Kalimantan Barat dijuluki “Provinsi
Seribu Sungai". Itu dikarenakan mempunyai ratusan sungai besar dan kecil
yang sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini masih
merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman.
Sungai-sungai itu pun menyilangi kota dimana salah satunya yaitu sungai
terpanjang di Indonesia. Sungai Kapuas dengan panjang 1.143 km telah
membagi kota menjadi dua dan menyediakan jalur transportasi penting dan
bersejarah. Kalimantan Barat juga menjadi wilayah yang dilewati langsung
oleh garis khatulistiwa.
Kalimantan Barat adalah tempat tepat untuk berwisata alam, agrowisata, juga wisata budaya. Di sini tersedia wisata alam berupa pemandangan alam pegunungan, pantai laut, danau musiman, hutan tropis dengan aneka ragam flora dan fauna, hingga air terjun yang indah di Pande Kembayung dan Riam Kanebak. Untuk wisata budaya, karena Kalimantan Barat memiliki latar belakang sejarah dan aneka ragam seni dan budaya yang unik dan menarik untuk disambangi.
Meskipun sebagian kecil wilayah Kalimantan Barat merupakan perairan laut tetapi memiliki puluhan pulau besar dan kecil. Sebagian pulau kecil tersebut tidak berpenghuni dan tersebar sepanjang Selat Karimata dan Laut Natuna, berbatasan dengan wilayah Provinsi Kepulauan Riau.
Kalimantan Barat memiliki luas lebih dari 146.607 km² dan memiliki kekayaan berbagai mineral serta batu permata. Iklim dominan di wilayah ini adalah tropis dengan suhu udara minimum rata-rata 220,9°C dan maksimum 310,05°C. Musim hujan ringan terjadi bulan Maret-Mei sementara hujan pada November-Januari.
Kalimantan Barat dihuni penduduk asli Dayak dan kaum pendatang dari Sumatera, juga kaum urban dari China serta daerah lainnya di Indonesia. Suku yang Dominan Besar yaitu Dayak, Melayu, dan China. Selain itu, terdapat juga suku-suku bangsa lain, antara lain Bugis, Jawa, Madura, Minangkabau, Sunda, dan Batak.
Melihat sosial budaya Kalimantan Barat, Anda bagaikan melihat mozaik yang berdenyut dinamis. Bayangkan saja, terdapat 164 bahasa daerah, 152 di antara bahasa tersebut adalah bahasa sub suku Dayak dan 12 sisanya bahasa sub suku Melayu. Aneka ragam bahasa ini dituturkan oleh sedikitnya 20 suku atau etnis, tiga diantaranya suku asli dan 17 sisanya suku pendatang.
Kantor Dinas Pariwisata
Jl. Sutoyo, Pontianak 78121
Phone. (0561) 736541,768274, 743104, 742438
Fax. (0561) 730062, 742838
Jl. Sutoyo, Pontianak 78121
Phone. (0561) 736541,768274, 743104, 742438
Fax. (0561) 730062, 742838
www.borneo-equatorism.com.
info-rn@borneo-equatorism.com
Kantor Pariwisata
Telp. (0561) 736541,768274, 743104, 742438
Fax. (0561) 730062, 742838
website : http://kalbarprov.go.id/
Taman Nasional Gunung Palung
Taman
Nasional Gunung Palung yang memiliki Luas 90.000 hektar merupakan salah
satu kawasan pelestarian alam yang memiliki keanekaragaman hayati
bernilai tinggi, dan berbagai tipe ekosistem antara lain hutan mangrove,
hutan rawa, rawa gambut, hutan rawa air tawar, hutan pamah tropika, dan
hutan pegunungan yang selalu ditutupi kabut.
Taman nasional ini terletak di kabupaten Ketapang, provinsi Kalimantan Barat
yang merupakan satu-satunya kawasan hutan tropika Dipterocarpus yang
terbaik dan terluas di Kalimantan. Sekitar 65 persen kawasan, masih
berupa hutan primer yang tidak terganggu aktivitas manusia dan memiliki
banyak komunitas tumbuhan dan satwa liar.
Seperti di daerah Kalimantan Barat lainnya, umumnya kawasan ini ditumbuhi oleh jelutung (Dyera costulata), ramin (Gonystylus bancanus), damar (Agathis borneensis), pulai (Alstonia scholaris), rengas (Gluta renghas), kayu ulin (Eusideroxylon zwageri), Bruguiera sp., Lumnitzera sp., Rhizophora sp., Sonneratia sp., ara si pencekik dan tumbuhan obat.
