Senin, 17 November 2014

KONTAK

Untuk pemesanan iklan di Tempo Media Group dan Harian TOPSKOR
Hubungi :

Izzuddin Chalid
+62 812 131 00 491
izzuddin.chalid@gmail.com

Alternatif dan Medis adalah Pilihan Lengkap dengan Resikonya

Tulisan ini adalah sebuah tanggapan atas  tulisan berikut ini.  tulisan dari kompasianer Aslan Z. Tulisan Saudara Aslan  mempertanyakan apakah garansi dan payung hukum yang diberikan bagi penggunanya. 
Sebenarnya pada era tahun 1980-1990 an adalah era dimana kejayaan pengobatan medis. Anggapan pengobatan alternatif adalah pengobatan yang tidak ilmiah, tanpa didasari bukti-bukti empiris, tanpa melalui proses penelitian dan tidak melalui proses pendidikan berjenjang. Bahkan pada waktu itu ada istilah kuno, sudah tidak jamannya lagi memakai pengobatan alternatif. Sayangnya keadaan ini dicemari oleh perilaku dokter dan rumah sakit yang profitable oriented, pabrik farmasi menyusul dengan persaingan harga obat yang luar biasa. Efek dominonya adalah bisnis asuransi kesehatan menjadi laris manis. Pameo kesehatan yang tak ternilai menjadi kesehatan mahal harganya. 
Keluarga saya waktu itu juga punya dokter keluarga ahli spesialis penyakit dalam yang selalu memonitor kesehatan kami, terutama bapak yang menderita penyakit komplikasi jantung, batu ginjal, hipertensi, rematik dan tumor di bagian kulit di dadanya. Sedangkan saya kebetulan mendapat genetika dari bapak lengkap dengan penyakitnya mulai dari kolesterol tinggi, tumor jinak di ketiak, cristal ginjal, maag, kista sampai pembengkakan kelenjar payudara. 
Dokter dan rumah sakit adalah sahabat kami, dengan harapan kami ingin hidup sehat. Keraguan dunia medis dimulai ketika dokter keluarga kami meninggal dunia karena kanker otak membuat kami berpindah-pindah dari satu dokter ke dokter yang lain. Kami jadi memahami bahwa tidak semua dokter seperti dokter keluarga kami.  Begitulah dokter juga manusia lengkap dengan segala kelebihan dan kekurangannya dalam melaksanakan perkerjaannya. 
Dari proses yang terjadi akhirnya saya mengambil kesimpulan sebagai berikut : 
1. Tidak semua dokter pintar. Karena di Fakultas kedokteran ada murid yang berprsatasi dan ada yang tidak, mungkin bisa jadi ada yang katrolan. 
2. Tidak semua dokter mempunyai niat baik yang sama dan mengutamakan kepentingan kemanusiaan, ada juga yang lebih pada kemanusiaan dengan berbanding lurus kepentingan materialistiknya. 
3.  Sebagian besar rumah sakit bukanlah lembaga sosial non profit yang mengedepankan pelayanan. Contohnya adalah  berbagai standar-standar pelayanan dan administrasi yang diterapkan rumah sakit saat menangani pasiennya. Terutama saat tidak mampu membayar uang pangkal, atau pengambilan jenasah yang belum selesai administrasinya. 
4. Dokter juga menerapkan uji coba bagi pasiennya. Trial and error juga berlaku dalam proses pengobatan, baik diagnosa maupun jenis obat yang digunakan. Kembali pada nomor 1 bahwa tidak semua dokter pintar. 
5. Pengobatan medis menganggap dirinya yang terbaik sehingga kadang-kadang mengganggap semuanya pasti benar dan tidak bisa diganggu gugat. Beberapa kasus jika ditanya jawabannya adalah ya memang harus begitu, pokoknya begitu. walah. 
6. Biaya Pengobatan dokter selain di Puskesmas mahal, bahkan pakai mahal sekali sebagai imbal balik proses penelitian dsb. 
Sebenarnya alasan di atas adalah manusiawi, dan saya tidak menutup kemungkinan berlaku juga sebaliknya. Dokter bukanlah dewa dan sebagian besar fenomena di atas berlaku di dunia medis. 
Saya adalah pasien. Sebagai pasien saya adalah manusia berhak untuk memilih yang terbaik buat diri saya.  Saya mulai mengumpulkan rekomendasi dari berbagai teman tentang pengobatan alternatif. berbagai jenispengobatan dan metode  saya coba, mulai dari pijet, herba, mistis, bekam, terapi air panas, urine, totok darah, refleksi. 
