Rabu, 03 Desember 2014

Wisata Maluku Utara Bab I

Maluku utara adalah surga tropis di Indonesia bagian timur.
Inilah tempat wisata bahari, budaya, purbakala, sejarah, dan ada istiadat. Daerah ini pada mulanya adalah bekas wilayah empat kerajaan Islam terbesar di bagian timur Nusantara yang dikenal dengan sebutan Kesultanan Moloku Kie Raha (Kesultanan Empat Gunung di Maluku) yaitu Bacan, Jailolo, Ternate, dan Tidore.
Ibu kota Maluku Utara terletak di Sofifi, Kecamatan Oba Utara. Sejak 4 Agustus 2010 daerah ini menggantikan kota terbesarnya, Ternate, yang berfungsi sebagai ibu kota sementara selama 11 tahun untuk menunggu kesiapan infrastruktur di Sofifi.
Provinsi Maluku Utara terdiri dari 395 pulau besar dan kecil yang tersebar di perairan yang menakjubkan. Pulau yang telah dihuni sebanyak 64 buah dan yang tidak dihuni sebanyak 331 buah.
Salah pulau yang tidak berpenghuni adalah Pulau Dodola. Pulau ini adalah contoh dari pantai tropis yang indah. Pasir putih seluas 16 km mengelilingi pantai dengan airnya yang jernih. Di pulau ini, pengunjung dapat melakukan banyak kegiatan menarik seperti berenang, berjemur, dan menyelam. Pulau Maitara juga menawarkan kehidupan laut yang fantastis. Pulau ini terletak di tengah Pulau Tidore dan Ternate.
Maluku Utara memiliki objek wisata bahari berupa pulau-pulau dan pantai yang indah dengan taman laut serta jenis ikan hias beragam jenis.
Wisata alam seperti batu lubang tersebar hampir di seluruh wilayah. Ada juga hutan wisata sekaligus taman nasional dengan spesies endemik ranking ke 10 di dunia.
Kawasan suaka alam yang terdiri dari beberapa jenis, baik di daratan maupun di perairan laut seperti Cagar Alam Gunung Sibela di Pulau Bacan, Cagar Alam di Pulau Obi, Cagar Alam Taliabu di Pulau Taliabu dan Cagar Alam di Pulau Seho.
Kawasan Cagar Alam Budaya yang memiliki nilai sejarah kepurbakalaan tersebar di wilayah Provinsi Maluku Utara meliputi cagar alam budaya di Kota Ternate, Kota Tidore, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, dan Halmaerah Utara.

Masyarakat dan Budaya

Seperti di Maluku, masyarakat di sini multietnik terdiri dari 28 sub etnis dengan 29 bahasa lokal. Maluku Utara didominasi oleh Muslim.
Corak kehidupan sosial budaya masyarakat di provinsi Maluku Utara secara umum sangat tipikal yaitu perkawinan antara ciri budaya lokal Maluku Utara dan budaya Islam yang dianut empat kesultanan Islam di Maluku Utara pada masa lalu.
Kehidupan masyarakat Maluku Utara dipengaruhi oleh kondisi wilayahnya yang terdiri dari laut dan kepulauan, perbukitan, dan hutan-hutan tropis. Desa-desa di Maluku Utara umumnya terletak di pesisir pantai dan sebagian besar lainnya berada di pulau-pulau kecil. Oleh sebab itu, pola kehidupan seperti menangkap ikan, berburu, bercocok tanaman, dan berdagang masih sangat mewarnai dinamika kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Maluku Utara.
  
