjelang Perayaan Nyepi. Pada hari itu akan diadakan upacara Jalani Diphuja di Pura Amerta Jati, yaitu upacara pembersihan diri yang merupakan rangkaian perayaan Nyepi. Pada ritual tersebut, akan ada upacara melarung sesajen ke laut sebagai persembahan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus memohonkan keselamatan untuk masa yang akan datang.
Selain bersantai di pasir putihnya, di pantai yang dangkal ini Anda juga dapat berenang atau hanya bermain-main di perairannya. Akan tetapi, perlu berhati-hati jangan sampai berenang melewati batas aman yang ditandai dengan bendera merah. Pantai ini terkenal karena pusaran arus bawahnya. Kegiatan lain yang tak boleh dilewatkan adalah menantikan Matahari tenggelam, lalu mengabadikan siluet keindahan pura Hindu yang bentuknya berbeda dari pura di Bali namun sekilas lebih mirip dengan candi-candi kuno di Jawa Timur.
Untuk menikmati suguhan wisata budaya atau religi, datanglah ke pantai ini 3 hari menjelang Perayaan Nyepi. Pada hari itu akan diadakan upacara Jalani Diphuja di Pura Amerta Jati, yaitu upacara pembersihan diri yang merupakan rangkaian perayaan Nyepi. Pada ritual tersebut, akan ada upacara melarung sesajen ke laut sebagai persembahan rasa syukur kepada Tuhan dan sekaligus memohonkan keselamatan untuk masa yang akan datang.
Air Terjun Madakaripura : Menelusuri Tempat Meditasi Terakhir Patih Gajah Mada
Memasuki Kabupaten Probolinggo, setelah terkesan keindahan panorama Gunung Bromo,
berikutnya Anda dapat menikmati pemandangan spektakuler lainnya yang
memukau namun terpencil. Itulah Air Terjun Madakaripura yang memesona.
Sebuah air terjun yang cantik dan masih berada dalam kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru karenanya dapat menjadi destinasi tambahan bagi pendaki Gunung Bromo. Lokasi Air Terjun Madakaripura tidak terlalu jauh dari Gunung Bromo, tepatnya di dekat Desa Sapih, Kabupaten Lombang. Jaraknya sekira 3 jam berkendara dari ibu kota Jawa Timur, yaitu Surabaya.
Air Terjun Madakaripura diyakini sebagai tempat meditasi terakhir Patih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit. Air terjun yang menjulang tinggi ini dijuluki air terjun abadi karena tidak pernah berhenti mencurahkan tirai air halus serupa curahan hujan bagi orang-orang yang dapat melintas di bawahnya.
Lokasi air terjun spektakuler ini tersembunyi di ujung lembah yang dalam di kaki bukit Pegunungan Tengger. Untuk sampai ke air terjun ini, Anda perlu berjalan sekira 20 menit menyeberangi sungai dan jalan berbatu sebelum sampai di pintu masuk. Akan tetapi, suguhan pemandangan yang hijau indah di sepanjang jalan adalah hiburan tersendiri yang dapat mengobati rasa lelah. Patung besar Patih Majapahit, Gajah Mada dalam posisi duduk meditasi akan menyapa setiap pengunjung sebelum mereka melanjutkan perjalanan lebih jauh ke pusat air terjun.
Kemegahan alam pegunungan adalah latar yang sempurna bagi air terjun yang menyimpan nilai historis Kerajaan Majapahit ini. Suara gemuruh air yang kian dekat kian keras berpadu dengan keindahan tirai air terjun di kejauhan adalah suguhan alam yang tidak hanya akan memuaskan mata tetapi juga menyegarkan tubuh dan jiwa.
Meskipun belum sampai tepat di air terjun, berhati-hatilah karena besar kemungkinan Anda akan basah oleh tirai air yang menghujani dari tebing-tebing yang Anda lalui. Untuk melindungi diri agar tidak basah, sebaiknya bawalah jas hujan atau payung. Terdapat jasa penyewaan payung dan penjualan kantong plastik untuk melindungi barang-barang berharga Anda, seperti kamera dan lainnya, di sepanjang jalan menuju air terjun.
Jalur yang Anda lalui akan berakhir di sebuah lembah berbentuk seperti tabung dimana air terjun berketinggian 200 meter tampak gagah menjulang. Air Terjun Madakaripura bahkan dijuluki sebagai air terjun tertinggi di Jawa dan air terjun tertinggi kedua di Indonesia setelah Air Terjun Sigura-gura di dekat Danau Toba, Sumatera Utara. Ketinggian air terjun ini saja dengan sendirinya adalah sebuah kemegahan alam yang memesona dan mengagumkan dan harus disaksikan sendiri untuk merasakan sensasi megahnya secara utuh.
Terdapat sebuah gua di sekitar air terjun yang dipercaya sebagai lokasi terakhir Patih Gajah Mada bermeditasi. Menurut sumber terlulis kuno Jawa di abad 14, Negarakretagama, Madakaripura adalah sebidang tanah yang diberikan kepada Patih Gajah Mada oleh Raja Majapahit, Hayam Wuruk. Gajah Mada sendiri adalah patih yang paling terkenal dalam sejarah kerajaan besar di Nusantara, yaitu Majapahit (1293-1500 SM). Gajah Mada disebut-sebut sebagai tokoh utama yang berhasil mempersatukan seluruh Nusantara (Nuswantara) di bawah kerajaan Majapahit. Cakupan wilayah kekuasaan Majapahit yang berjaya meliputi wilayah Singapura, Malaysia, Brunei, Thailand Selatan, Filipina dan Timor Timur; diperkuat dengan sumpah sang patih yang terkenal, yaitu Sumpah Palapa.
Konon, sumber kekuatan sang patih yang luar biasa berasal dari dalam gua di dekat Air Terjun Madakaripura. Di sana Gajah Mada sering datang untuk bermeditasi. Patih Gajah Mada bahkan memilih gua tersebut sebagai tempat meditasi terakhirnya sebelum ia diyakini oleh orang Jawa kuno mencapai moksa—menghilang secara spiritual dan fisik dari muka bumi. Berdasarkan kepercayaan ini, masih banyak orang yang datang ke air terjun ini untuk bermeditasi atau melakukan ritual, terutama pada malam 1 Suro, Tahun Baru Jawa.
Sebagai tempat yang signifikan secara historis, skaral, dan kondisi alam yang memukau, Madakaripura adalah salah satu destinasi yang layak dikunjungi saat Anda datang ke Jawa Timur.
Dikelilingi
oleh tembok luar biasa tinggi, debit Air Terjun Madakaripura yang jatuh
ke sebuah ruang alami serupa tabung tersebut terkesan mistis namun
memukau siapa saja yang melihatnya. Di dalam "ruang" berketinggian 200
meter, pesona sinar matahari yang menyorot lumut hijau basah di dinding
berbatu disertai suara gemuruh air adalah sebuah keindahan tontonan yang
tidak mungkin ditemukan di tempat lain.
Menyaksikan batu-batu besar, air terjun yang tak henti-hentinya jatuh, dan lumut hijau yang berkilau disepuh matahari, Anda perlu juga menatap ke langit sambil membenamkan diri dalam keindahan alam yang memukau. Air kolam berwarna kehijauan di kaki air terjun siap menyambut Anda untuk bermain-main di sana. Anda harus datang langsung dan merasakan sendiri pesona mistis berbalut sejarah di sebuah tempat yang dibentuk alam dengan indahnya.
Tentunya, mengabadikan keindahan alam yang spesial ini tak boleh dilewatkan. Memandangi foto hasil rekaman kamera akan dapat sedikit menghadirkan kembali sensasi kesan dan menggugah kenangan Anda saat merasakan keajaiban sebuah tempat, meski pengalaman tersebut sudah lewat bertahun-tahun lamanya.
Menyaksikan batu-batu besar, air terjun yang tak henti-hentinya jatuh, dan lumut hijau yang berkilau disepuh matahari, Anda perlu juga menatap ke langit sambil membenamkan diri dalam keindahan alam yang memukau. Air kolam berwarna kehijauan di kaki air terjun siap menyambut Anda untuk bermain-main di sana. Anda harus datang langsung dan merasakan sendiri pesona mistis berbalut sejarah di sebuah tempat yang dibentuk alam dengan indahnya.