Isenknya saya kadang kelewatan, saya suka belajar dan mencoba apa yang mereka kerjakan. Saya lihat prosentase tingkat keberhasilan, efek samping negatif dan positif pengobatan alternatif. Pada tingkat pemahaman selanjutnya masing-masing jenis pengobatan alternatif punya spesialis untuk penyakit tertentu, jadi tidak bisa disamaratakan.  Sama halnya antibiotik saja jenisnya beda-beda tetapi efektivitas penggunaannya berbeda juga sesuai dengan jenis penyakitnya.  Semua yang saya lakukan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu. parah. 
Dari pengalaman yang saya lakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 
1. Dokter dan pelaku alternatif adalah sama-sama manusia. Lengkap dengan kepentingan, kekurangan dan kelebihannya. 
2. Proses dokter bisa melalui jalur pendidikan formal, bisa melalui tes dengan didukung biaya besar. 
3. Pendidikan di alternatif juga ada proses pendidikannya, terutama melalui spiritual. Bahkan untuk pendidikan spritual lebih parah, tidak hanya harus pintar tetapi berbakat baik secara kejiwaan dan batin. Proses ini membutuhkan seleksi yang sangat ketat, dan tidak semua bisa lolos. Lama jenjang pendidikan di spritual mencapai puluhan tahun sesuai dengan tingkatannya. sama ya dengan dokter spesialis. Dalam lingkup ini sering diistilahkan dengan paranormal. Karena biasanya paranormal mempunyai kemampuan untuk mengobati.  Pengobatan dengan caranya masing-masing sesuai dengan bidang spiritual yang digelutinya. 
4. pengobatan alternatif biayanya murah dan mudah dijangkau karena banyak terdapat di sekitar kita. Biaya pendidikannya tidak mahal, hanya membutuhkan kemauan dan ketekunan. Pengobatan alternatif pada tingkatan yang tinggi justru tidak profit oriented. Kalau ditemukan alternatif mahal maka kemampuan dan efektifitasnya menjdai dipertanyakan. Pada tingkatan tinggi berarti sudah pada proses pengolahan nilai kemanusiaan sehingga biasanya mereka sudah bukan mengejar nilai-nilai duniawi, tetapi lebih penekanan pada nilai kemanusiaan. Tidak menutup kemungkinan pasien memberikan lebih karena manfaat yang dia terima. 
5. Dokter bukanlah dewa sehingga ada juga penyakit yang secara medis bisa disembuhkan, dan ada juga yang tidak dapat disembuhkan. Bahkan kadang-kadang secara alternatif itu adalah sederhana, seprti maag, migren, vertigo dan syaraf kejepit. Easy and simple. 
Tuhan memberikan penyakit dan memberikan caranya untuk sembuh. Semua sudah diatur, dan pengobatan cara apapun hanyalah sebuah jalan. Berbagai cara bisa dilakukan manusia untuk sembuh, kembali kepada keyakinan si pasien dan keluarganya. semuanya adalah pilihan. Apapun yang dipilihnya untuk jalan pengobatan pilihan  adalah kesiapan dengan segala konsekwensinya. Kepastian hukum hanyalah buatan manusia tetapi kehidupan. manusia hanya bisa berusaha dan pada akhirnya kembali kepada kuasa Tuhan untuk sembuh atau tidak. 
Medis dan alternatif hanyalah pilihan. Dan semuanya kembali kepada pelaku medis dan alternatif,  manusianya, niatnya, tujuannya dan maksudnya hanya si pengobat  yang tahu.  Sebagai pasien dan secara manusia kita mesti pandai-pandai membaca situasi dan psikologis terapis kita. Siapakah dia, baik atau tidakkah niatnya, referensi tingkat keberhasilan penyembuhannya. 
Akhirnya kembali bahwa metode apapun proses pengobatan yang dilalui  adalah pilihan,  mengenai pelaksanaannya kembali pada sisi humanisme si pengobat (medis dan alternatif). baik atau buruk kembali kepada niat, memerlukan jiwa besar mengakui bahwa setiap pengobat mempunyai keterbatasan dan bisa merekomendasikan bahwa tidak mampu. Silahkan berobat ke tempat lain. 
Tetapi pada pengobatan dasar dan mengetahui kondisi awal saya masih menyetujui hasil laboratorium sebagai pegangan awal, walaupun belum tentu setuju dengan hasil diagnosa dokternya. 
pengobatan bersama-sama dapat dilakukan dengan penghargaan yang sama dan tidak menjatuhkan, saling menghargai keberadaan masing-masing. Kritik membangun dalam pencapaian tujuan besar “nilai kesehatan dan kemanusiaan” menjadi landasan untuk melangkah bersama-sama dan mewujudkan manusia yang sehat lahir batin menuju masyarakat yang adil dan sejahtera, sesuai pembukaan UUD ‘ 45 alinea 4. 