Kantor Pariwisata
Jl. Kamboja No.14 A, Ternate
Telp. (62-921) 326277, 327396

Pulau Banda: Rahasia yang Tersimpan di Indonesia Timur 
Sejak abad pertama Masehi, kepulauan Banda telah menjadi produsen tunggal rempah-rempah seperti pala dan fuli. Pulau Banda dikunjungi oleh banyak kapal dari Cina, India, dan Arab. Rempah-rempah ini sangat berharga dan dijual dengan keuntungan yang sangat besar di pasar dunia saat itu.
Masyarakat Banda sangat bertumpu pada sumber daya alam rempah rempah hingga berubah setelah Belanda memonopoli perdagangan rempah-rempah dunia.
Meskipun memiliki reputasi besar, Pulau Banda hanya sekumpulan pulau kecil yang terdiri dari tiga pulau besar dan tujuh pulau yang  lebih kecil. Kepulauan ini bertengger di tepi jurang bawah laut terdalam Indonesia yaitu Laut Banda. Perairan di sini dapat mencapai kedalaman lebih dari 6.500 meter.
Dua pulau terbesar yaitu Banda Besar dan Naira, ditumbuhi banyak pohon pala. Pulau ketiga, yaitu Gunung Api atau 'puncak api' merupakan gunung berapi aktif. Di perairan sekitar pulau-pulau ini Anda akan menemukan beberapa taman bawah laut paling spektakuler. Anda dapat menikmati keindahan karang dan ikan berwarna-warni, berenang di air sebening kristal, menyelam, snorkeling, atau bahkan sekadar tamasya saja sudah cukup memuaskan hasrat berwisata bahari Anda.

Terletak 132 km tenggara Ambon, kepulauan ini merupakan daerah terpencil namun sangat indah. Dengan terumbu karang berwarna warni, perairan laut hangat, dan kehidupan laut yang eksotis. Banda adalah surga bagi para penyelam dari seluruh dunia untuk menjelajahi sebuah tempat menyelam yang paling terpencil dan sangat alami di dunia.

Saat ini, Banda telah menyihir para penyelam, pelaut, dan kapal pesiar dari seluruh dunia dengan keindahan alamnya. Baik di atas maupun di bawah laut, keindahan Banda dapat disejajarkan dengan keindahan Raja Ampat di Papua, sebuah surga wisata bahari lain di Indonesia Timur.
Kepulauan Banda merupakan salah satu tujuan wisata Indonesia yang paling populer bagi para penyelam. Baik penyelam ahli maupun pemula. Semua dapat menyelam dari laguna dangkal di antara Bandaneira dan Gunung Api hingga ke dinding vertikal di Pulau Hatta.

Kemanapun Anda pergi berkeliling di sini, maka akan menemukan pemandangan tropis yang menakjubkan, sejarah yang luar biasa, penduduk yang ramah, dan beragam terumbu karang yang masih alami.

Scuba diving masih relatif baru di sini, tapi penyelam yang sudah ahli tidak harus bekerja keras untuk menemukan keindahannya. Bawah laut sekitar Ambon dan pulau terdekat Saparua memiliki beberapa tempat menyelam dengan reputasi mendunia. Ketika Anda menjelajahi permukaan bawah laut maka Anda akan melihat segalanya mulai dari hiu, kura-kura besar, ikan napoleon wrasse, ikan kerapu raksasa, tuna, sinar mobula, cepluk redtooth, berbagai spesies ikan paus, lumba-lumba pemintal, dan kerabat dekat lobster besar, hingga ikan karang yang  jinak atau ikan endemik lepu ambon.

Datanglah ke Pulau Banda dan kunjungi oleh Anda rahasia yang tersimpan di Indonesia Timur ini. Meski penerbangan kesini tidaklah sering namun penantian Anda akan terbayar dengan keindahan surga tropis yang ideal ini.
Menyelam adalah daya tarik utama di sini. Dikelilingi oleh air sebening kristal dan kehidupan laut yang eksotis, Kepulauan Banda merupakan tempat yang ideal untuk berwisata bahari. Gerombolan ikan berwarna-warni dan makhluk laut lainnya hidup di perairan ini yang bahkan penyelam paling berpengalaman akan terkagum-kagum. Kepulauan ini memiliki lebih dari 25 situs menyelam, karena itulah Anda tidak akan merasa bosan. Beberapa tempat yang paling populer adalah Pulau Ai sebuah tempat yang sangat indah namun Anda patut berhati-hati dengan permukaan lautnya yang kasar, ada juga Batu Kapal, Hatta Reef (Karang Hatta), Pulau Keraka, dan Nusa Laut.

Berlayar adalah kegiatan tepat bagi Anda yang ingin menaklukkan batas laut.

Sail Banda merupakan salah satu kegiatan paling menarik karena ratusan wisatawan  datang ke perairan ini. Sail Banda [sailbanda.com] adalah acara yang pasti tidak ingin Anda lewatkan. Acara ini menarik minat para pelaut paling berani dari seluruh dunia yang akan datang ke Banda untuk menaklukkan kondisi lingkungan yang menantang dan berangin.