Mempunyai iklim tropis dengan rata-rata curah hujan 3.000 mm per tahun dan suhu udara berkisar antara 25,5° - 35° C.
Tumbuhan yang tergolong unik di taman nasional ini adalah anggrek hitam (Coelogyne pandurata),
yang bisa Anda temukan di Sungai Matan terutama pada bulan
Februari-April. Daya tarik anggrek hitam terlihat pada bentuk bunganya
yang bercorak hijau dengan kombinasi bercak hitam pada bagian tengah
bunga, dan lama mekarnya antara 5-6 hari.
Tercatat ada 190 jenis burung dan 35
jenis mamalia yang berperan sebagai penabur biji tumbuhan di hutan.
Semua keluarga burung dan kemungkinan besar dari seluruh jenis burung
yang ada di Kalimantan, terdapat di dalam hutan taman nasional ini.
Satwa yang sering terlihat di Taman Nasional Gunung Palung yaitu bekantan (Nasalis larvatus), orangutan (Pongo satyrus), bajing tanah bergaris empat (Lariscus hosei), kijang (Muntiacus muntjak pleiharicus), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), beruk (Macaca nemestrina nemestrina), klampiau (Hylobates muelleri), kukang (Nyticebus coucang borneanus), rangkong badak (Buceros rhinoceros borneoensis), kancil (Tragulus napu borneanus), ayam hutan (Gallus gallus), enggang gading (Rhinoplax vigil), buaya siam (Crocodylus siamensis), kura-kura gading (Orlitia borneensis), dan penyu tempayan (Caretta caretta). Tidak kalah menariknya keberadaan tupai kenari (Rheithrosciurus macrotis) yang sangat langka, dan sulit untuk dilihat.
Hutan-hutan tropis yang lebat di Kalimantan tidak pernah lelah untuk
menawarkan keindahan alaminya. Terletak di Kabupaten Sintang, Kalimantan
Barat, cagar alam Bukit Sintang Kelam seluas 520 hektar. Inilah harta
bumi berupa eksotis dengan segala keragaman ekosistem yang unik.
Pemandangan yang memukau mata dan udara segar membuat hutan ini sanggup
menawan rasa kekaguman. Keajaibannya tersembunyi menunggu Anda yang
berani masuk ke dalam keheningan cagar alam ini.
Cagar Alam Bukit Kelam Sintang : Hutan Penuh Keajaiban
Keberadaan Bukit Kelam tidak bisa dipisahkan dari legenda Bujang Beji dan Tumenggung Marubai. Bujang Beji dan Tumenggung Marubai adalah nelayan di tanah Sintang (Sekarang ibukota kabupaten Sintang). Bujang Beji dan kelompok-nya menguasai Sungai Kapuas, sedangkan Tumenggung Marubai dan kelompoknya menguasai Sungai Melawi. Ketika Bujang Beji mengetahui bahwa Tumenggung Marubai mendapat ikan lebih banyak daripada dirinya, ia menjadi iri, sehingga ia berniat untuk menghalangi aliran Sungai Melawi dengan batu. Lalu ia berenang ke hulu Sungai Kapuas untuk mendapatkan sebuah batu besar dari puncak bukit Nanga Silat. Di persimpangan aliran Sungai Melawi dan Sungai Kapuas, tiba-tiba muncul Dewi Surgawi dan menertawakannya. Ketika ia mengangkat kepalanya mencoba untuk menemukan sumber suara tersebut, dia tidak sengaja menginjak duri beracun. Seketika, batu itu lepas dari genggaman tangannya dan jatuh ke tanah. Legenda mengatakan bahwa batu yang tenggelam tersebut perlahan-lahan tumbuh menjadi bukit dengan banyak batu gelap di atasnya, dari situlah nama bukit Kelam Sintang berasal.
Ada berbagai jenis flora langka yang dapat Anda temukan di sini, seperti meranti (Shorea sp), bangeris (Koompassia sp), tengkawang (Dipterocarpus sp), kebas-kebas (Prodocarpus ceae) dan berbagai jenis anggrek. flora dataran tinggi ini adalah pitcher merah (Nephentes alata) yang merupakan endemi daerah tersebut. Cagar alam ini juga adalah rumah bagi hewan langka dan berbagai keunikan lainya seperti beruang madu (Mayalanus heralctus), Armadillo (Manis javanica), kelelawar (Hiropteraphilie) dan berbagai jenis burung.