Setelah Caesar, Mungkinkah Persalinan Normal?


Meskipun persalinan normal sangat diidamkan oleh seluruh ibu hamil akan tetapi apabila kenyataan tidak sesuai harapan, anda harus dapat menerimanya. Salah satunya adalah faktor kesehatan dan  keselamatan janin serta anda yang harus dipertimbangkan. Ahli medis akan menyarankan anda untuk persalinan caesar. Operasi caesar sebenarnya memiliki keistimewaan tersendiri apalagi bagi anda yang ingin merencanakan hari dan jam kelahiran yang dapat diatur sesuai dengan keinginan keluarga. Pemeriksaan kesehatan anda dan janin menjelang persalinan sangat diperlukan untuk menentukan proses persalinan alami atau melalui operasi caesar. Tindakan operasi caesar akan disarankan bagi ibu hamil yang memiliki masalah kehamilan salah satunya adalah terjadinya kondisi janin yang memerlukan segera pertolongan, jalan lahir tertutup, posisi bayi sungsang, atau ibu hamil mengalami gangguan kesehatan seperti hipertensi.
Operasi caesar dibedakan menjadi dua yaitu operasi caesar secara elektif dan operasi caear secara emergency yang membedakannya adalah waktu dan kondisi. Pada keadaan operasi caesar elektif telah direncanakan jauh-jauh hari setelah dokter menemukan kelainan pada kehamilannya sedangkan pada operasi caesar emergency dilakukan pada saat persalinan berlangsung, hal ini berhubungan dengan kondisi gawat untuk menyelamatkan janin dan ibu. Operasi caesar merupakan proses persalinan dengan menggunakan metode bedah rahim yang berada di dalam perut. Dengan demikian bagi anda yang telah melakukan persalinan caesar emergency pada kelahiran anak pertama memiliki kekhawatiran untuk menjalani persalinan di kehamilan anda yang ke dua? Dapatkah ibu hamil yang telah melakukan operasi caesar melahirkan bayi secara normal di kehamilan ke duanya? Melakukan persalinan normal setelah melakukan operasi caesar mungkin terjadi pada ibu hamil. Hal ini disesuaikam dengan kondisi kesehatan ibu dan janin yang dapat mendukung persalinan normal.
Bagi anda yang mengharapakan persalinan normal setelah melakukan persalinan caesar sebelumnya sangat mungkin disesuaikan dengan kondisi. Proses persalinan ini dikenal dengan istilah vaginal birth after c-section atau VBAC. Meskipun beberapa kasus sukses melakukan proses VBAC yaitu prosentasenya 60-80% akan tetapi resiko yang dihadapi ibu hamil sangat tinggi sehingga dokter harus sangat hati hati dalam merekomendasikan proses VBAC ini. Salah satu resiko utamanya adalah pecahnya rahim, yaitu bekas caesar terbuka kembali setelah persalinan. Sehingga diperlukan pemeriksaan kesehatan yang mendukung anda da n janin untuk melakukan persalinan VBAC.