Bandaneira adalah kota sepi yang menawan dengan pohon berbaris di tepi jalan. Di sini Anda dapat berjalan-jalan dan melihat sisa-sisa reruntuhan dari masa kolonial. Benteng yang direnovasi yaitu Belgica Fort adalah sebuah benteng dari abad ke 17. Anda bisa masuk ke dalam dan merasakan kembali ke periode ketika perdagangan rempah-rempah mendominasi pulau ini. Jika Anda bersabar untuk menunggupencahayaan terbaik maka Anda akan dapat menangkap objek fotografi yang memuaskan.
Dapatkan juga pemandangan menakjubkan saat matahari terbit di Pulau Gunung dengan sebelumnya mendaki puncak Gunung Api. Pendakian selama 90 menit ini merupakan kegiatan yang menantang dan tersedia pemandu untuk Anda.
Bersantai sambil berenang di pantai selatan Banda Besar atau di pulau Nailaka yang kecil.
Salurkan naluri petualang Anda dengan hikingdengan mengunjungi berbagai tempat seperti desa tradisional dan hutan pala berumur empat abad. Ada banyak tempat lain untuk Andalihat  dan jelajahi di pulau yang seolah terahasiakan ini.
Berikut ini tempat-tempat menyelam terbesar di kepulauan Banda.
  • Sonegat : merupakan tempat terdekat untuk menyelam, hanya lima menit dengan perahu dari hotel sekitar. Letaknya di lengahLaut Sonegat antara Banda Neira dan Gunung Api. Cobalah Anda turun menyelam di antara dinding curam dan memanjang 25 meter di gunung yang berbatu. Ada banyak ikan tuna berukuran besar di sini, juga beberapa ikan Girdled biru dan ikan angel fish.
  • Pulau Keraka : Pulau Keraka atau Pulau Kepiting hanya berjarak beberapa menit dari  pintu masuk utara Neira-Gunung Api. Hamparan pasir di pesisir utara pantai sangat cocok untuk piknik. Di pantai selatan, 18 meter ke bawah, Anda akan menemukan dinding kecil ditutupi ratusan tunicates besar yang berwarna biru dan kuning. Di timur pantai, ada bermacam-macam ikan karang dan barracuda sepanjang setengah meter.
  • Pulau Sjahrir Batu Kapal : dulunya dikenal sebagai pulau Pisang dan Batu Kapal, berjarak 20 menit dengan perahu dari Bandaneira. Kedua tempat ini merupakan kombinasi yang baik untuk menyelam di pagi hari, piknik di pantai, atau menyelam sore hari.
  • Pulau Lontar : berada di tepi luar Pulau Lontar merupakan bagian dari tepi kaldera cekung yang menawarkan Anda beberapa situs menyelam yang menakjubkan.
  • Batu Belanda : Di tempat ini, Anda akan menemukan banyak barel, tabung busa, gua-gua kecil, dan celah batu. Ikan di sini bervariasi, termasuk snappers, ikan kaisar besar dan ikan Girdled angel fish biru, keling, ikan bersirip besar, dan ikan banner fish.
  • Pulau Ai : Bersama dengan Pulau Hatta, pulau ini menawarkan tempat terbaik di Banda untuk menyelam. Pantai utara dan barat daya Ai dikelilingi tembok karang yang sempurna, penuh dengan gua-gua dan, merupakan habitat dariikan harbors fish
  • Pulau Hatta : berjarak sekitar 25 km dari laut dari Banda Neira. Atol Skaru, merupakan sebuah karang yang hampir tenggelam beberapa ratus meter dari titik selatan pulau Hatta. Di antara koral-koral Anda dapat menyaksikan berlalunya gerombolan ikan Unicornfish, Fusiliers, ikan jack dan rainbow runners, whitetip sharks yang berukuran hampir 2 meter, napoleon wrasse, dogtoothedtuna, dan kura-kura sisik.