Tentunya, mengabadikan keindahan alam yang spesial ini tak boleh dilewatkan. Memandangi foto hasil rekaman kamera akan dapat sedikit menghadirkan kembali sensasi kesan dan menggugah kenangan Anda saat merasakan keajaiban sebuah tempat, meski pengalaman tersebut sudah lewat bertahun-tahun lamanya.
Pulau Sempu: Menyibak Keindahan Laguna Segara Anakan yang Menawan
Lupakan
kenyamanan dunia modern saat memasuki kawasan hutan konservasi yang
menyembunyikan sebuah laguna nan memukau di Jawa Timur. Kawasan
terpencil yang tenar di kalangan wisatawan tersebut bernama Pulau Sempu.
Lokasinya berada di pantai selatan Kabupaten Malang dan secara
administratif masuk Desa Tambak Rejo Desa, Kecamatan Sumbermanjing
Wetan.
Pulau Sempu berada tak jauh dari Pantai Sendang Biru. Dari Kota Malang, lokasinya sekira 80 kilometer dan dari ibu kota Jawa Timur, Surabaya jaraknya sekira 180 kilometer. Pulau yang ditumbuhi pepohonan tropis seluas 877 hektar ini adalah cagar alam yang di kelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA) dan Departemen Kehutanan Indonesia. Secara resmi tempat ini diakui sebagai cagar budaya sejak 1928 pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Daya tarik utama pulau kecil nan cantik ini adalah Laguna Segara Anakan yang terletak sekira 2,5 km arah selatan pulau. Tersembunyi jauh di lingkar hutan tropis yang lebat, laguna seluas sekira 4 hektar tersebut merupakan tempat yang menawan. Pantai berpasir putih bertemu dengan birunya air yang tenang dan terpisah dari lautan lepas sebab dikelilingi batuan karang. Air di Laguna Segara Anakan ini tenang dan karenanya merupakan tempat yang sempurna untuk berenang. Dengan lokasinya yang terpencil dan jalur yang agak sulit diakses, Segara Anakan menyuguhkan suasana intim dan privat.
Perjalanan menuju Sempu adalah petualangan yang menantang siapa saja yang ingin menjamah Laguna Segara Anakan. Petualangan dimulai dengan menyeberangi selat dari Pantai Sendang Biru menuju ke Teluk Semut (Ant Bay) di Pulau Sempu. Dari sini, perjalanan dilanjutkan melalui jalur trekking selama sekira dua jam melalui hutan lebat dan melintasi jalan curam dan terjal sebelum tiba di lokasi laguna. Meski jalur yang dilalui agak sulit dan licin tetapi usaha menyaksikan keindahan yang ditawarkan laguna cantik yang tersembunyi ini memang layak diperjuangkan. Apabila Anda membutuhkan kapal dan jasa pemandu untuk menuju Pulau Sempu, Anda dapat mencarinya di daerah Pantai Sendang Biru.
Sebagai cagar alam, Pulau Sempu memiliki berbagai jenis ekosistem mulai dari hutan pantai, hutan bakau, dan hutan tropis dataran rendah yang mendominasi seluruh pulau. Vegetasi yang ditemukan di Pulau Sempu diantaranya adalah bendo (Artocarpus elasticus), triwulan (Terminalia), wadang (Pterocarpus javanicus), ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus), pandan (Pandanus tectorius), Mangrove (Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata), dan banyak lagi. Menariknya, nama Sempu dikatakan diambil dari nama salah satu jenis pohon yang ditemukan di pulau itu, namun pohon tersebut hampir sulit ditemukan saat ini.
Cagar Alam Sempu adalah juga rumah bagi satwa liar, antara lain: monyet jawa (Tracypithecus auratus), monyet hitam (Presbitis cristata Pyrrha), Kera abu-abu/ Grey Macaques (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus sp), kijang (Muntiacus muntjak), kancil/ rusa kecil (Tragulus javanicus), udang (Alcedo Athis), ikan belodok (Periopthalmus sp), kepiting (Ocypoda stimsoni), dan masih banyak lagi. Ada juga beberapa jenis reptil termasuk kadal raksasa dan ular serta beberapa jenis burung yang mencari tempat berlindung di pulau itu.
Gua Gong: Menelusuri Gua Tercantik se-Asia Tenggara
Telusuri 7 ruang dan 4 sendang atau sungai mata air yang tersembunyi di kedalaman gua sambil menikmati keindahan konturnya yang unik. Keindahan interior alami gua dapat dinikmati dengan menyusuri jalan setapak berpagar besi sepanjang lebih kurang 300 meter.
Tiap ruang memiliki luas dan menawarkan keindahan yang berbeda. Tiap ruang seolah dipisahkan dengan pintu kecil penghubung antar ruang dan harus meniti tangga turun yang khusus dibangun untuk kepentingan wisatawan. Menelusuri gua cantik ini akan memberi pengalaman tersendiri dan mengajak Anda untuk menakjubi keindahan yang ditawarkan alam.
Tahun 1996, Pemerintah Kabupaten Pacitan membangun fasilitas tangga jalan, pagar, lampu penerangan, dan memasang kipas angin untuk mengatasi kepengapan di dalam gua. Lampu sorot warna-warni memberikan efek khusus pada stalaktit dan stalakmit yang memenuhi interior gua dan membuatnya kian memukau. Kontur gua yang semula berwarna putih gading atau coklat kekuningan kian semarak dengan paduan warna merah, biru, kuning, dan hijau. Inilah daya tarik utama lainnya yang ditawarkan gua ini.
Namun begitu, pemasangan kipas angin dan lampu-lampu tersebut mengundang kontra sebagian orang. Lampu sorot yang memancarkan panas dapat mengurangi aliran air yang mengucur melalui stalaktit. Kelembapan alami gua juga berkurang dengan adanya kipas angin.
Gua Gong merupakan gua horizontal yang berarti bahwa untuk menelusurinya tidak memerlukan peralatan dan keahlian khusus. Apalagi, fasilitas yang dibangun memberi kemudahan akses bagi pengunjung. Gua Gong hanya memiliki satu akses pintu masuk sekaligus pintu keluar. Pengunjung harus mengeksplorasi gua melalui rute satu arah yang memutar, mulai dari pintu masuk hingga keluar di pintu yang sama.
Pulau Sempu berada tak jauh dari Pantai Sendang Biru. Dari Kota Malang, lokasinya sekira 80 kilometer dan dari ibu kota Jawa Timur, Surabaya jaraknya sekira 180 kilometer. Pulau yang ditumbuhi pepohonan tropis seluas 877 hektar ini adalah cagar alam yang di kelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur (BBKSDA) dan Departemen Kehutanan Indonesia. Secara resmi tempat ini diakui sebagai cagar budaya sejak 1928 pada masa pemerintahan Hindia Belanda.
Daya tarik utama pulau kecil nan cantik ini adalah Laguna Segara Anakan yang terletak sekira 2,5 km arah selatan pulau. Tersembunyi jauh di lingkar hutan tropis yang lebat, laguna seluas sekira 4 hektar tersebut merupakan tempat yang menawan. Pantai berpasir putih bertemu dengan birunya air yang tenang dan terpisah dari lautan lepas sebab dikelilingi batuan karang. Air di Laguna Segara Anakan ini tenang dan karenanya merupakan tempat yang sempurna untuk berenang. Dengan lokasinya yang terpencil dan jalur yang agak sulit diakses, Segara Anakan menyuguhkan suasana intim dan privat.
Perjalanan menuju Sempu adalah petualangan yang menantang siapa saja yang ingin menjamah Laguna Segara Anakan. Petualangan dimulai dengan menyeberangi selat dari Pantai Sendang Biru menuju ke Teluk Semut (Ant Bay) di Pulau Sempu. Dari sini, perjalanan dilanjutkan melalui jalur trekking selama sekira dua jam melalui hutan lebat dan melintasi jalan curam dan terjal sebelum tiba di lokasi laguna. Meski jalur yang dilalui agak sulit dan licin tetapi usaha menyaksikan keindahan yang ditawarkan laguna cantik yang tersembunyi ini memang layak diperjuangkan. Apabila Anda membutuhkan kapal dan jasa pemandu untuk menuju Pulau Sempu, Anda dapat mencarinya di daerah Pantai Sendang Biru.