Berikut adalah beberapa tahapan yang menjadi pertimbangan dokter dalam menyarankan persalinan normal setelah operasi caesar pada ibu hamil :

1.    Calon ibu yang akan melakukan persalinan VBAC sebaiknya dilakukan pemeriksaan termasuk dalam jenis sayatan yang digunakan ketika persalinan caesar sebelumnya. Sayatan klasik atau sayatan pada rahim dari atas ke bawah sebaiknya tidak melakukan proses VBAC, adapun kemungkinan bagi ibu hamil dengan sayatan melintang.

2.    Bagi anda yang sebelumnya melakukan operasi caesar dengan alasan sungsang atau detak jantung tidak teratur, tanpa adanya komplikasi maka kemungkinan peluang operasi caesar tinggi ketimbang dengan kondisi leher rahim yang tidak melebar atau kepala bayi yang tidak turun.

3.    Persalinan normal setelah operasi caesar tidak disarankan untuk ibu hamil yang memiliki komplikasi kehamilan seperti diabetes atau tekanan darah tinggi. Begitu jupa apabila posisi bayi anda sungsang, maka dokter tidak akan menyarankan VBAC.

4.    VBAC lebih mungkin terjadi pada kehamilan kedua, hal ini berhubungan dengan resiko yang masih rendah ketimbang bagi anda yang telah melakukan operasi caesar berulang-ulang.
http://bidanku.com/setelah-caesar-mungkinkah-persalinan-normal#ixzz3JIvITDyF

Tips untuk Menghindari Kelelahan Menjelang Persalinan

Kini usia kehamilan anda memasuki trimester akhir, beberapa hari bahkan hitungan jam anda akan memasuki proses persalinan. Ada banyak hal yang membuat anda berdebar-debar menunggu kehadiran bayi, rasa cemas dan bahagia akan semakin bersatu. Usahakan anda untuk dapat mengelola mental anda ketika menjelang persalinan. Selain mengelola mental menjelang persalinan, beberapa hal harus anda pertimbangkan salah satunya adalah mengelola diri anda agar tidak terjadi kelelahan ketika hari persalinan anda. Ibu hamil yang memasuki trimester akhir, tepatnya menjelang persalinan akan mengalami kelelahan meskipun hanya melakukan aktivitas di rumah saja. Hal ini berhubungan dengan beban tubuh yang dialami oleh ibu hamil pada usia kehamilan akhir mencapai kisaran 10-15 kg. Meskipun kelelahan normal terjadi pada ibu hamil akan tetapi ada baiknya ada mempunyai beberapa cara untuk mengatasinya sehingga kelelahan tidak menguasai anda berlarut larut.

Berikut adalah tips yang dapat anda lakukan untuk mengatasi kelelahan yang terjadi menjelang persalinan :

1.    Mengatur jam istirahat
Menjelang persalinan sebaiknya anda mengatur jadwal istirahat anda, apalagi istirahat malam untuk mengembalikan kebugaran di pagi hari. Bagi anda yang sering tidur larut malam dikarenakan pekerjaan yang belum selesai sebaiknya selama kehamilan dihindari apalagi memasuki kehamilan akhir. Anda dapat menggunakan waktu istirahat malam maksimal pada pukul 10 malam.

2.    Melakukan latihan khusus ibu hamil
Meskipun anda sedang kelelahan bukan berarti anda mengabaikan waktu olahraga anda. Anda dapat mengurangi rasa lelah di usia kehamilan akhir dengan cara melakukan latihan khusus bagi ibu hamil seperti yoga atau dengan jalan kaki di pagi hari sekitar 20 menit, hal ini terbukti dapat membantu anda dalam menyeimbangkan tubuh dan menambah energi.

3.    Cukupi kebutuhan cairan tubuh anda
Ketika anda sedang hamil, anda membutuhkan vitamin dan mineral yang jauh lebih tinggi dari keadaan wanita yang tidak hamil. Selain untuk mencukupi kebutuhan perkembangan kesehatan janin, vitamin dan mineral dapat bermanfaat untuk anda dalam mengusir kelelahan. Sangat disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan anda dalam menjaga tubuh tetap bugar dan kesehatan pencernaan yang lancar pada ibu hamil.