Pulau Halmahera 

Pulau Halmahera adalah pulau terbesar di Maluku. Bentuk pulaunya mirip huruf  K  nampak juga seperti miniatur Sulawesi. Dengan pantai berpasir putih, hutan yang masih alami dan Gunung Mamuya yang spektakuler adalah tawaran menakjubkan di tempat indah ini. Pulau Halmahera ditambari pegunungan dan pulau-pulau yang masih ditutup hutan.
Pulau besar ini mencakup area lebih dari 17.000 km2, dan masih jarang penduduknya. Pulau ini merupakan pusat dari suatu wilayah lebih besar, yang disebut Moro, meliputi pulau dan garis pantai Halmahera, dan yang paling dekat dengan Morotai di bagian utara. Pulau Halmahera sendiri dibagi menjadi 5 kabupaten, yaitu: Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten Halmahera Utara, dan Kabupaten Halmahera Tengah.
Sejak abad ke-15, sebagian besar wilayah Halmahera berada di bawah kekuasaan Kesultanan Ternate. Pertengahan abad ke-16, pulau ini merupakan tempat misi Jesuit Portugis yang paling terkenal yaitu St. Francis Xavier (dikenal sebagai St Franciscus Xaverius). Negara-negara Muslim Ternate dan Halmahera menolaknya kemudian berhasil mengusir para misionaris dari pulau ini pada 1571. Meski demikian, pengaruhnya Kristen masih terlihat sampai sekarang, setengah populasinya adalah Muslim dan separuhnya Kristen. 
Halmahera memiliki peran penting selama Perang Dunia II. Di sinilah Amerika dan Sekutu  menguasai Filipina dan Kepulauan Pasifik Selatan. Jenderal Amerika McArthur sempat tinggal di sebuah pulau dekat Daruba dan merencanakan serangan udara terhadap Jepang. The Amerika Daruba Airlfield memiliki tujuh landasan pacu dan masih terlihat sampai saat ini. Sejumlah besar bahan peledak, amunisi dan senjata masih ditemukan di perairan dangkal pulau ini.
Di selatan Morotai, tepatnya di teluk Tobello terdapat beberapa sisa-sisa Perang Dunia II. Sebagin besar lokasi di pulau ini memiliki medan alam yang sulit, jadi Anda harus datang ke sini dengan semangat berpetualangan. Wilayah unchartered di sini menciptakan sebuah suasana "Robinson Crusoe", karena sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan di pulau-pulau karang yang  indah dan di hutan yang masih alami.
Kegiatan yang paling populer di Halmaherai adalah menjelajahi perairan yang indah. Berselancar di pantai Dorume, terkenal dengan ombaknya yang besar, terutama pada bulan Desember, yang merupakan waktu terbaik untuk berselancar. Selain ombaknya yang besar, daya tarik lainya di sini adalah pasir pantainya indah, berkilauan di bawah sinar matahari karena mengandung butir logam.
Nikmati pemandangan di Talaga Biru yang damai, telaga ini adalah kolam alami berukuran kecil dengan air sebening kristal, yang terletak di dekat desa Mamuya di kecamatan Galela. Menurut legenda setempat, para peri akan turun dari surga untuk mandi di sini. Menariknya, setiap daun pohon-pohon sekitarnya yang jatuh ke dalam kolam selalu hanyut ke pantai, meninggalkan air yang jernih.
Pulau Dodola dikelilingi oleh pantai berpasir putih yang luas, yang sebenarnya menghubungkan pulau-pulau tetangganya seperti Dodola Besar dan Dodola Kecil. Dengan dikelilingi alam yang indah dan air jernih membuat tempat ini cocok untuk berenang, menyelam, snorkeling, atau sekedar bersantai. Dodola juga masuk dalam sejarah. Selama Perang Dunia II, Jenderal Mc Arthur dan pasukannya sering berkunjung ke sini untuk rekreasi.