Mendaki ke puncak bukit Sintang adalah petualangan mendebarkan di mana Anda harus melalui tangga batu setinggi 90 meter dan tebing curam. Di puncak bukit ada gua-gua alam yang eksotik dan magis siap menanti Anda. Gua-gua ini juga merupakan rumah dan sarang burung walet. Dari puncak bukit, Anda dapat memandangi keindahan hutan hujan yang membentang luas, lihatlah bagaimana indahnya Sungai Kapuas dan Sungai Melawi dari kejauhan.
Cagar alam kubit Kelam Sintang ini mencapai ketinggian hingga 900 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan antara 15-40 derajat, menjadikannya tempat yang sempurna untuk paragliding dan panjat tebing. Cagar alam ini juga menyediakan tantangan bagi mereka yang menyukai hiking dan trekking. Anda pun yang ingin lebih dekat dengan alam juga dapat mendirikan tenda di lokasi perkemahan yang aman dan luas.
Keberadaan Bukit Kelam tidak bisa dipisahkan dari legenda Bujang Beji dan Tumenggung Marubai. Bujang Beji dan Tumenggung Marubai adalah nelayan di tanah Sintang (Sekarang ibukota kabupaten Sintang). Bujang Beji dan kelompok-nya menguasai Sungai Kapuas, sedangkan Tumenggung Marubai dan kelompoknya menguasai Sungai Melawi. Ketika Bujang Beji mengetahui bahwa Tumenggung Marubai mendapat ikan lebih banyak daripada dirinya, ia menjadi iri, sehingga ia berniat untuk menghalangi aliran Sungai Melawi dengan batu. Lalu ia berenang ke hulu Sungai Kapuas untuk mendapatkan sebuah batu besar dari puncak bukit Nanga Silat. Di persimpangan aliran Sungai Melawi dan Sungai Kapuas, tiba-tiba muncul Dewi Surgawi dan menertawakannya. Ketika ia mengangkat kepalanya mencoba untuk menemukan sumber suara tersebut, dia tidak sengaja menginjak duri beracun. Seketika, batu itu lepas dari genggaman tangannya dan jatuh ke tanah. Legenda mengatakan bahwa batu yang tenggelam tersebut perlahan-lahan tumbuh menjadi bukit dengan banyak batu gelap di atasnya, dari situlah nama bukit Kelam Sintang berasal.
Ada berbagai jenis flora langka yang dapat Anda temukan di sini, seperti meranti (Shorea sp), bangeris (Koompassia sp), tengkawang (Dipterocarpus sp), kebas-kebas (Prodocarpus ceae) dan berbagai jenis anggrek. flora dataran tinggi ini adalah pitcher merah (Nephentes alata) yang merupakan endemi daerah tersebut. Cagar alam ini juga adalah rumah bagi hewan langka dan berbagai keunikan lainya seperti beruang madu (Mayalanus heralctus), Armadillo (Manis javanica), kelelawar (Hiropteraphilie) dan berbagai jenis burung.
Mendaki ke puncak bukit Sintang adalah petualangan mendebarkan di mana Anda harus melalui tangga batu setinggi 90 meter dan tebing curam. Di puncak bukit ada gua-gua alam yang eksotik dan magis siap menanti Anda. Gua-gua ini juga merupakan rumah dan sarang burung walet. Dari puncak bukit, Anda dapat memandangi keindahan hutan hujan yang membentang luas, lihatlah bagaimana indahnya Sungai Kapuas dan Sungai Melawi dari kejauhan.
Cagar alam kubit Kelam Sintang ini mencapai ketinggian hingga 900 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan antara 15-40 derajat, menjadikannya tempat yang sempurna untuk paragliding dan panjat tebing. Cagar alam ini juga menyediakan tantangan bagi mereka yang menyukai hiking dan trekking. Anda pun yang ingin lebih dekat dengan alam juga dapat mendirikan tenda di lokasi perkemahan yang aman dan luas.
Pantai Pasir Panjang
Pantai
Pasir Panjang terletak di Kecamatan Tujuh Belas, Kota Singkawang,
Provinsi Kalimantan Barat. Pantai ini diberi nama Pantai Pasir Panjang
karena pantainya membentang panjang di laut lepas sepanjang 3 Km. Pantai
ini memiliki pasir putih yang cantik dan ombak yang tenang. Pantai ini
dapat dicapai dengan kendaraan selama 20 menit (17 Km) dari pusat Kota
Singkawang ke arah Pontianak.