4.    Makanan yang bermanfaat untuk kelelahan
Makanan yang terlalu banyak mengandung gula buatan tidak baik untuk kesehatan anda dan janin, sehingga anda dapat memilih beberapa makanan dengan kandungan gula alami. Salah satunya buah-buahan yang menyajikan kandungan gula alami yang dapat membuat anda sehat, pilih juga buah-buahan yang memiliki kandungan air tinggi seperti jeruk, semangka, melon yang dapat menyegarkan. Selain itu kentang kukus dapat membantu anda mengusir kelelahan menjelang persalinan.

5.    Waktu untuk istirahat di siang hari
Anda dapat memanfaatkan cuti hamil anda menjelang persalinan untuk beristirahat di siang hari. Meskipun demikian anda tidak perlu memaksakan diri tidur siang, anda cukup melakukan rileksasi dengan berbaring dengan mata terpejam di atas tempat tidur anda kurang lebih 20 menit.

6.    Mengurangi ketakutan menghadapi persalinan
Tidak saja kelelahan secara fisik, kelelahan secara emosional dapat terjadi pada anda. Salah satunya adalah kecemasan berlebihan mempersiapkan persalinan. Sebaiknya anda meminta bantuan orang terdekat termasuk keluarga untuk meminta dukungan dalam menghadapi persalinan anda. Dengan kenyamanan yang diberikan keluarga, yang paling utama suami anda dapat mengurangi ketakutan yang menyebabkan lelah secara emosional.
http://bidanku.com/tips-untuk-menghindari-kelelahan-menjelang-persalinan#ixzz3JIu8GwaV

Dalil tentang Sholat serta Hukum meninggalkannya

Meninggalkan shalat adalah perkara yang teramat bahaya. Di dalam berbagai dalil disebutkan berbagai ancaman yang sudah sepatutnya membuat seseorang khawatir jika sampai lalai memperhatikan rukun Islam yang mulia ini. Tulisan kali ini akan mengutarakan bahaya meninggalkan shalat menurut dalil-dalil Al Qur’an secara khusus.
Dalil Pertama
Firman Allah Ta’ala,

أَفَنَجْعَلُ الْمُسْلِمِينَ كَالْمُجْرِمِينَ (35)

Maka apakah patut Kami menjadikan orng-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir) ?” (Q.S. Al Qalam [68] : 35)
hingga ayat,

يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ وَيُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ فَلَا يَسْتَطِيعُونَ (42) خَاشِعَةً أَبْصَارُهُمْ تَرْهَقُهُمْ ذِلَّةٌ وَقَدْ كَانُوا يُدْعَوْنَ إِلَى السُّجُودِ وَهُمْ سَالِمُونَ (43)

Pada hari betis disingkapkandan mereka dipanggil untuk bersujud, maka mereka tidak kuasa, (dalam keadaan) pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi mereka diliputi kehinaan. Dan sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru untuk bersujud, dan mereka dalam keadaan sejahtera.” (Q.S. Al Qalam [68] : 43)
Dari ayat di atas, Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia tidak menjadikan orang muslim seperti orang mujrim (orang yang berbuat dosa). Tidaklah pantas menyamakan orang muslim dan orang mujrim dilihat dari hikmah Allah dan hukum-Nya.
Kemudian Allah menyebutkan keadaan orang-orang mujrim yang merupakan lawan dari orang muslim. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya),”Pada hari betis disingkapkan”. Yaitu mereka (orang-orang mujrim) diajak untuk bersujud kepada Rabb mereka, namun antara mereka dan Allah terdapat penghalang. Mereka tidak mampu bersujud sebagaimana orang-orang muslim sebagai hukuman karena mereka tidak mau bersujud kepada-Nya bersama orang-orang yang shalat di dunia.
Maka hal ini menunjukkan bahwa orang-orang yang meninggalkan shalat akan bersama dengan orang kafir dan munafik. Seandainya mereka adalah muslim, tentu mereka akan diizinkan untuk sujud sebagaimana kaum muslimin diizinkan untuk sujud.
Dalil Kedua
Firman Allah Ta’ala,