Pantai Kupakupa sangat ideal untuk bermain kano, berenang dan memancing.
Batu Kopi terletak di Posiposi-Rao Pantai di barat daya Morotai. Namanya berasal dari cerita rakyat setempat yang menyatakan bahwa aroma kopi yang ada di tempat tersebut berasal dari batu yang ada di tempat tersebut. Biasanya aroma ini terasa menjelang sore hari. Di sini Anda bisa berenang, berselancar, menyelam, dan naik perahu. Bagi mereka yang tertarik berselancar, November dan Desember adalah bulan-bulan yang ideal untuk berkunjung.
Pulau Kakara memiliki Hibualamo tertua (rumah besar atau balai desa) di sekitar Tobelo, dan dianggap sebagai tempat lahirnya kebudayaan Tobelorese.
Kunjungan ke Terowongan Jepang pada Perang Dunia II Jepang, akan mengajak Anda kembali ke sejarah. Terletak di dua desa yaitu desa Samuda dan Duma Kecamatan Galela Barat, terowongan ini merupakan tempat persembunyian Militer Jepang pada Perang Dunia II. Terowongan yang ada di desa Samuda panjangnya 20 meter dan memiliki beberapa kamar yang diduga digunakan sebagai ruang pertemuan.
Kunjungi bunker Kao untuk menyaksikan meriam Jepang dan belajar tentang pendudukan Jepang di Kao selama Perang Dunia II. Ada banyak peninggalan perang di sekitar kota ini, terutama di sekitar bandara Kuabang. Di sini terdapat beberapa bunker dan empat meriam, yang masih dalam kondisi baik. Bunker terbesar, dengan dua gedung dan koridor yang panjangnya 15 meter, dapat ditemukan di dekat landasan. Landasan itu sendiri dibangun oleh militer Jepang, dan sekarang menjadi salah satu fasilitas bandara yang paling penting di Halmahera Utara.
Untuk kombinasi wisata alam dan sejarah, kunjungi pantai Sosol, Pantai ini memiliki pasir hitam dan ombak yang sedang, menjadikan tempat yang cocok untuk bersantai dan berenang. Sementara Anda di sini, sempatkan diri Anda melihat bangkai kapal Tosimaru, kapal kargo jepang pada Perang Dunia II.

Gunung Dukono yang mengagumkan merupakan salah satu dari tiga gunung berapi teraktif di Pulau Halmahera dan salah satu yang paling aktif di Indonesia. Uji nyali Anda dengan mendaki gunung yang masih mengelurkan asap ini. Pendakian ke atas gunung biasanya dimulai dari desa Mamuya. Di sana Anda akan menemukan sebuah pos gunung berapi, yang dapat memberikan informasi terkini tentang kondisi gunung berapi, menggunakan sepeda motor ke lereng gunung juga memungkinkan.

Dari sana, Anda harus berjalan sekitar 2 jam melalui hutan dan melintasi beberapa jurang sampai akhirnya mencapai kawah lahar di sekitar kawah Dukono. Di sini Anda akan menemukan tempat berkemah bagi mereka yang ingin bermalam di Gunung Dukono. Dari tempat berkemah, lokasi kawah hanya satu jam ditempuh dengan berjalan kaki.

Menyelam di perairan yang masih murni di antara ikan-ikan tropis adalah pengalaman yang luar biasa. Beberapa tempat menyelam yang paling populer adalah:

Teluk Somola Anda akan menemukan pulau-pulau kecil, yang menawarkan air laut yang biru dan gerombolan pohon bakau. Di daerah ini, wisatawan dapat bermain kano sambil menikmati pemandangan Teluk Somola yang indah. Daerah ini dapat dicapai dengan kapal dari Pantai Pune, Kecamatan Galela.
Pulau Tagalaya adalah salah satu pulau yang terletak di depan Kota Tobelo. Airnya tenang dan jernih, dan pantai berpasir putih mengelilingi pulau ini. Terumbu karang di sini kaya akan kehidupan lautnya dapat ditemukan pada kedalaman 2-10 meter di lepas pantai Tagalaya. Pohon bakau berdiri kokoh di pasir putih dan dikelilingi oleh karang, membuat kegiatan menyelam di sini menjadi pengalaman yang unik. Anda juga dapat menyaksikan penduduk yang sedang menunggu pancing mereka dimakan ikan.
Taman Laut Tobotobo terletak di desa Toboto, Kecamatan Loloda dan merupakan tempat yang ideal untuk snorkeling atau menyelam. Tobotobo juga memiliki ribuan kelelawar yang bergelantungan di pohon bakau dan juga menjadi tempat mandi burung merpati putih dan biru.
Pulau Rorangane adalah salah satu pulau berpenghuni di Halmahera Utara, terletak hanya 15 menit dari pelabuhan Tobelo. Serupa dengan Tagalaya, pantai di pulau ini memiliki air yang tenang dan jernih. Pantai pasir putih mengelilingi seluruh pulau ini. Selain menawarkan tempat berenang yang baik, terumbu karang pada kedalaman 10-30 meter juga menjadi lokasi yang ideal untuk menyelam.