Sebagai cagar alam, Pulau Sempu memiliki berbagai jenis ekosistem mulai dari hutan pantai, hutan bakau, dan hutan tropis dataran rendah yang mendominasi seluruh pulau. Vegetasi yang ditemukan di Pulau Sempu diantaranya adalah bendo (Artocarpus elasticus), triwulan (Terminalia), wadang (Pterocarpus javanicus), ketapang (Terminalia catappa), waru laut (Hibiscus tiliaceus), pandan (Pandanus tectorius), Mangrove (Rhizophora mucronata dan Rhizophora apiculata), dan banyak lagi. Menariknya, nama Sempu dikatakan diambil dari nama salah satu jenis pohon yang ditemukan di pulau itu, namun pohon tersebut hampir sulit ditemukan saat ini.
Cagar Alam Sempu adalah juga rumah bagi satwa liar, antara lain: monyet jawa (Tracypithecus auratus), monyet hitam (Presbitis cristata Pyrrha), Kera abu-abu/ Grey Macaques (Macaca fascicularis), babi hutan (Sus sp), kijang (Muntiacus muntjak), kancil/ rusa kecil (Tragulus javanicus), udang (Alcedo Athis), ikan belodok (Periopthalmus sp), kepiting (Ocypoda stimsoni), dan masih banyak lagi. Ada juga beberapa jenis reptil termasuk kadal raksasa dan ular serta beberapa jenis burung yang mencari tempat berlindung di pulau itu.
Gua Gong: Menelusuri Gua Tercantik se-Asia Tenggara
Kota Pacitan terkenal dengan
julukan kota 1001 gua karena memang di sini terdapat banyak gua. Akan
tetapi, dari sekian banyak gua yang ada, terdapat satu gua yang
keindahannya disebut-sebut sebagai yang terindah se-Asia Tenggara, yaitu
Gua Gong.
Gua Gong terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Pacitan, Jawa Timur. Berjarak sekira 37 kilometer dari Kota Pacitan, menuju gua ini harus melewati jalan berliku dengan latar tebing dan jurang pegunungan. Meski begitu, keindahan yang disuguhkan dengan interior yang unik dan cantik oleh variasi stalaktit dan stalakmitnya memang layak disambangi.
Selain keindahan bentuk stalaktit dan stalagmitnya, keunikan Gua Gong juga adalah karena stalaktit dan stalakmit tertentu dapat berbunyi seperti gong ketika dipukul. Dari sinilah gua ini mendapatkan namanya. Konon, dulu gua ini dianggap angker karena sering terdengar suara gamelan, termasuk bunyi suara gong dari dalam gua.
Berdasarkan cerita turun-temurun yang berkembang di masyarakat dan sebagaimana tertulis di salah satu sisi dinding gua, Gua Gong ditemukan dua sesepuh Desa Bomo, yaitu Mbah Noyo Soemito dan Mbah Joyo Rejo. Tahun 1924, Pacitan dilanda kekeringan dan karenanya kedua lelaki tersebut berusaha mencari sumber air di dalam Gua Gong hingga menemukan empat mata air.
Kemudian, sepeninggal Mbah Noyo, Gua Gong tidak pernah lagi disinggahi penduduk hingga pada 5 Maret 1995 masyarakat setempat berinisiatif mencari kembali keberadaan gua dan kini membukanya untuk umum. Di sebelah kanan mulut gua tampak tulisan yang mencantumkan nama penemu Gua Gong tahun 1924 dan delapan warga yang membuka gua untuk umum tahun 1995
Dari mulut gua yang tak begitu lebar, Anda mungkin tidak mengantisipasi ruang-ruang luas di dalamnya yang terbilang cukup luas dan akan mengundang decak kagum. Anda bisa memasuki dan menjelajahi gua baik dengan ditemani pemandu atau pun tidak.
Gua Gong terletak di Dusun Pule, Desa Bomo, Kecamatan Punung, Pacitan, Jawa Timur. Berjarak sekira 37 kilometer dari Kota Pacitan, menuju gua ini harus melewati jalan berliku dengan latar tebing dan jurang pegunungan. Meski begitu, keindahan yang disuguhkan dengan interior yang unik dan cantik oleh variasi stalaktit dan stalakmitnya memang layak disambangi.
Selain keindahan bentuk stalaktit dan stalagmitnya, keunikan Gua Gong juga adalah karena stalaktit dan stalakmit tertentu dapat berbunyi seperti gong ketika dipukul. Dari sinilah gua ini mendapatkan namanya. Konon, dulu gua ini dianggap angker karena sering terdengar suara gamelan, termasuk bunyi suara gong dari dalam gua.
Berdasarkan cerita turun-temurun yang berkembang di masyarakat dan sebagaimana tertulis di salah satu sisi dinding gua, Gua Gong ditemukan dua sesepuh Desa Bomo, yaitu Mbah Noyo Soemito dan Mbah Joyo Rejo. Tahun 1924, Pacitan dilanda kekeringan dan karenanya kedua lelaki tersebut berusaha mencari sumber air di dalam Gua Gong hingga menemukan empat mata air.
Kemudian, sepeninggal Mbah Noyo, Gua Gong tidak pernah lagi disinggahi penduduk hingga pada 5 Maret 1995 masyarakat setempat berinisiatif mencari kembali keberadaan gua dan kini membukanya untuk umum. Di sebelah kanan mulut gua tampak tulisan yang mencantumkan nama penemu Gua Gong tahun 1924 dan delapan warga yang membuka gua untuk umum tahun 1995
Dari mulut gua yang tak begitu lebar, Anda mungkin tidak mengantisipasi ruang-ruang luas di dalamnya yang terbilang cukup luas dan akan mengundang decak kagum. Anda bisa memasuki dan menjelajahi gua baik dengan ditemani pemandu atau pun tidak.
Telusuri 7 ruang dan 4 sendang atau sungai mata air yang tersembunyi di kedalaman gua sambil menikmati keindahan konturnya yang unik. Keindahan interior alami gua dapat dinikmati dengan menyusuri jalan setapak berpagar besi sepanjang lebih kurang 300 meter.
Tiap ruang memiliki luas dan menawarkan keindahan yang berbeda. Tiap ruang seolah dipisahkan dengan pintu kecil penghubung antar ruang dan harus meniti tangga turun yang khusus dibangun untuk kepentingan wisatawan. Menelusuri gua cantik ini akan memberi pengalaman tersendiri dan mengajak Anda untuk menakjubi keindahan yang ditawarkan alam.
Tahun 1996, Pemerintah Kabupaten Pacitan membangun fasilitas tangga jalan, pagar, lampu penerangan, dan memasang kipas angin untuk mengatasi kepengapan di dalam gua. Lampu sorot warna-warni memberikan efek khusus pada stalaktit dan stalakmit yang memenuhi interior gua dan membuatnya kian memukau. Kontur gua yang semula berwarna putih gading atau coklat kekuningan kian semarak dengan paduan warna merah, biru, kuning, dan hijau. Inilah daya tarik utama lainnya yang ditawarkan gua ini.
Namun begitu, pemasangan kipas angin dan lampu-lampu tersebut mengundang kontra sebagian orang. Lampu sorot yang memancarkan panas dapat mengurangi aliran air yang mengucur melalui stalaktit. Kelembapan alami gua juga berkurang dengan adanya kipas angin.
Gua Gong merupakan gua horizontal yang berarti bahwa untuk menelusurinya tidak memerlukan peralatan dan keahlian khusus. Apalagi, fasilitas yang dibangun memberi kemudahan akses bagi pengunjung. Gua Gong hanya memiliki satu akses pintu masuk sekaligus pintu keluar. Pengunjung harus mengeksplorasi gua melalui rute satu arah yang memutar, mulai dari pintu masuk hingga keluar di pintu yang sama.