كُلُّ نَفْسٍ بِمَا كَسَبَتْ رَهِينَةٌ (38) إِلَّا أَصْحَابَ الْيَمِينِ (39) فِي جَنَّاتٍ يَتَسَاءَلُونَ (40) عَنِ الْمُجْرِمِينَ (41) مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42) قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43) وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ (44) وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ (45) وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ (46) حَتَّى أَتَانَا الْيَقِينُ (47)

Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa, “Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?” Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian”.” (QS. Al Mudatstsir [74] : 38-47)
Setiap orang yang memiliki sifat di atas atau seluruhnya berhak masuk dalam neraka saqor dan mereka termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa). Pendalilan hal ini cukup jelas. Jika memang terkumpul seluruh sifat di atas, tentu kekafiran dan hukumannya lebih keras. Dan jika hanya memiliki satu sifat saja tetap juga mendapatkan hukuman.
Jadi tidak boleh seseorang mengatakan bahwa tidaklah disiksa dalam saqor kecuali orang yang memiliki seluruh sifat di atas. Akan tetapi yang tepat adalah setiap sifat di atas patut termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa). Dan Allah Ta’ala telah menjadikan orang-orang mujrim sebagai lawan dari orang beriman. Oleh karena itu, orang yang meninggalkan shalat termasuk orang mujrim yang berhak masuk ke neraka saqor. Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ (47) يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ (48)

Sesungguhnya orang-orang yang mujrim (bedosa) berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka): “Rasakanlah sentuhan api neraka!”.” (QS. Al Qomar [54] : 47-48)

إِنَّ الَّذِينَ أَجْرَمُوا كَانُوا مِنَ الَّذِينَ آَمَنُوا يَضْحَكُونَ (29)

Sesungguhnya orang-orang yang mujrim (berdosa), adalah mereka yang menertawakan orang-orang yang beriman.” (QS. Al Muthaffifin [83] : 29). Dalam ayat ini, Allah menjadikan orang mujrim sebagai lawan orang mukmin.
Dalil Ketiga
Firman Allah Ta’ala,

وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ta’atlah kepada rasul, supaya kamu diberi rahmat.” (QS. An Nur [24] : 56)
Pada ayat di atas, Allah Ta’ala mengaitkan adanya rahmat bagi mereka dengan mengerjakan perkara-perkara pada ayat tersebut. Seandainya orang yang meninggalkan shalat tidak dikatakan kafir dan tidak kekal dalam neraka, tentu mereka akan mendapatkan rahmat tanpa mengerjakan shalat. Namun, dalam ayat ini Allah menjadikan mereka bisa mendapatkan rahmat jika mereka mengerjakan shalat.
Dalil Keempat
Allah Ta’ala berfirman,

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. Al Maa’un [107] : 4-5)
Sa’ad bin Abi Waqash, Masyruq bin Al Ajda’, dan selainnya mengatakan, ”Orang tersebut adalah orang yang meninggalkannya sampai keluar waktunya.”
Ancaman ‘wa’il’ dalam Al Qur’an terkadang ditujukan pada orang kafir seperti pada ayat,

وَوَيْلٌ لِلْمُشْرِكِينَ (6) الَّذِينَ لَا يُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ بِالْآَخِرَةِ هُمْ كَافِرُونَ (7)

Dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya, (yaitu) orang-orang yang tidak menunaikan zakat dan mereka kafir akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Fushshilat [41] : 6-7)

وَيْلٌ لِكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ (7) يَسْمَعُ آَيَاتِ اللَّهِ تُتْلَى عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِرًا كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ (8) وَإِذَا عَلِمَ مِنْ آَيَاتِنَا شَيْئًا اتَّخَذَهَا هُزُوًا أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (9)

“Kecelakaan besarlah bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa, dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri khabar gembiralah dia dengan azab yang pedih. Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang memperoleh azab yang menghinakan.” (QS. Al Jatsiyah [45] : 7-9)

وَوَيْلٌ لِلْكَافِرِينَ مِنْ عَذَابٍ شَدِيدٍ (2)

Dan kecelakaanlah bagi orang-orang kafir karena siksaan yang sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14] : 2)
Terkadang pula ditujukan pada orang fasik (tidak kafir), seperti pada ayat,

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1)

Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.” (QS. Al Muthaffifin : 1)

وَيْلٌ لِكُلِّ هُمَزَةٍ لُمَزَةٍ (1)

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela.” (QS. Al Humazah [104] : 1)
Lalu bagaimana dengan orang yang meninggalkan shalat (dengan sengaja)? Apakah ancaman ‘wa’il’ tersebut adalah kekafiran ataukah kefasikan?
Jawabannya : bahwa lebih tepat jika ancaman ‘wail’ tersebut adalah untuk orang kafir. Kenapa demikian?
Hal ini dapat dilihat dari dua sisi :
1)    Terdapat riwayat yang shohih, Sa’ad bin Abi Waqqash mengatakan tentang tafsiran ayat ini (surat Al Ma’uun ayat 4-5), ”Seandainya kalian meninggalkan shalat maka tentu saja kalian  kafir. Akan tetapi yang dimaksudkan ayat ini adalah menyia-nyiakan waktu shalat.”
2)    Juga ditunjukkan oleh dalil-dalil yang menyatakan kafirnya orang yang meninggalkan shalat, sebagaimana yang akan disebutkan.
Dalil Kelima
Firman Allah ‘Azza wa Jalla,

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا (59) إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا

Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh.” (QS. Maryam : 59)
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa ‘ghoyya’ dalam ayat tersebut adalah sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam.
Dalam ayat ini, Allah menjadikan tempat ini –yaitu bagian neraka yang paling dasar- sebagai tempat bagi orang yang menyiakan shalat dan mengikuti syahwat (hawa nafsu). Seandainya orang yang meninggalkan shalat adalah orang yang hanya bermaksiat biasa, tentu dia akan berada di neraka paling atas, sebagaimana tempat orang muslim yang berdosa. Tempat ini (ghoyya) yang merupakan bagian neraka paling bawah, bukanlah tempat orang muslim, namun tempat orang-orang kafir.
Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah mengatakan,”kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh”. Maka seandainya orang yang menyiakan shalat adalah mu’min, tentu dia tidak dimintai taubat untuk beriman.
Dalil Keenam
Firman Allah Ta’ala,

فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama.” (QS. At Taubah [9] : 11)



Mendirikan Shalat lebih besar keutamaannya daripada ibadah yang lain serta dapat mencegah perbuatan keji dan munkar

Artinya : Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (Shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. .(QS Al-Ankabut 45)


Bersabar dan mendirikan Shalat sangat berat dilakukan kecuali bagi orang yang khusuk/Ikhlas

Artinya : Jadikanlah Sabar dan Shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang Khusyu. (QS Al-Baqoroh 45)


Peliharalah Ibadah Shalatmu

Artinya : Peliharalah semua Shalat(mu), dan (peliharalah) Shalat wusthaa [152]. Berdirilah untuk Allah (dalam Shalatmu) dengan Khusyu. (Al-Baqoroh 238)

(152)”Shalat wusthaa” ialah Shalat yang di tengah-tengah dan yang paling utama. Ada yang berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan “Shalat wusthaa” ialah Shalat Ashar. Menurut kebanyakan ahli hadits, ayat ini menekankan agar semua Shalat itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

Allah SWT menyediakan ampunan dan pahala besar bagi para Muslim, Mukmin yang tetap dalam ketaatan, kebenaran, kesabaran, Khusuk dalam Shalat, gemar bersedekah, senang berpuasa, menjaga kehormatan dan sering menyebut Nama-Nya

Artinya : Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang Mu’min [1219], laki-laki dan perempuan yang tetap dalam keta’atannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang Khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS Al-Ahzab 35)


[1219] Yang dimaksud dengan “muslim” ialah orang-orang yang mengikuti perintah dan larangan pada lahirnya, sedang yang dimaksud dengan orang-orang mu’min di sini ialah orang yang membenarkan apa yang harus dibenarkan dengan hatinya.