Ternate dan Tidore: Bermulanya Halaman Sejarah Kolonialisme 
Pulau-pulau di gugusan Maluku bagian utara adalah sumber cengkeh dunia yang melegenda. Pedagang India, Arab, Cina dan Jawa sering berkunjung ke Ternate, Tidore, dan Banda yang menjadi sumber rempah-rempah dunia. Mereka pulang membawa komoditi berharga itu ke negara asal untuk dijual dengan harga tinggi. Cengkeh, bersama-sama dengan pala dan fuli itu begitu berharga sebanding dengan emas kerena digunakan sebagai bumbu makanan dan untuk mengawetkan makanan atau sebagai bahan obat-obatan. 
Setelah Perang Salib, rute perdagangan ke Timur ditutup Kesultanan Otoman bagi pedagang Eropa sehingga Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda bertekad untuk menemukan sendiri kepulauan yang menjadi sumber rempah-rempah itu.
Vasco da Gama adalah orang pertama yang berlayar ke Tanjung Harapan di Afrika untuk mencapai India. Kemudian, dari India, Portugis akhirnya menemukan rute ke Maluku pada tahun 1521, dan tiba di kepulauan rempah-rempah dimaksud, yaitu: Ternate, Tidore, dan Banda. Untuk sampai di sana, pelaut Portugis berlayar sejauh 14.000 kilometer - hampir 9.000 mil - menyebrangi laut yang belum terpetakan, menghadapi badai, ombak tinggi dan angin muson tropis.

Saat kedatangan pedagang Eropa itu, sudah ada kesultanan yang berkembang di Ternate dan Tidore sehingga persaingan perdangan dan upaya monopoli pun terjadi. Pedagang Spanyol, Belanda dan Inggris pun tergiur membentuk armada perang untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah hingga akhirnya dimenangkan oleh Belanda.
Menjelang akhir abad ke-16, Gubernur Jendral Belanda Jan Pieterszoon Coen menanam cengkeh di Ambon dan menghancurkan semua tanaman cengkeh di Ternate dan Tidore secara brutal. Tindakan ini dikenal sebagai ekspedisi hongi dan langsung dilawan oleh Kesultanan Ternate dan Tidore. Berikutnya perlawanan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore melawan kolonialis pun tercatat dalam banyak halaman sejarah.
Ternate dan Tidore adalah dua pulau kecil yang hampir sama besarnya. Berlokasi di sebelah barat pulau utama, yaitu Halmahera. Kedua pulau ini saling berhadapan satu sama lain dan dipancang oleh gunung api yang muncul dari Laut Maluku yang dalam. 
Pulau Ternate sendiri memiliki luas sekira 1.118 km persegi dan sejatinya adalah bagian dari tubuh Gunung Gamalama yang kakinya terbenam di bawah laut. Ketinggian Gunung Gamalama bila diukur dari permukaan laut hanya 1.715 meter namun jika diukur dari dasar laut mencapai 3.000 meter. Kota Ternate menjadi rumah bagi dua pertiga dari penduduk pulau yang mayoritas Muslim. Di sini, Anda dapat mengunjungi banyak peninggalan sejarah dan menyaksikan tradisi budaya lokal yang luar biasa. Kota ini juga merupakan pusat perdagangan pulau dengan fasilitas pendukung bisnis, jaringan transportasi, dan pariwisata. 
Gunung api di pulau Ternate memberikan tanah subur dan pantai dengan pasir hitam yang berkilauan. Anda akan melihat seluruh pulau dihiasi oleh perahu berwarna-warni dalam berbagai ukuran berbaring di air dangkal berbatu virus dan terlindung oleh pohon kelapa yang menari-nari terkibas angin sejuk.
Apabila Ternate adalah kota pulau yang diperlengkapi dengan denyut aktivitas pemerintahan dan niaga maka berbeda pada kota pulau kembarannya, Tidore. Pulau ini lebih besar dari Ternate namun kontras karena masih terbilang sepi tetapi begitu tentram. Di sini akan Anda temui banyak masjid di sepanjang jalannya. Hampir selang beberapa ratus meter bahkan puluhan meter akan didapati masjid atau musala. Mayarakat Tidore terkenal kuat menjalankan ajaran Islam dan ramah pada pengunjung.

Meskipun hanya memiliki luas 15 km2, Pulau Ternate memiliki sejumlah pemandangan dan pengalaman yang patut untuk dijelajah.
Mendaki puncak gunung berapi. Untuk setiap pengunjung yang datang ke pulau Ternate, mengunjungi Gunung Gamalama adalah keharusan. Wisata ke gunung tersedia dan menawarkan cara yang aman untuk menjelajah gunung berapi. Seorang pemandu lokal akan mengantar Anda melalui perjalanan selama 5 jam ke puncak gunung, 1.271 meter di atas permukaan laut.
Pelajari tentang kehidupan bangsawan Ternate dengan mengunjungi Istana Kedaton atau Sultan. Dibangun pada tahun 1796, sebagaian masih berfungsi sebagai rumah tinggal. Ada bagian bangunan khusus Kedaton yang berfungsi sebagai museum, di mana adik Sultan menyediakan informasi tentang Ternate dan tempat-tempat terkait dalam bahasa Inggris yang sangat baik bagi para pengunjung. Jika Anda telah berencana dan memperoleh izin dari Sultan, Anda dapat melihat mahkota Sultan yang hanya dikenakan pada penobatan. Legenda mengatakan bahwa mahkota memiliki 'rambut tumbuh', yang harus dipangkas sacara teratur. Orang-orang percaya dengan memamerkan mahkota di sekitar pulau dapat mencegah bencana, dan telah mencegah Gunung Gamalama meletus di masa lalu.
Masjid Sultan juga merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi. Sempatkan diri Anda untuk mengagumi interior kayu di tempat ini.
Hiburan lainnya di Ternate termasuk Benteng Oranye yang pernah menjadi kantor Hindia Belanda (VOC) dan juga sebagai tempat tinggal bagi gubernur Belanda di Ternate.
Berjalan di sekitar benteng Tolukko kuno. Dibangun tahun 1512 oleh Portugis, benteng yang pertama kali dibangun di Ternate. Benteng Kayu Merah juga layak untuk dikunjungi karena pemandangannya yang menakjubkan.

Saumlaki: Pintu Gerbang Menuju Kepulauan Tanimbar 
Di suatu tempat di perairan timur Indonesia, antara Pulau Aru dan Kepulauan Kei di bagian timur, serta Pulau Timor di sebelah baratnya, berdirilah sebuah kepulauan nan indah bernama Tanimbar. Kepulauan ini terdiri dari 65 pulau-pulau kecil sebagai bagian dari provinsi Maluku. Beberapa pulau yang dikenal adalah Fordate, Larat, Molu, Maru, Wotap, Wuliaru, Selu, Sera, Selaru, dan yang terbesar adalah Yamdena.
Berlayar dari Darwin, Australia menuju Laut Banda dengan Bandaneira atau  Ambon sebagai tujuannya maka Saumlaki di Pulau Yamdena yang berhutan lebat adalah perhentian pertama yang sanggup menyegarkan pikiran dan perasaan Anda. Saumlaki dikenal sebagai kota terbesar di Tanimbar yang berkembang dengan pengaruh kental Misionaris Kristen sejak tahun 1629.
Letak Saumlaki berada di Pulau Yamdena yang merupakan bagian dari Kepulauan Tanimbar. Kota ini adalah ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat setelah pemekaran tahun 1999. Mayoritas penduduknya tinggal di daerah pantai dengan daratan kapur dan karang.

Pelabuhan Saumlaki terletak di pantai selatan Yamdena. Di bagian barat pulau ini masih berawa dan sedikit berbukit di bagian timurnya. Tempat tinggal penduduk di pesisir pantainya begitu terlihat damai, menara gereja muncul di antara pepohonan rimbun yang gagah menghadap kota. Dua pertiga dari penduduk Tanimbarese adalah pemeluk agama Katolik dan Kristen. Sisanya adalah Islam, Budha, dan aliran kepercayaan animisme.
Pelancong masa lalu mengatakan bahwa penduduk setempat kurang ramah dibandingkan dengan penduduk di Maluku. Sebagai daerah yang hampir terisolasi di Maluku, Tanimbar masih memaksakan diri untuk memperbaiki keterbatasan fasilitas layanan umum. Kota Saumlaki sendiri dibangun di sekitar jalan utama dengan gaya ruko Cina yang tidak biasa.
Meskipun atraksi di sekitar pulau-pulau kurang populer namun petualang mungkin dapat menemukan jejak historis dan berinteksi akrab dengan penduduknya.