Hamparan pasir putih yang seperti
karpet, bebatuan, panorama alamnya yang masih alami dan air lautanya
yang tenang menjadikan pantai ini sangat layak untuk dikunjungi. Rasakan
hembusan angin laut membelai kulit Anda ketika Anda berjalan di
sepanjang garis pantai sambil memandang ke laut lepas. Suasana akan
semakin indah ketika matahari mulai menghilang di ufuk barat.
Fasilitas pendukung yang tersedia
seperti kolam renang, motel, pemancingan, restoran, diskotik dan sarana
bermain. Terdapat sarana olah raga bermotor seperti track/sirkuit bagi para kawula muda untuk menyalurkan bakatnya dalam road race maupun grass track. Dengan air laut yang tenang pantai ini juga cocok untuk berkembangnya olah raga jetsky dan parasailling.
Pasir panjang merupakan kawasan yang strategis karena letaknya di
pinggir jalur transportasi antara ibu kota propinsi, Pontianak dengan
Kota Singkawang dan kota-kota di sekitar jalur Utara Kalimantan Barat.
Pantai Pasir Panjang telah lama menjadi tempat rekreasi yang terkenal,
menghadap ke Laut Natuna serta beberapa pulau kecil di sekitarnya antara
lain Pulau Randayan, Pulau Lemukutan dan Pulau Kabung.
Hamparan
pasir pantainya yang luas dan bersih menjadikan kawasan ini nyaman
digunakan untuk berjemur atau melakukan aktivitas olahraga, seperti voli
pantai dan sepakbola pantai.
Bila bosan di pantai, pengunjung dapat
melihat-lihat kehidupan masyarakat kampung nelayan yang tidak terlalu
jauh dari lokasi pantai, atau bersantai di shelter-shelter yang terdapat di Semenanjung Cinta.
Pulau Randayan Kecil dikenal akan
keindahan panorama batu-batu karang dan berbagai jenis ikan tropis serta
kehidupan laut lainnya. Pulau ini memiliki pantai dengan warna air yang
sangat indah, cocok untuk olah raga menyelam. Tersedia vila-vila kecil
yang menghadap ke laut dengan panorama yang menarik. Tempat ini dapat
dicapai dalam dua jam dengan mengendarai speed boat dari Pantai Pasir
Panjang. Pantai Batu Payung terletak tidak jauh dari Pantai Pasir
Panjang dan menawarkan sejumlah keindahan alam dan panorama dengan
pulau-pulau kecil yang menghijau di kejauhan. Obyek wisata ini adalah
tempat yang cukup tenang untuk beristirahat. Pantai Batu Payung memiliki
pasir yang putih dan bebatuan yang menjorok ke laut. Pantai Gosong
terletak di sebelah selatan Kota Singkawang dengan jarak tempuh sekitar
satu jam, dan di sepanjang jalan menuju lokasi wisata ini terlihat
keindahan desa-desa yang dilalui.
Pantai ini memiliki hamparan pasir putih
yang luas dan panorama Pulau Semesak di kejauhan, di sebelah barat
pantai terdapat sebuah bukit bebatuan yang tingginya mencapai 30 meter.
Taman wisata Bougenville kawasan wisata yang berada 6 kilometer sebelah
selatan dari pusat Kota Singkawang terletak di wilayah perbukitan
Pangmilang serta dikelilingi oleh gunung-gunung, menjadikan bukit ini
terasa sejuk dan nyaman. Dinamakan Bukit Bougenville karena di areal
taman ini ditumbuhi dengan berbagai jenis spesies bunga bougenville yang
bibitnya tidak hanya berasal dari alam lokal akan tetapi juga ada yang
sengaja didatangkan dari luar negeri. Pada Taman Bougenville ini juga
telah berhasil dikembangkan sebanyak 46 spesies tanaman Bougenville.
Kesejukan hawa alam pegunungan dan hamparan bunga Bougenvile yang
tertata apik menambah semaraknya suasana hati untuk berlibur bersama
keluarga.
Taman Nasional Betung Kerihun: Menjelajahi Sisi Liar Jantung Borneo di Kalimantan Barat
Dengarkan kicauan burung dan suara beragam binatang saat Anda menyusuri sungai-sungai yang menjadi pintu utama saat memasuki sisi liar jantung Borneo di Embaloh. Ya, di sinilah berdiam Taman Nasional Betung Kerihun, sebuah tempat yang akan memberi Anda pengalaman jelajah alam luar biasa. Sebuah rumah pula bagi suku Dayak Iban yang masih menyimpan misteri dalam lebatnya hutan tropis Kalimantan nan megah seakan tak terbatas itu.
Meski tak sepopuler Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah, Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK)
juga memegang peran penting sebagai kawasan konservasi yang kaya
keanekaragaman hayati dan sekiranya patut dilindungi oleh siapapun.
Terletak di jantung Pulau Kalimantan, Taman Nasional Betung Kerihun
(TNBK) adalah kawasan konservasi terluas di Provinsi Kalimantan Barat, tepatnya terletak di Kabupaten Kapuas Hulu yang sekaligus menjadi pembatas wilayah Indonesia dengan Serawak, Malaysia.
Betung Kerihun dulunya dikenal sebagai
Bentuang Karimun dan pertama kali ditetapkan sebagai cagar alam
berdasarkan keputusan menteri pada tahun 1982. Saat itu luasnya sekira
600.000 hektar tetapi sepuluh tahun kemudian pada tahun 1992, luas lahan
TNBK diperluas menjadi 800,000 hektar. Statusnya sebagai kawasan
konservasi diubah menjadi taman nasional pada tahun 1995.
Secara
topografis, TNBK memiliki bentang alam berbukit dan bergunung yang
dikelilingi ratusan sungai. TNBK terbentang dari Pegunungan Muller yang
menghubungkan Gunung Betung dan Gunung Kerihun. Dari kaki-kaki
pegunungan Muller tersebut, mengalir sungai-sungai kecil yang membentuk
Daerah Aliran Sungai (DAS), yaitu DAS Kapuas, Sibau, Mendalam, Bungan,
dan Embaloh. Keempat DAS (kecuali Bungan) menjadi pintu masuk utama
kawasan TNBK yang memang hanya dapat dicapai melalui jalur menyusuri
sungai-sungai. Masing-masing pintu masuk (DAS) menawarkan paket wisata
yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi
wisatanya masing-masing.
Dengan luas total area sekira 800.000
hektar, TNBK menyimpan keanekaragaman hayati yang luar biasa kaya.
Karena keunikan bentang alam dan tingginya keanekaragaman hayati, TNBK
sudah sepantasnya menjadi salah satu destinasi ekowisata yang menawarkan
tantangan hutan tropis liar nan eksotis. Berada di ketinggian 300-1960 m
dpl, TNBK adalah habitat alami bagi 1.216 jenis keanekaraman tumbuhan
yang terdiri dari 418 genus dan 110 famili (75% endemik Kalimantan).
Dari jumlah tersebut, terdapat 14 jenis tumbuhan yang merupakan temuan
baru di Indonesia, diantaranya Castanopsis inermis, Musa lawitiensis, Neouvaria acuminatissima, Lithocarpus philippinensis, Chisocheton cauliflorus, Syzygium spicata, dan Shorea peltata. Terdapat 13 jenis pohon palem yang terbilang baru di Kalimantan antara lain Pinanga bifidovariegata dan soka (Ixora sp.).
Taman nasional yang memiliki delapan tipe ekosistem hutan dataran rendah, sekunder tua, dipterocarpus, sub-montana, dan montana,
adalah habitat bagi 48 jenis mamalia, 301 jenis burung (151 genus dan
36 famili), 170 jenis insekta, 112 jenis ikan, 52 jenis reptilian, 51
jenis amfibia, 24 jenis endemik Kalimantan, dan 15 jenis burung migran.
Orangutan (Pongo satyrus), tangkasi (Tarsius bancanus borneanus), owa kalimantan (Hylobates muelleri), rusa sambar (Cervus unicolor brookei), beruang madu (Helarctos malayanus euryspilus), lutra (Lutra sumatrana), kancil (Tragulus napu borneanus), dan klasi (Presbytis rubicunda rubicunda) adalah beberapa satwa yang dominan menghuni TNBK.
Selain sebagai destinasi ekowisata,
rekreasi alam bebas (kemping), jelajah hutan tropis liar, dan lain
sebagainya, kekayaan yang dimiliki TNBK adalah juga potensial sebagai
objek penelitian berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Selain itu, wisata
budaya dapat juga Anda nikmati di sini sebab masyarakat sekitar TNBK
adalah masyarakat Suku Dayak yang masih hidup dengan cara tradisional
dan memegang teguh adat dan kebiasaan warisan nenek moyangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar