Sejarah telah meninggalkan jejaknya di
Jawa Tengah, sebuah wilayah yang kaya akan kebudayaan dan tradisi yang
merupakan warisan agama Hindu dan Budha yang berkuasa pada masa lalu
serta pengaruh Islam yang terakhir. Dengan sejarah yang penuh warna,
Jawa Tengah kini telah menjadi kota indah yang nyaman dan modern, namun
masih mempertahankan ketenangan dan kedamaiannya.
Sejarah
Di bawah kekuasaan
Syailendra dan Raja-Raja Mataram Kuno abad ke-8 dan ke-10, kebudayaan
Jawa mulai berkembang dan candi Borobudur dibangun pada masa ini. Pada
abad ke-10, Kerajaan Majapahit yang berada di Jawa Timur mulai
mendominasi bahkan menguasai seluruh Nusantara. Setelah runtuhnya
Majapahit pada abad ke-15, Demak dan kerajaan Islam lainnya mulai
mengambil perannya dalam sejarah.
Kerajaan Mataram Islam muncul pada abad
ke-16. Namun kemudian Belanda datang ke wilayah ini dan berhasil
menjajahnya. Bahkan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
Belanda masih berusaha mengambil alih namun berakhir dengan sia-sia.
Jawa Tengah menjadi sebuah provinsi di Indonesia pada tanggal 4 Juli 1950.
Kantor Pariwisata
Telp.(024) 7608570-2, 7613180, 7613181
Fax. (024) 7608573
Website : http://www.central-java-tourism.com
Borobudur: Keajaiban Warisan Sejarah Indonesia
Inilah candi Buddha terbesar di dunia yang berdiri megah ibarat puzzle raksasa. Tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik, dipahat sedemikian rupa sehingga saling mengunci satu dengan yang lain. Candi Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir, bedanya, Borobudur memiliki pola kepunden berundak.
Candi Borobodur adalah monumen Buddha
terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa
Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum
Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di
Eropa.
Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m²
dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Bentuk
candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah
berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya
tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia.
Lembaga internasional dari PBB yaitu
UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu
monumen Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang
apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel
reliefnya merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi
nilai seninya serta setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.
Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal
abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari
China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu
jejak sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia.
Kemegahan dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun
dunia yang mengagumkan dan tak ternilai harganya.
Borobudur terdiri dari 1460 panel relief
dan 504 stupa namun sebenarnya masih ada 160 panel yang sengaja
ditimbun di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra Karmawibhangga
(hukum sebab-akibat). Ada pula yang menyatakan bahwa penimbunan bagian
bawah tersebut untuk menguatkan bagian pondasi yang sejak awal ditemukan
sudah sangat rusak.
Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun
di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan
vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah
timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang
yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung
dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang
rambut dari dahi hingga dasar dagu.
Berdasarkan prasasti Karangtengah dan
Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur
adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga,
dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru
dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani.
Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.
Pada awalnya, candi ini diperkirakan
sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi
Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sansekerta yang berarti "Bukit himpunan
kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur.
Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya
“Biara Buddha di Bukit”.
Candi ini berada di Jawa Tengah, di
puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit yang
renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x 123
meter. Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba.
Dulu, kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai.
Karena tertimbun endapan lahar kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad
ke VIII, Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra lantas membangun
Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama Gunadharma hinggga
selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi.
Luas bangunan Candi Borobudur ialah
15.129 m² yang tersusun dari 55.000 m³ batu, terdiri dari 2 juta
potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 x 10 x 15 cm. Panjang
potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu
1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh
gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang
terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi
kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief
seluruhnya mencapai 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat, dimana tingkat
1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar.
Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah.
Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk
dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar
petir. Bagian paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar
berdiameter 9,90 m, dengan tinggi 7 m.
Arsitektur dan bangunan batu candi ini sungguh tiada bandingannya. Candi ini dibangun tanpa menggunakan semen. Strukturnya seperti sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan dibuat bersamaan tanpa lem sedikitpun.
Sir
Thomas Stanford Raffles menemukan Borobudur pada tahun 1814 dalam
kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs tersebut dibersihkan dan
dipelajari secara menyeluruh. Keberadaan Borobudur sebenarnya telah
diketahui penduduk lokal di abad ke-18 dimana sebelumnya tertimbun
material Gunung Merapi.
Proyek restorasi Borobudur secara
besar-besaran kemudian dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910. Dengan
bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur
dilaksanakan dari bulan Agustus 1913 sampai tahun 1983. Candi ini tetap
kuat meski selama sepuluh abad tak terpelihara.
Tahun 1970-an Pemerintah Indonesia dan
UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan
yang dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan
saat ini Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan
dunia yang berharga.
Berbagai disiplin ilmu pengetahuan
terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh
Teodhorus van Erp tahun 1911, Prof. Dr. C. Coremans tahun 1956, dan
Prof.Ir. Roosseno tahun 1971. Kita patut menghargai usaha mereka
memimpin pemugaran candi mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang
dihadapi tidaklah mudah. Tahun 1991 akhirnya Borobudur ditetapkan
sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.
Candi Borobudur dihiasi dengan
ukiran-ukiran batu pada reliefnya yang mewakili gambaran dari kehidupan
Budha. Para arkeolog menyatakan bahwa candi Borobudur memiliki 1.460
rangkaian relief di sepanjang tembok dan anjungan. Relief ini
terlengkap dan terbesar di dunia sehingga nilai seninya tak tertandingi.
Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai dan berakhir
pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Cerita dimulai dari
sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbangnya.
Monumen ini adalah tempat suci dan tempat berziarah kaum Budha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Budha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi Budhis dan hakekatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Budha terdiri atas 3 bagian besar, yaitu: (1) Kamadhatu atau dunia keinginan; (2) Rupadhatu atau dunia berbentuk; dan (3) Arupadhatu atau dunia tak berbentuk.
Seluruh monumen itu sendiri menyerupai
stupa raksasa, namun dilihat dari atas membentuk sebuah mandala. Stupa
besar di puncak candi berada 40 meter di atas tanah. Kubah utama ini
dikelilingi oleh 72 patung Budha yang berada di dalam stupa yang
berlubang.
Untuk
lebih memahami tentang Candi Borobudur dan tampilan batunya secara
lebih terperinci maka Anda dapat mengikuti tur atau menyewa pemandu
wisata resmi.
Jelajahilah keseluruhan relief di
Borobudur yang mencerminkan ajaran Budha Mahayana dimana semakin ke atas
semakin menyimbolkan tingkat kesempurnaan. Bagian paling bawah atau Kamadhatu menggambarkan
perilaku penuh angkara murka dan hawa nafsu yang menyebabkan seseorang
masuk neraka jahanam. Bagian tengah meliputi empat tingkat dinamakan Rapadhatu,
tempat manusia dibebaskan dari nafsu dan hal-hal duniawi. Sementara
bagian teratas termasuk tiga teras melingkar yang mengarah ke pusat
kubah disebut Arupadhatu atau tempat para dewa bersemayam (nirwana).
Sebenarnya ada relief Karmawibhangga yang
tertimbun di tanah dan menggambarkan perbuatan mansia yang mengikuti
hawa nafsunya, seperti bergosip, membunuh, menyiksa, dan memerkosa.
Bahkan ada juga adegan-adegan seks dalam berbagai posisi. Sejumlah
pendapat menyebutkan bahwa relief tersebut ditimbun karena dianggap
kurang pantas dipertontonkan tetapi ada pula yang berpendapat penutupan
ini semata-mata demi kestabilan posisi candi agar tidak amblas.
Tahun 1885, arkeolog JW Yzerman sempat
mendokumentasikan dan merekam relief ini kemudian dibukukan tahun 1931.
Buku aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise
aslinya disimpan di Museum Tropen, Amsterdam mengingat statusnya milik
Pemerintah Belanda sementara Pemerintah Indonesia memiliki replika
seluruh foto tersebut.
Sekitar tahun 1890-1891, bagian yang
tertutup itu dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk
dipotret satu per satu. Batu bervolume 13000 meter kubik ini diangkat,
lalu dikembalikan lagi ke posisi semula. Hingga hari ini, bagian itu
ditimbun tanah sehingga tidak bisa dilihat. Ada tiga panel di bagian
tenggara candi yang terbuka diduga karena proses penutupan kembali yang
tak sempurna.
Bila Anda telah mencapai puncak candi
maka beristirahatlah dan nikmati pemandangan indahnya. Di bagian atas
Borobudur Anda akan menemukan ruang kosong yang merupakan simbol
kesempurnaan. Selama Anda di bagian puncaknya, nikmatilah pemandangan
gunung yang hijau dan lebat di sekitarnya, dan rasakanlah hembusan angin
yang lembut. Anda bebas untuk mengambil sebanyak mungkin objek foto
indah yang Anda inginkan.
Kepercayaan masyarakat lokal menyebutkan
bahwa jika Anda telah berada di puncak candi dan memiliki satu
keinginan sungguh-sungguh, lalu tangan Anda menjangkau dan menyentuh
sosok Sang Buddha di dalamnya, maka permintaan Anda akan terwujud.
Anda dapat mencatat beberapa cerita
menarik dari ukiran dari relief candi ini karena ada banyak cerita
menarik di dalamnya. Pastikan pemandu wisata Anda menceritakan rentetan
cerita yang terdapat dalam ukiran batu. Jika Anda seorang penulis atau
penyair mungkin ada cerita yang dapat menginspirasi Anda.
Hal menarik lainnya dari Borobudur
adalah bukit Manoreh di selatan. Jika Anda melihatnya dengan seksama
nampak garis kontur bukit-bukit berbentuk seperti orang tidur seolah
Borobudur tampak berdiri tegak di samping "orang tidur".
Candi Borobudur memiliki 100 talang air
berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air
sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang
mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.
Museum Samudera Raksa akan memberitahu
Anda tentang sejarah perdagangan Indonesia dan Afrika di zaman kuno dan
bagaimana upaya modern untuk menciptakan kembali rute perjalanan ini.
Prambanan: Candi Hindu yang Eksotik
Inilah
candi dengan bentuk penuh keanggunan dan dikenal sebagai salah satu
ikon budaya Indonesia. Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di
Asia Tenggara.
Letaknya yang tidak jauh dari Candi
Borobudur seperti ingin menunjukan kepada Anda tentang keharmonisan
antara umat Budha dan Hindu di Pulau Jawa tidak hanya di masa lalu tapi
juga saat ini.
Candi
yang oleh masyarakat lokal ini dikenal dengan nama Roro Jonggrang,
memiliki cerita legenda. Bahwa dahulu kala ada seorang pemuda yang
sangat sakti dan kuat yang ingin menikahi putri yang cantik bernama Roro
Jonggrang. Sang raja yang juga merupakan ayah dari sang putri pun
memaksanya untuk menikah dengan Bandung Bondowoso, Roro jonggrang tidak
mencintainya tapi tidak pula bisa menolaknya. Setelah melalui
petimbangan yang panjang, akhirnya dia memberikan satu syarat kepada
Bandung Bondowoso untuk membangun 1000 buah candi dan berjanji akan
menikah dengannya jika syarat itu bisa diselesaikan sebelum fajar
menyingsing.
Roro
jonggrang meminta agar pekerjaan tersebut selesai sebelum ayam berkokok
yang dia pikir sebagai sesuatu yang mustahil. Tapi Bandung Bondowoso
yang sakti hampir dapat menyelesaikan 999 candi dengan bantuan jin dan
kekuatannya. Roro jonggrang pun meminta para wanita di kampung untuk
mulai memukul padi agar para ayam terbangun dan mulai berkokok.
Bondowoso sangat kecewa dengan perlakuan Roro Jonggrang, lalu mengubah
Roro Jonggrang menjadi batu yang kini dikenal sebagai Candi Prambanan,
sedangkan candi di sekitarnya dinamakan Candi Sewu atau Seribu candi.
Candi
Prambanan dibangun abad ke-9, dipersembahkan untuk dewa Syiwa, sang
penghancur, dan dua yang ada di sampingnya dipersembahkan masing-masing
untuk dewa Brahma, dewa pencipta serta dewa Wisnu, dewa pemelihara.
Candi yang tertinggi menjulang setinggi 47 meter diantara candi-candi
lain di sekitarnya.
Prambanan ditemukan kembali oleh seorang
warga Belanda bernama CA Lons tahun 1733 setelah terabaikan selama
ratusan tahun. Candi ini telah mengalami pemugaran dan kini Candi
Prambanan dikenal sebagai Candi Hindu paling indah di Indonesia.
Keindahan serta kerumitan arsitektur
Candi Prambanan sebagai bangunan yang sangat menawan menobatkannya
sebagai situs warisan dunia tahun 1991 oleh UNESCO.
Relief yang terdapat di dalam candi
menuturkan cerita epik Ramayana. Di dalamnya terdapat barang-barang
bersejarah seperti batu Lingga Batara Syiwa sebagai simbol kesuburan.
Cerita Ramayana menuturkan kisah
Pangeran Rama dan istrinya, Sinta yang sedang berjalan-jalan di hutan.
Rama melihat rusa emas di hutan lalu Dia berniat memburunya, namun
sebelum itu ia membuat lingkaran yang mengelilingi Sinta. Rama berkata
padanya untuk tidak keluar dari lingkaran ini agar tetap aman. Akan
tetapi, raja para raksasa, Rahwana membujuk Sinta untuk keluar dari
lingkaran, lalu menculik dan membawa Sinta keistananya Alengka.
Rama
yang bersedih ditemani raja kera, Hanoman akhirnya menemukan Sinta di
istana Rahwana. Lalu Rama menghancurkan Alengka dan Sinta berhasil
diselamatkan dan kembali ke pelukan suami tercintanya.
Selama Anda di sini sebaiknya Anda
mengambil sebanyak mungkin foto yang Anda inginkan karena pemandangan
yang indah dari candi yang berdiri kokoh dan reruntuhan candi-candi.
Tiket masuk yang Anda beli berlaku untuk satu hari penuh, artinya Anda
dapat masuk dan keluar area Prambanan sesuka hati. Artinya bagi para photographer, Anda dapat mengambil foto pada waktu yang berbeda-beda dalam sehari, menarik bukan!
Sangiran: Situs dan Museum Manusia Purba di Lembah Bengawan Solo
Sangiran merupakan situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Areanya seluas 56 km² berada di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah, atau sekitar 15 km utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo.
Sangiran memberi informasi lengkap sejarah kehidupan manusia purba
meliputi habitat, pola kehidupannya, binatang yang hidup bersamanya,
hingga proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang
dari 2 juta tahun (Pliosen Akhir hingga akhir Pleistosen Tengah).
Sementara itu, Museum Sangiran masih berlokasi di sekitaran situs arkeologi ini. Di sini Anda dapat melihat sekitar 13.809 koleksi fosil manusia purba dan merupakan terlengkap di Asia. Ada juga fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut, alat-alat batu, dan beberapa jenis hewan seperti badak, sapi, rusa, banteng, dan kerbau. Tersedia juga ruang audio visual untuk menyaksikan fosil tinggalan kehidupan masa prasejarah di Sangiran. Museum Sangiran saat ini menjadi sebuah museum megah dengan arsitektur modern. Di isni Anda dapat melihat dari dekat koleksi fosil manusia purba, binatang yang hidup pada masa itu, hingga peralatan yang digunakannya.
Situs Sangiran merupakan obyek wisata ilmiah yang menarik. Tempat ini memiliki nilai tinggi bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset Indonesia. Sejak tahun 1977 situs Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Tahun 1996 Sangiran terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai World Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).
Sejak ditetapkannya sebagai World Heritage oleh UNESCO, Sangiran memberi sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya ilmu arkeologi, geologi, paleoanthropologi, dan biologi. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.
Situs Sangiran mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar. Awalnya Situs Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan Kubah Sangiran kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat pergerakan dari aliran sungai. Pada depresi itu ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau.
Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya dari hasil penggalian ditemukan fosil Pithecanthropus erectus atau Manusia Jawa. Ada sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus yang ditemukan di situs ini.
Kawasan Sangiran menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Manusia purba jenis Homo erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran ada sekitar lebih dari 100 individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Jumlah ini mewakili 65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan merupakan 50% dari jumlah fosil sejenis yang ditemukan di dunia. Jenis Homo erectus yang ditemukan adalah dari masa Pleistosen Awal dan Pleistosen Tengah, dan mungkin juga pada Pelistosen Akhir. Manusia jenis ini mempunyai ciri-ciri tinggi badan kurang lebih 165-180 cm dengan postur yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus. Mereka memiliki geraham yang masih besar, rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis dan tonjolan belakang kepalanya nyata, dagu belum ada dan hidung lebar. Perkembangan otaknya baru memiliki volume sekitar 800-1100 cc dan manusia ini digolongkan dalam Homo erectus arkaik.
Selain fosil manusia purba, di Sangiran ada juga fosil hewan bertulang belakang hingga cangkang molusca. Fosil vertebrata ditemukan di semua lapisan (Kalibeng, Kabuh, dan Notopuro). Ditemukan juga fosil gajah purba, badak, banteng, sapi, kerbau, dan rusa. Diperkirakan hewan-hewan tersebut hidup sezaman dengan Homo erectus dan menjadi binatang buruan mereka.
Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoanthropologi Yogyakarta.
Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, Anda dapat melihat jelas pada bagian yang bertebing curam yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.
Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata Anda dapat melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini arealnya seluas 56 km² tersebut masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Sangiran merupakan aset yang sangat penting secara nasional maupun internasional.
Sementara itu, Museum Sangiran masih berlokasi di sekitaran situs arkeologi ini. Di sini Anda dapat melihat sekitar 13.809 koleksi fosil manusia purba dan merupakan terlengkap di Asia. Ada juga fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut, alat-alat batu, dan beberapa jenis hewan seperti badak, sapi, rusa, banteng, dan kerbau. Tersedia juga ruang audio visual untuk menyaksikan fosil tinggalan kehidupan masa prasejarah di Sangiran. Museum Sangiran saat ini menjadi sebuah museum megah dengan arsitektur modern. Di isni Anda dapat melihat dari dekat koleksi fosil manusia purba, binatang yang hidup pada masa itu, hingga peralatan yang digunakannya.
Situs Sangiran merupakan obyek wisata ilmiah yang menarik. Tempat ini memiliki nilai tinggi bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset Indonesia. Sejak tahun 1977 situs Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Tahun 1996 Sangiran terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai World Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).
Sejak ditetapkannya sebagai World Heritage oleh UNESCO, Sangiran memberi sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya ilmu arkeologi, geologi, paleoanthropologi, dan biologi. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.
Situs Sangiran mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar. Awalnya Situs Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan Kubah Sangiran kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat pergerakan dari aliran sungai. Pada depresi itu ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau.
Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya dari hasil penggalian ditemukan fosil Pithecanthropus erectus atau Manusia Jawa. Ada sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus yang ditemukan di situs ini.
Kawasan Sangiran menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Manusia purba jenis Homo erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran ada sekitar lebih dari 100 individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Jumlah ini mewakili 65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan merupakan 50% dari jumlah fosil sejenis yang ditemukan di dunia. Jenis Homo erectus yang ditemukan adalah dari masa Pleistosen Awal dan Pleistosen Tengah, dan mungkin juga pada Pelistosen Akhir. Manusia jenis ini mempunyai ciri-ciri tinggi badan kurang lebih 165-180 cm dengan postur yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus. Mereka memiliki geraham yang masih besar, rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis dan tonjolan belakang kepalanya nyata, dagu belum ada dan hidung lebar. Perkembangan otaknya baru memiliki volume sekitar 800-1100 cc dan manusia ini digolongkan dalam Homo erectus arkaik.
Selain fosil manusia purba, di Sangiran ada juga fosil hewan bertulang belakang hingga cangkang molusca. Fosil vertebrata ditemukan di semua lapisan (Kalibeng, Kabuh, dan Notopuro). Ditemukan juga fosil gajah purba, badak, banteng, sapi, kerbau, dan rusa. Diperkirakan hewan-hewan tersebut hidup sezaman dengan Homo erectus dan menjadi binatang buruan mereka.
Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoanthropologi Yogyakarta.
Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, Anda dapat melihat jelas pada bagian yang bertebing curam yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.
Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata Anda dapat melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini arealnya seluas 56 km² tersebut masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Sangiran merupakan aset yang sangat penting secara nasional maupun internasional.