Pulau Pombo: Pulau Kecil di Maluku dengan Sejuta Keindahan 
Ketika tiba dengan speedboat mungkin yang Anda lihat hanya pepohonan di pesisir pantai dan hamparan pasir putih yang mengelilingi pulau seluas 2 atau 3 ha tersebut. Akan tetapi, jangan terkecoh dengan ukurannya, karena apa yang ada di bawah laut sekitarnya begitu mencengangkan sekaligus membuat Anda takjub. Menyelamlah hingga ke dasar perairannya untuk menikmati kekayaan dan keindahan biota laut yang telah membius para penyelam itu.
Maluku memang sangat beruntung dianugerahi deretan pulau nan indah memesona. Layak kiranya apabila Maluku dijuluki sebagai ‘Provinsi Seribu Pulau’. Salah satu pulau yang indah untuk disambangi di sini adalah Pulau Pombo. Lokasinya sekitar 20 menit dari Kota Ambon, Ibu Kota Provinsi Maluku.

Secara geografis Pulau Pombo berada di tengah-tengah Pulau Ambon dan Pulau Haruku. Sementara secara administratif seluruh kawasan di Pulau Pombo masuk ke dalam wilayah Kecamatan Salahhutu, Kabupaten Maluku Tengah.
 Menurut penduduk setempat kata ‘pombo’ berasal dari bahasa Portugis yang berarti ‘merpati’. Oleh karena itu, Pulau Pombo dikenal juga dengan nama Pulau Merpati. Di daratan Pulau Pombo tidak ada terdapat perumahan penduduk dengan kata lain pulau ini tidak berpenghuni.

Pulau Pombo menyuguhkan wisata bawah laut yang menakjubkan sekaligus menjadi cagar alam mini. Di sini tersimpan kekayaan biota laut dan keindahannya yang menjadi modal untuk menarik wisatawan terutama penyelam dari seluruh penjuru dunia.

Sumber daya alam laut Pulau Pombo telah berperan penting bagi keberlangsungan alam Provinsi Maluku Tengah. Selain itu, kawasan ini juga telah dijadikan lokasi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan budidaya alam bawah laut.
 Kawasan laut Pulau Pombo berupa atol dan rangkaian batu karang besar dan kecil, air lautnya yang jernih sangat memungkinkan Anda untuk melihat pemandangan dasar lautnya. Ketika musim air laut surut tiba, bebatuan karang yang sebelumnya bersembunyi di dasar laut akan muncul ke pemukaan membentuk sebuah pemandangan memesona sekaligus langka.

Ketika menyelam ke dasar perairan Pulau Pombo maka Anda akan menyaksikan kekayaan biota lautnya, mulai dari berbagai jenis ikan, kerang, rumput laut, hingga terumbu karang beragam bentuk yang unik. Jenis ikan yang bisa ditemukan di sini antara lain: ikan puri (Stolephorus sp.), momar (Decapterus sp.), komu (Auxis thzard), lema (Rastreliger kanagurta), jenis-jenis lolasi (caesionidae) serta moluska seperti kima (Tridacnidae), bia jalang (Strombus luhuanus), lola (Trochus niloticus), bia kambing (Lambis sp.), bia gengge (Nautilus pompilius), japing-japing (Pinctada margaritifera), dan jenis lain dari Cypreanidae, Strombidae, dan Connidae. Di sini juga terdapat moluska seperti kima (Tridacnidae), lola (Trochus niloticus), bia gengge (Nautilus pompilius), dan triton trompet (Charonnia tritonis). Semua moluska tersebut sudah berada dalam lindungan pemerintah (SK. Menhut No. 12/Kpts-II/).

Di darat pulau ini terpampang keindahan yang memesona. Daratan Pulau Pombo merupakan tempat singgah dan sarangnya hewan endemik Maluku yaitu burung Pombo (Ducula bicolor) dan berbagai jenis burung lainnya.

Tidak ada komentar: