Selasa, 25 November 2014

Wisata Jawa Tengah Bab I


Jawa Tengah
Sejarah telah meninggalkan jejaknya di Jawa Tengah, sebuah wilayah yang kaya akan kebudayaan dan tradisi yang merupakan warisan agama Hindu dan Budha yang berkuasa pada masa lalu serta pengaruh Islam yang terakhir. Dengan sejarah yang penuh warna, Jawa Tengah kini telah menjadi kota indah yang nyaman dan modern, namun masih mempertahankan ketenangan dan kedamaiannya.

Sejarah

Di bawah kekuasaan Syailendra dan Raja-Raja Mataram Kuno abad ke-8 dan ke-10, kebudayaan Jawa mulai berkembang dan candi Borobudur dibangun pada masa ini. Pada abad ke-10, Kerajaan Majapahit yang berada di Jawa Timur mulai mendominasi bahkan menguasai seluruh Nusantara. Setelah runtuhnya Majapahit pada abad ke-15, Demak dan kerajaan Islam lainnya mulai mengambil perannya dalam sejarah.
Kerajaan Mataram Islam muncul pada abad ke-16. Namun kemudian Belanda datang ke wilayah ini dan berhasil menjajahnya. Bahkan setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, Belanda masih berusaha mengambil alih namun berakhir dengan sia-sia.
Jawa Tengah menjadi sebuah provinsi di Indonesia pada tanggal 4 Juli 1950.

Kantor Pariwisata


Jl. Madukoro Blok BB/1D Semarang 50144
Telp.(024) 7608570-2, 7613180, 7613181
Fax. (024) 7608573

Website : http://www.central-java-tourism.com


Borobudur: Keajaiban Warisan Sejarah Indonesia

Inilah candi Buddha terbesar di dunia yang berdiri megah ibarat puzzle raksasa. Tersusun dari 2 juta balok batu vulkanik, dipahat sedemikian rupa sehingga saling mengunci satu dengan yang lain. Candi Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir, bedanya, Borobudur memiliki pola kepunden berundak.

Candi Borobodur adalah monumen Buddha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada tahun 824. Candi Borobudur dibangun 300 tahun sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa.

Candi Borobudur memiliki luas 123x123 m² dengan 504 patung Buddha, 72 stupa terawang dan 1 stupa induk. Bentuk candi ini beraksitektur Gupta yang mencerminkan pengaruh India. Setelah berkunjung ke sini Anda akan memahami mengapa Borobudur memiliki daya tarik bagi pengunjung dan merupakan ikon warisan budaya Indonesia.

Lembaga internasional dari PBB yaitu UNESCO mengakui sekaligus memuji Candi Borobudur sebagai salah satu monumen Budha terbesar di dunia. Di Candi ini ada 2672 panel relief yang apabila disusun berjajar maka panjangnya mencapai 6 km. Ansambel reliefnya merupakan yang paling lengkap di dunia dan tak tertandingi nilai seninya serta setiap adegannya adalah mahakarya yang utuh.

Sejak pertengahan abad ke-9 hingga awal abad ke-11, Candi Borobudur menjadi tempat peziarah umat Budha dari China, India, Tibet, dan Kamboja. Candi Borobudur menjadi salah satu jejak sejarah paling penting dalam perkembangan peradaban manusia. Kemegahan dan keagungan arsitektur Candi Borobudur merupakan harta karun dunia yang mengagumkan dan tak ternilai harganya.

Borobudur terdiri dari 1460 panel relief dan 504 stupa namun sebenarnya masih ada 160 panel yang sengaja ditimbun di bagian paling bawah, berisi adegan Sutra Karmawibhangga (hukum sebab-akibat). Ada pula yang menyatakan bahwa penimbunan bagian bawah tersebut untuk menguatkan bagian pondasi yang sejak awal ditemukan sudah sangat rusak.

Candi Borobudur dibangun selama 75 tahun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi. Saat itu sistem metrik belum dikenal dan satuan panjang yang digunakan untuk membangun Candi Borobudur adalah tala yang dihitung dengan cara merentangkan ibu jari dan jari tengah atau mengukur panjang rambut dari dahi hingga dasar dagu.

Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Kahulunan, sejarawan J.G. de Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram kuno dari dinasti Syailendra bernama Samaratungga, dan membangunan candi ini sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad.

Pada awalnya, candi ini diperkirakan sebagai tempat pemujaan. J.G. de Casparis memperkirakan bahwa Bhūmi Sambhāra Bhudhāra dalam bahasa Sansekerta yang berarti "Bukit himpunan kebajikan sepuluh tingkatan boddhisattwa", adalah nama asli Borobudur. Sebagian sejarawan juga ada yang menyatakan bahwa nama Borobudur ini berasal dari bahasa Sansekerta yaitu "Vihara Buddha Uhr” yang artinya  “Biara Buddha di Bukit”.

Candi ini berada di Jawa Tengah, di puncak bukit menghadap ke sawah yang subur di antara bukit-bukit yang renggang. Cakupan wilayahnya sangat besar, yakni berukuran 123 x 123 meter. Candi Borobudur ternyata dibangun di atas sebuah danau purba. Dulu, kawasan tersebut merupakan muara dari berbagai aliran sungai. Karena tertimbun endapan lahar kemudian menjadi dataran. Pada akhir abad ke VIII, Raja Samaratungga dari Wangsa Syailendra lantas membangun Candi Borobudur yang dipimpin arsitek bernama Gunadharma hinggga selesainya tahun 746 Saka atau 824 Masehi.
  
Luas bangunan Candi Borobudur ialah 15.129 m²  yang tersusun dari 55.000 m³ batu, terdiri dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 x 10 x 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton. Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya mencapai 3 km. Candi ini memiliki 10 tingkat, dimana tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir. Bagian paling atas di tingkat ke-10 terdapat stupa besar berdiameter 9,90 m, dengan tinggi 7 m.
  

Arsitektur dan bangunan batu candi ini sungguh tiada bandingannya. Candi ini dibangun tanpa menggunakan semen. Strukturnya seperti sebuah kesatuan deretan lego yang saling mengukuhkan dan  dibuat bersamaan tanpa lem sedikitpun.

Sir Thomas Stanford Raffles menemukan Borobudur pada tahun 1814 dalam kondisi rusak dan memerintahkan supaya situs tersebut dibersihkan dan dipelajari secara menyeluruh. Keberadaan Borobudur sebenarnya telah diketahui penduduk lokal di abad ke-18 dimana sebelumnya tertimbun material Gunung Merapi.

Proyek restorasi Borobudur secara besar-besaran kemudian dimulai dari tahun 1905 sampai tahun 1910. Dengan bantuan dari UNESCO, restorasi kedua untuk menyelamatkan Borobudur dilaksanakan dari bulan Agustus 1913 sampai tahun 1983. Candi ini tetap kuat meski selama sepuluh abad tak terpelihara. 

Tahun 1970-an Pemerintah Indonesia dan UNESCO bekerja sama untuk mengembalikan keagungan Borobudur. Perbaikan yang dilakukan memakan waktu delapan tahun sampai dengan selesai dan saat ini Borobudur adalah salah satu keajaiban dan harta Indonesia dan dunia yang berharga.

Berbagai disiplin ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp tahun 1911,  Prof. Dr. C. Coremans tahun 1956, dan Prof.Ir. Roosseno tahun 1971. Kita patut menghargai usaha mereka memimpin pemugaran candi mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi tidaklah mudah. Tahun 1991 akhirnya Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.

Candi Borobudur dihiasi dengan ukiran-ukiran batu pada reliefnya yang mewakili gambaran dari kehidupan Budha. Para arkeolog menyatakan bahwa candi Borobudur memiliki 1.460 rangkaian  relief di sepanjang tembok dan anjungan. Relief ini terlengkap dan terbesar di dunia sehingga nilai seninya tak tertandingi.  Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya. Cerita dimulai dari sebelah kiri dan berakhir di sebelah kanan pintu gerbangnya.

Monumen ini adalah tempat suci dan tempat berziarah kaum Budha. Tingkat sepuluh candi melambangkan tiga divisi sistem kosmik agama Budha. Ketika Anda memulai perjalanan mereka melewati dasar candi untuk menuju ke atas, mereka akan melewati tiga tingkatan dari kosmologi  Budhis dan hakekatnya merupakan “tiruan” dari alam semesta yang menurut ajaran Budha terdiri atas 3 bagian besar, yaitu: (1) Kamadhatu atau dunia keinginan; (2) Rupadhatu atau dunia berbentuk; dan (3) Arupadhatu atau dunia tak berbentuk.

Seluruh monumen itu sendiri menyerupai stupa raksasa, namun dilihat dari atas membentuk sebuah mandala. Stupa besar di puncak candi berada 40 meter di atas tanah. Kubah utama ini dikelilingi oleh 72 patung Budha yang berada di dalam stupa yang berlubang. 
 Untuk lebih memahami tentang Candi Borobudur dan tampilan batunya secara lebih terperinci maka Anda dapat mengikuti tur atau menyewa pemandu wisata resmi.
Jelajahilah keseluruhan relief di Borobudur yang mencerminkan ajaran Budha Mahayana dimana semakin ke atas semakin menyimbolkan tingkat kesempurnaan. Bagian paling bawah atau Kamadhatu menggambarkan perilaku penuh angkara murka dan hawa nafsu yang menyebabkan seseorang masuk neraka jahanam. Bagian tengah meliputi empat tingkat dinamakan Rapadhatu, tempat manusia dibebaskan dari nafsu dan hal-hal duniawi. Sementara bagian teratas termasuk tiga teras melingkar yang mengarah ke pusat kubah disebut Arupadhatu atau tempat para dewa bersemayam (nirwana).

Sebenarnya ada relief Karmawibhangga yang tertimbun di tanah dan menggambarkan perbuatan mansia yang mengikuti hawa nafsunya, seperti bergosip, membunuh, menyiksa, dan memerkosa. Bahkan ada juga adegan-adegan seks dalam berbagai posisi. Sejumlah pendapat menyebutkan bahwa relief tersebut ditimbun karena dianggap kurang pantas dipertontonkan tetapi ada pula yang berpendapat penutupan ini semata-mata demi kestabilan posisi candi agar tidak amblas.

Tahun 1885, arkeolog JW Yzerman sempat mendokumentasikan dan merekam relief ini kemudian dibukukan tahun 1931. Buku aslinya kini ada di Museum Nasional, Jakarta. Sedangkan klise aslinya disimpan di Museum Tropen, Amsterdam mengingat statusnya milik Pemerintah Belanda sementara Pemerintah Indonesia memiliki replika seluruh foto tersebut.

Sekitar tahun 1890-1891, bagian yang tertutup itu dibuka seluruhnya oleh fotografer Kasiyan Chepas untuk dipotret satu per satu. Batu bervolume 13000 meter kubik ini diangkat, lalu dikembalikan lagi ke posisi semula.  Hingga hari ini, bagian itu ditimbun tanah sehingga tidak bisa dilihat. Ada tiga panel di bagian tenggara candi yang terbuka diduga karena proses penutupan kembali yang tak sempurna.

Bila Anda telah mencapai puncak candi maka beristirahatlah dan nikmati pemandangan indahnya. Di bagian atas Borobudur Anda akan menemukan ruang kosong yang merupakan simbol  kesempurnaan. Selama Anda di bagian puncaknya, nikmatilah pemandangan gunung yang hijau dan lebat di sekitarnya, dan rasakanlah hembusan angin yang lembut. Anda bebas untuk mengambil sebanyak mungkin objek foto indah yang Anda inginkan.

Kepercayaan masyarakat lokal menyebutkan bahwa jika Anda telah berada di puncak candi dan memiliki satu keinginan sungguh-sungguh, lalu tangan Anda menjangkau dan menyentuh sosok Sang Buddha di dalamnya, maka permintaan Anda akan terwujud.

Anda dapat mencatat beberapa cerita menarik dari ukiran dari relief candi ini karena ada banyak cerita menarik di dalamnya. Pastikan pemandu wisata Anda menceritakan rentetan cerita yang terdapat dalam ukiran  batu. Jika Anda seorang penulis atau penyair mungkin ada cerita yang dapat menginspirasi Anda.

Hal menarik lainnya dari Borobudur adalah bukit Manoreh di selatan. Jika Anda melihatnya dengan seksama nampak garis kontur bukit-bukit berbentuk seperti orang tidur seolah Borobudur tampak berdiri tegak di samping "orang tidur".

Candi Borobudur memiliki 100 talang air berbentuk makara (patung ikan berkepala gajah) sebagai saluran air sekaligus untuk menambah keindahan candi. Dahulu, air hujan yang mengalir melalui makara akan terlihat seperti air mancur.

Museum Samudera Raksa akan memberitahu Anda tentang sejarah perdagangan Indonesia dan Afrika di zaman kuno dan bagaimana upaya modern untuk menciptakan kembali rute perjalanan ini. 

Prambanan: Candi Hindu yang Eksotik 

Inilah candi dengan bentuk penuh keanggunan dan dikenal sebagai salah satu ikon budaya Indonesia. Candi Prambanan merupakan candi Hindu terbesar di Asia Tenggara.
Letaknya yang tidak jauh dari Candi Borobudur seperti ingin menunjukan kepada Anda tentang  keharmonisan antara umat Budha dan Hindu di Pulau Jawa tidak hanya di masa lalu tapi juga saat ini.
Candi yang oleh masyarakat lokal ini dikenal dengan nama Roro Jonggrang, memiliki cerita legenda. Bahwa dahulu kala ada seorang pemuda yang sangat sakti dan kuat yang ingin menikahi putri yang cantik bernama Roro Jonggrang. Sang raja yang juga merupakan ayah dari sang putri pun memaksanya untuk menikah dengan Bandung Bondowoso, Roro jonggrang tidak mencintainya tapi tidak pula bisa menolaknya. Setelah melalui petimbangan yang panjang, akhirnya dia memberikan satu syarat kepada Bandung Bondowoso untuk membangun 1000 buah candi dan berjanji akan menikah dengannya jika syarat itu bisa diselesaikan sebelum fajar menyingsing.
Roro jonggrang meminta agar pekerjaan tersebut selesai sebelum ayam berkokok yang dia pikir sebagai sesuatu yang mustahil. Tapi Bandung Bondowoso yang sakti hampir dapat menyelesaikan 999 candi dengan bantuan jin dan kekuatannya. Roro jonggrang pun meminta para wanita di kampung untuk mulai memukul padi agar para ayam terbangun dan mulai berkokok. Bondowoso sangat kecewa dengan perlakuan Roro Jonggrang, lalu mengubah Roro Jonggrang menjadi batu yang kini dikenal sebagai Candi Prambanan, sedangkan candi di sekitarnya dinamakan Candi Sewu atau Seribu candi.
Candi Prambanan dibangun abad ke-9, dipersembahkan untuk dewa Syiwa, sang penghancur, dan dua yang ada di sampingnya dipersembahkan masing-masing untuk dewa Brahma, dewa pencipta serta dewa Wisnu, dewa pemelihara. Candi yang tertinggi menjulang setinggi 47 meter diantara candi-candi lain di sekitarnya.
Prambanan ditemukan kembali oleh seorang warga Belanda bernama CA Lons tahun 1733 setelah terabaikan selama ratusan tahun. Candi ini telah mengalami pemugaran dan kini Candi Prambanan dikenal sebagai Candi Hindu paling indah di Indonesia.
Keindahan serta kerumitan arsitektur Candi Prambanan sebagai bangunan yang sangat menawan menobatkannya sebagai situs warisan dunia tahun 1991 oleh UNESCO.


Relief yang terdapat di dalam  candi menuturkan cerita epik Ramayana. Di dalamnya terdapat barang-barang bersejarah seperti batu Lingga Batara Syiwa sebagai simbol kesuburan.
Cerita Ramayana menuturkan kisah Pangeran Rama dan istrinya, Sinta yang sedang berjalan-jalan di  hutan. Rama melihat rusa emas di hutan lalu Dia berniat memburunya, namun sebelum itu ia membuat lingkaran yang mengelilingi Sinta. Rama berkata padanya untuk tidak keluar dari lingkaran ini agar tetap aman. Akan tetapi, raja para raksasa, Rahwana membujuk Sinta untuk keluar dari lingkaran, lalu menculik dan membawa Sinta keistananya Alengka.
Rama yang bersedih ditemani raja kera, Hanoman akhirnya menemukan Sinta di istana Rahwana. Lalu Rama menghancurkan Alengka dan Sinta berhasil diselamatkan dan kembali  ke pelukan suami tercintanya.
Selama Anda di sini sebaiknya Anda mengambil sebanyak mungkin foto yang Anda inginkan karena pemandangan yang indah dari candi yang berdiri kokoh dan reruntuhan candi-candi. Tiket masuk yang Anda beli berlaku untuk satu hari penuh, artinya Anda dapat masuk dan keluar area Prambanan sesuka hati. Artinya bagi para photographer, Anda dapat mengambil foto pada waktu yang berbeda-beda dalam sehari, menarik bukan!  

Sangiran: Situs dan Museum Manusia Purba di Lembah Bengawan Solo


Sangiran merupakan situs arkeologi manusia purba terlengkap di Asia. Areanya seluas 56 km² berada di kaki Gunung Lawu, Jawa Tengah, atau sekitar 15 km utara Surakarta di lembah Sungai Bengawan Solo. Sangiran memberi informasi lengkap sejarah kehidupan manusia purba meliputi habitat, pola kehidupannya, binatang yang hidup bersamanya, hingga proses terjadinya bentang alam dalam kurun waktu tidak kurang dari 2 juta tahun (Pliosen Akhir hingga akhir Pleistosen Tengah).

Sementara itu, Museum Sangiran masih berlokasi di sekitaran situs arkeologi  ini. Di sini Anda dapat melihat sekitar 13.809 koleksi fosil manusia purba dan merupakan terlengkap di Asia. Ada juga fosil hewan bertulang belakang, fosil binatang air, batuan, fosil tumbuhan laut, alat-alat batu, dan beberapa jenis hewan seperti badak, sapi, rusa, banteng, dan kerbau. Tersedia juga ruang audio visual untuk menyaksikan fosil tinggalan kehidupan masa prasejarah di Sangiran. Museum Sangiran saat ini menjadi sebuah museum megah dengan arsitektur modern. Di isni Anda dapat melihat dari dekat koleksi fosil manusia purba, binatang yang hidup pada masa itu, hingga peralatan yang digunakannya.

Situs Sangiran merupakan obyek wisata ilmiah yang menarik. Tempat ini memiliki nilai tinggi bagi ilmu pengetahuan dan merupakan aset Indonesia. Sejak tahun 1977 situs Sangiran ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagai cagar budaya. Tahun 1996 Sangiran terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO sebagai World Heritage (No. 593, dokumen WHC-96/Conf.201/21).

Sejak ditetapkannya sebagai World Heritage oleh UNESCO, Sangiran memberi sumbangannya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di dunia khususnya ilmu arkeologi, geologi, paleoanthropologi, dan biologi. Dilihat dari hasil temuannya, Situs Sangiran merupakan situs purbakala yang paling lengkap di Asia bahkan di dunia.

Situs Sangiran mencakup tiga kecamatan di Kabupaten Sragen yaitu Kalijambe, Gemolong dan Plupuh serta Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar.  Awalnya Situs Sangiran adalah sebuah kubah penelitian yang dinamakan Kubah Sangiran kemudian tererosi bagian puncaknya sehingga membentuk sebuah depresi akibat pergerakan dari aliran sungai. Pada depresi itu ditemukan lapisan tanah yang mengandung informasi tentang kehidupan di masa lampau.

Tahun 1934 antropolog Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald memulai penelitian di area tersebut. Pada tahun-tahun berikutnya dari hasil penggalian ditemukan fosil Pithecanthropus erectus atau Manusia Jawa. Ada sekitar 60 lebih fosil lainnya di antaranya fosil Meganthropus palaeojavanicus yang ditemukan di situs ini.

Kawasan Sangiran menyimpan misteri yang sangat menarik untuk diungkap. Manusia purba jenis Homo erectus yang ditemukan di wilayah Sangiran ada sekitar lebih dari 100 individu yang mengalami masa evolusi tidak kurang dari 1 juta tahun. Jumlah ini mewakili 65% dari seluruh fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia dan merupakan 50% dari jumlah fosil sejenis yang ditemukan di  dunia. Jenis Homo erectus yang ditemukan adalah dari masa Pleistosen Awal dan Pleistosen Tengah, dan mungkin juga pada Pelistosen Akhir. Manusia jenis ini mempunyai ciri-ciri tinggi badan kurang lebih 165-180 cm dengan postur yang tegap, tetapi tidak setegap Meganthropus. Mereka memiliki geraham yang masih besar, rahang kuat, tonjolan kening tebal serta melintang pada dahi dari pelipis ke pelipis dan tonjolan belakang kepalanya nyata, dagu belum ada dan hidung lebar. Perkembangan otaknya baru memiliki volume sekitar 800-1100 cc dan  manusia ini digolongkan dalam Homo erectus arkaik.

Selain fosil manusia purba, di Sangiran ada juga fosil hewan bertulang belakang  hingga cangkang molusca. Fosil vertebrata ditemukan di semua lapisan (Kalibeng, Kabuh, dan Notopuro). Ditemukan juga fosil  gajah purba, badak, banteng, sapi, kerbau, dan rusa. Diperkirakan hewan-hewan tersebut hidup sezaman dengan Homo erectus dan menjadi binatang buruan mereka.

Keseluruhan fosil yang telah ditemukan sampai saat ini sebanyak 13.809 buah. Sebanyak 2.934 fosil disimpan di Ruang Pameran Museum Sangiran dan 10.875 fosil lainnya disimpan di gudang penyimpanan. Beberapa fosil manusia purba disimpan di Museum Geologi Bandung dan Laboratorium Paleoanthropologi Yogyakarta.

Ladang fosil di situs Sangiran sangat khas, Anda dapat melihat jelas pada bagian yang bertebing curam yaitu stratigrafi yang menunjukkan empat formasi (lapisan tanah). Stratigrafi merupakan studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta distribusi perlapisan tanah dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan sejarah Bumi.

Keberadaan Kawasan Sangiran sangatlah penting dan menarik, secara nyata Anda dapat melihat lokasi temuan dan lapisan stratigrafi yang sudah berumur jutaan tahun. Saat ini arealnya seluas 56 km² tersebut masih dihuni oleh masyarakat sekitar Sangiran. Sangiran merupakan aset yang sangat penting secara nasional maupun internasional. 

Mengapa Terjadi Plasenta Berkapur?

Selama janin di dalam kandungan organ yang sangat penting yang membantu dalam tumbuh-kembang janin. Ya, plasenta adalah suatu organ di dalam kandungan yang berfungsi dalam pertukaran produk-produk metabolisme dan peredaran darah ibu dan janin.
Menjaga kesehatan plasenta sangat penting mengingat selama di dalam kandungan bayi sangat tergantung pula pada plasenta. Pada kali ini kami akan membahas mengenai kelainan plasenta yaitu plasenta berkapur. Tujuannya agar anda waspada selama menjelang atau kehamilan berlangsung sehingga janin anda tetap memiliki plasenta yang sehat.

Apa itu plasenta berkapur?

Plasenta atau dikenal dengan istilah ari-ari merupakan organ kehamilan yang dapat memberikan manfaat untuk asupan nutrisi dan oksigen dari ibu hamil ke janin bahkan dapat memproduksi hormon yang dibutuhkan selama kehamilan. Perkapuran yang terjadi di plasenta tidak berhubungan dengan penyakit ataupun proses degeneratif melainkan suatu hal yang normal apabila terjadi pada akhir minggu ke 38 kehamilan. Plasenta berkapur akan berbahaya apabila terjadi akibat adanya gumpalan darah beku yang dapat menyumbat pembuluh darah dan menggangu aliran darah dari rahim ke plasenta tersebut.

Penyebab Plasenta Berkapur

Plasenta berkapur dapat disebabkan karena gangguan kesehatan ibu hamil. Beberapa gangguan kesehatan yang memicu meningkatkan risiko plasenta berkapur diantaranya adalah preeklamsia berat, infeksi, hipertensi atau adanya antibodi abnormal. Sedangkan beberapa penelitian menyatakan bahwa gaya hidup tidak sehat wanita sebelum hamil atau ketika hamil akan memicu risiko yang tinggi terjadinya plasenta berkapur. Sangat disarankan bagi anda untuk mulai hidup sehat, menghindari merokok, minuman beralkohol ataupun junk food saat perencaan kehamilan.

Dampak Bagi ibu dan janin

Plasenta berkapur tidak akan memberikan dampak serius bagi ibu hamil. Meskipun pada beberapa kondisi ibu hamil disarankan melahirkan secara sesar karena induksi pemantauan ketat kondisi janin yang dikhawatirkan membahayakan ketika persalinan. Pertimbangan dokter melihat kondisi janin apakah dalam keadaan sehat atau stress sehingga operasi sesar akan diberlakukan pada kondisi stress janin.
Sedangkan pada janin akan berdampak penumpukan kalsium yang menyebabkan plasenta mati dan digantikan jaringan ikat. Hal ini tergantung pada perkapuran yang terjadi apabila semakin banyak maka akan mengganggu suplai nutrisi dan oksigen pada janin. Plasenta berkapur akan menyumbat pembuluh darah ke janin dan dapat memicu persalinan prematur apabila perkembangan janin terganggu.

Bagaimana Mengatasinya?

Untuk mengatasi plasenta berkapur tindakan dokter sangat diperlukan. Hal ini untuk memastikan kecukupan oksigen dan nutrisi pada janin. Dokter akan mengukur pertumbuhan janin, cairan ketuban dan juga arus aliran darah pada janin. Tindakan selanjutnya dokter akan memberikan obat untuk pengencer darah sehingga aliran darah akan tetap berfungsi memberikan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin.

Apa yang harus dilakukan ibu hamil dalam mencegah Plasenta Berkapur ?

Ibu hamil dapat menerapkan hidup sehat sebelum perencanaan kehamilan dan selama kehamilan dengan pola makan yang sehat, menjaga kebugaran dan menjauhi gaya hidup tidak sehat. Selain itu hindari pula stress dan selalu periksakan kesehatan anda ke dokter untuk memantau kandungan anda. Semua itu dilakukan untuk mencegah terjadinya plasenta berakapur. Semoga artikel ini bermanfaat untuk anda dalam menjaga kondisi kesehatan selama kehamilan.

Sumber : http://bidanku.com/mengapa-terjadi-plasenta-berkapur

Tanda-tanda Bahaya Infeksi Nifas

Suka cita anda rasakan ketika selesai menjalani proses persalinan, perjuangan dalam merawat tumbuh kembang kehamilan anda dibayar dengan kegembiraan melalui tangisan si kecil ke dunia. Kehadiran bayi anda menjadi pelengkap keluarga anda, masa masa selanjutnya anda akan terus mengikuti perkembangan bayi anda dan tentu saja menjaga kesehatan bayi anda. Selain itu kesehatan anda pasca persalinan sangat penting untuk diperhatikan, mengingat masalah masalah pasca persalinan mungkin saja terjadi. Pasca persalinan anda memasuki masa nifas yang dimulai setelah persalinan hingga saluran produksi kembali seperti anda sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama 6-8 minggu. Dalam menjalani masa nifas, anda mungkin mengalami beberapa gangguan kondisi kesehatan seperti demam dan pendarahan, normalkah kejadian tersebut selama nifas?
Beberapa saat setelah melahirkan organ reproduksi pada ibu hamil akan pulih dengan keadaan yang bertahap. Setelah melahirkan kondisi tubuh akan naik mencapai 0,5 cm dari keadaan normal. Meskipun demikian suhu tubuh tidak melebihi 38 derajat celcius. Bila lebih dari 38 derajat celcius diperkirakan terjadi infeksi. Pada saat persalinan luka yang terjadi pada area kewanitaan memungkinan mikroorganisme masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan infeksi pada masa nifas. Adapun beberapa jalan masuk kuman ke dalam alat kandungan terdiri dari kuman yang beradal dari luar tubuh sehingga dikatakan eksogen, kuman yang masuk dari dalam tubuh ibu sendiri atau dikenal dengan istilah autogen sedangkan yang terakhir adalah secara endogen yaitu dari jalan lahir.
Infeksi nifas dapat terjadi disebabkan melalui kuman di vagina ke dalam rahim akibat kebersihan yang tidak terjaga pada area kewanitaan atau kemungkinan alat alat yang tidak steril pada persalinan selain itu persalinan yang tidak bersih seperti plasenta yang tertinggal di rahim akan mengakibatkan pembusukan dan pertumbuhan di dalam rahim. Ditandai dengan demam yang tinggi, rasa nyeri pada bagian perut terutama pada daerah rahim, timbulnya bau busuk pada lokia dan berwarna darah kekuning-kuningan karena campuran nanah dan terjadinya kelumpuhan pada otot rahim.
Adapun faktor resiko terjadinya infeksi nifas dikarenakan adanya penurunan daya tahan tubuh seperti kelelahan, kurangnya asupan nutrisi, adanya infeksi lain yang dimiliki ibu seperti TBC paru dll. Setelah itu resiko tinggi pada ibu yang megalami persalinan yang lama sehingga ketuban pecah lama. Faktor resiko selanjutnya adalah ibu yang mengalami operasi dan adanya sisa persalinan yang tertinggal seperti ketuban, bekuaan darah dan juga sisa ari-ari. Infeksi nifas tidak saja dengan menjaga kebersihan setelah persalinan akan tetapi ada beberapa langkah pencegahan yang dapat anda lakukan untuk menghindari infeksi nifas.
Berikut adalah cara yang dapat anda lakukan untuk menghindari infeksi nifas :
1. Memperhatikan kondisi kesehatan selama kehamilan, lakukan pemeriksaan secara rutin kepada bidan atau dokter kandungan.
2. Anda dapat mengkonsumsi makanan yang menggandung zat besi untuk menghindari anemia. Konsultasikan keluhan anda pada ahli medis, apabila dibutuhkan akan diberikan tablet yang mengandung zat besi.
3. Pilihan tenaga medis yang profesional akan membantu anda dalam menjaga kesterilan proses persalinan anda.
4. Perhatikan asupan cairan anada, cukupi kebutuhan dengan mengkonsumsi delapan gelas dalam satu hari.
5. Menjaga kebersihan jalan lahir setelah persalinan untuk menghindari infeksi yang berasal dari luar. 

Sumber : http://bidanku.com/tanda-tanda-bahaya-infeksi-nifas

Senin, 24 November 2014

Wisata Jawa Barat Bab II

Kawah Putih: Keindahan Spektakuler di Gunung Patuha 

Sisi selatan Bandung menyingkap lansekap dramatis berupa pegunungan dan perkebunan teh di sekelilingnya. Hutan tropis dan bukit-bukit berkabut mempercantik parasnya. Di tengah-tengah suasana itu, terpancar pesona danau kawah indah, yaitu Kawah Putih.

Kawah Putih terletak di puncak Gunung Patuha, sekira 50 kilometer dari Bandung, Provinsi Jawa Barat. Gunung Patuha pernah meletus pada abad ke-10, kemudian bagian kawahnya perlahan beruban menjadi sebuah kawah belerang berwarna putih.


Melangkah ke Kawah Putih seperti memasuki dunia yang berbeda. Dominasi warna putih pucat itu melahirkan suasana yang mampu menghipnotis pengunjung. Saat hari cerah, warna danau begitu mencolok namun ketika hari berawan, seluruh kawah diselimuti kabut. Suhu dingin dan deretan pohon di ketinggian 2.500 m dpl itu pun menambah atmosfer magis.

Ada cerita rakyat tentang Kawah Putih yaitu itu merupakan tempat berkumpulnya roh para leluhur. Di Kawah putih terdapat makam beberapa leluhur warga sekitar, di antaranya adalah: Eyang Jaga Satru, Eyang Rangsa Sadana, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong.

Salah satu puncak Gunung Patuha, Puncak Kapuk, dipercaya sebagai tempat rapat para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Di tempat ini beredar kabar bahwa masyarakat sesekali melihat sekumpulan domba berbulu putih (domba lukutan) yang dipercaya sebagai penjelmaan dari para leluhur.


Kawah Putih pertama kali didokumentasikan pada 1837 oleh Franz Wilhem Junghun, seorang ahli botani Jerman yang banyak melakukan penelitian di Indonesia. Pada 1987, barulah destinasi ini dibuka untuk umum. Biasanya pengunjung singgah di sini pada akhir pekan atau hari libur.

Kawah Putih dibuka setiap hari mulai pukul 07.00-17.00. Fasilitas yang tersedia di sini adalah tempat parkir, transportasi, pusat informasi dan warung makan. Tiket masuknya seharga Rp15 ribu.  

Pantai Keusik Luhur: Menyibak Sisi Lain Keindahan Pesisir Selatan 
Temukan sisi lain keindahan Pangandaran yang sayang untuk dilewatkan, yaitu Pantai Keusik Luhur. Di sini berdiam keindahan pesisir selatan berupa perpaduan antara alam pegunungan dan panorama pantai yang menyegarkan. Lokasinya berada di Desa Kertamukti, Kecamatan Cimerak. Anda dapat mempulah jalur sejauh 43 km dari Pantai Indah Pangandaran atau sekira 15 km dari Green Canyon (Cukang Taneuh).


Pantai Keusik Luhur yang berada di selatan Pangandaran ini tidak kalah cantik dengan Pantai Karangnini, Pantai Indah Pangandaran, dan pesona alam di Batu hiu.  Keindahan pantai ini bahkan dapat disandingkan dengan Tanah Lot di Bali. Bukan tanpa alasan, karena Kondisi alam yang mengelilingi pantai ini mirip dengan Tanah Lot, yaitu kombinasi antara keindahan panorama pantai dan panorama bukit.

Menurut cerita, nama pantai ini diambil dari proses gelombang laut yang mengangkat pasir ke atas batu karang. Kemudian proses ini dinamakan Keusikluhur, keusik dalam bahasa Sunda yang bearti pasir dan luhur yang berarti tinggi.

Kondisi Pantai Keusik luhur terbilang unik apabila dibandingkan dengan pantai lainnya di pesisir selatan Jawa Barat. Di tepi pantainya terdapat sebuah bukit yang menjulang tinggi dengan tingkat kecuraman mencapai 90 derajat. Dari atas bukit ini Anda dapat menyaksikan keindahan alam pantai, birunya langit yang menaungi pantai ini dan cakrawala di kejauhan. Perhatikan pula ombak laut yang datang silih berganti menerjang hamparan batu karang. Terjangan ombak tersebut menghasilkan pemandangan yang luar biasa, berbalut indah bersama hijaunya bukit yang mengelilingi pantai ini.

Karena pantai ini dipenuhi hamparan bebatuan karang terjal, wisatawan tidak diizinkan untuk melakukan aktivitas renang dan berselancar. Akan tetapi, keindahan panorama pantai ini akan membuat Anda betah berlama-lama menikmatinya.

Memang tidak banyak aktivitas wisata yang bisa dilakukan di pantai ini. Itu karena ombak dan banyaknya hamparan batu karang menyelimuti seluruh tepi pantai. Ombak di pantai ini juga tidak bisa dijajal untuk selancar atau untuk berenang.

Akan tetapi, jika Anda memang seorang yang menyukai alam dan ketenangan maka tempat ini sangat layak dikunjungi. Duduklah di atas bukit sambil menikmati indahnya ombak menghantam batu karang di bawah tebing. Nikmati pula birunya langit dan cakrawala yang bersentuhan dengan luasnya samudera.

Tidak ada hiruk pikuk suara manusia dan deru kendaraan yang memekakan telinga di sini. Adanya hanya suara deru ombak dan angin yang datang membelai kulit. Jika Anda pecinta meditasi dan yoga maka bawalah perlengkapan karena terdapat beberapa tempat yang cocok untuk melakukan kegiatan tersebut.

Bagi pecinta fotografi maka setiap sudut pantai ini akan memanjakan kamera Anda. Semua jenis keindahan yang Anda temui di pantai ini patut untuk diabadikan kamera kesayangan Anda. 

Pantai Karangnini : Legenda Kesetiaan dan Keindahan di Balik Bukit : Legenda Kesetiaan dan Keindahan di Balik Bukit
Pantai Karangnini adalah keindahan lain yang dapat Anda jumpai di pesisir selatan Jawa Barat. Pantai ini memiliki bentang alam nan memukau dan masuk daftar tujuan wisata di Ciamis Selatan. Keberadaan pantai nan cantik ini tersembunyi di balik hutan jatisekira 83 km dari Kota Ciamis ke arah Selatan. Saat ini memang jalur menuju lokasinya masih terbilang menantang melalui Desa Emplak, Kecamatan Kalipucang. Namun demikian, hal ini dapat menjadi sebuah pengalaman menarik sebelum menuju persembahan alam pantai yang eksotis di pesisir selatan.

Di pantai ini terdapat sebuah batu karang yang bentuknya seperti seorang nenek (bahasa Sunda: nini). Masyarakat setempat percaya bahwa keberadaan batu karang tersebut terkait legenda seorang nenek yang setia menunggu suaminya pulang melaut hingga menjadi batu. Cerita legendaris mitologis tersebut tentunya menjadi salah satu dari sekian banyak daya tarik Pantai Karangnini yang diresmikan pada 25 September 1985 sebagai tujuan wisata.

Pantai Karangnini menawarkan keindahan alam dengan balutan ketenangan. Lokasinya berada di balik bukit di pinggiran laut yang dikelilingi rimbun dan sejuk hutan, jauh dari hiruk-pikuk keramaian.  Karangnini merupakan perpaduan wisata hutan dan pantai. Dari atas bukit, di bawah pohon-pohon jati dan jenis lainnya, Anda dapat menikmati pemandangan birunya samudera di kejauhan. Sagara Anakan (muara Sungai Citanduy yang berujung di Pulau Nusakambangan) sebagai latar belakang dapat pula dinikmati bahkan sejak memasuki pintu gerbang taman wisata Karangnini.
Terdapat menara pandang dilengkapi teropong bagi Anda yang ingin menikmati keindahan Karangnini dari ketinggian. Setelah puas menikmati pantai dari titik tinggi, berikutnya Anda dapat menuruni bukit menuju gugusan pantai yang landai sembari bermain dengan ombak dan menyaksikan dari dekat sebentuk karang serupa wujud seorang nenek.

Terdapat berbagai jenis flora dan fauna di taman wisata Karangniniyang dapat dinikmati sambil menelusuri jogging track yang merupakan salah satu fasilitas di sana.. Terdapat beragam jenis pohon di sekitar pantai ini, yaitu: pohon jati (Tectona Grandis), mahoni (Sweitenia Mahagoni), angsana (Pterocarpus Indicus Willd), johar (Casia Siamea), ketapang (Terminalia Catappa), keben (Baringtonia Asiatica), dan lainnya. Beberapa fauna yang menjadikan kawasan hutan sekitar tersebut sebagai rumah adalah musang (Paradoxorus Hermaproditus), tupai (Callosiorus Notatus), landak (Hystrix bracyura), trenggiling (Manis javanica), kancil (Tragulus javanicus), ayam hutan (Gallus g. varius), burung tulumtumpuk (Megalaema javensis), burung Raja Udang (Halcyon spp), ular sanca (Phyton molurus), kera (Presbytis Cristata), dan lain sebagainya.


Karangnini berada pada jalur wisata Ciamis-Pangandaran, tepatnya sekira 10 km sebelum Pantai Pangandaran yang merupakan salah satu pantai terbaik di Jawa Barat. Pantai Karangnini berjarak sekira 200 km dari Bandung, ibukota Jawa Barat. Pantai Karangnini dikelola Perhutani Ciamis.Informasi lebih lanjut silakan hubungi pihak berikut:

Kantor Perum Perhutani KPH Ciamis
Jl. Raya Ciamis Banjar Km. 2 Kertasari Ciamis
Tlp. 0265 – 771042
Fax. (0265) 771546
Email : kphciamis@perumperhutani.com
Alamat e-mail ini diproteksi dari spabot, silahkan aktifkan Javascript untuk melihatnya  

Wisata Jawa Barat Bab I



 
Jawa Barat
Inilah Tanah Sunda yang mempesona, terbentang dari Selat Sunda di barat sampai ke perbatasan Jawa Tengah di bagian timur. Wilayah Jawa Barat bergunung-gunung dan berbukit-bukit hijau, dimana satu puncak gunung berapi dan bukit-bukit sekitarnya memeluk hangat ibu kotanya, Bandung. Sejarah Jawa Barat adalah sejarah perdagangan, rempah-rempah, dan kerajaan Padjadjaran yang terus diteliti hingga saat ini oleh para sejarawan dan arkeolog.
Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki alam dan pemandangan yang indah untuk Anda kunjungi. Provinsi ini juga menyimpan berbagai potensi menyangkut sumber daya air, pemanfaatan lahan, hutan, pesisir dan laut, serta sumber daya perekonomian masyarakatnya. Wilayah Jawa Barat adalah lokasi yang tepat untuk Anda melakukan beragam jenis wisata, baik itu wisata alam, belanja dan rekreasi, kuliner, ataupun budaya.
Ciri utama daratan Jawa Barat bergunung dan berlembah yang merupakan bagian dari busur kepulauan gunung api aktif dan tidak aktif yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatra hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Daratannya dapat dibedakan atas wilayah pegunungan curam di selatan dengan ketinggian lebih dari 1.500 m di atas permukaan laut, wilayah dataran luas di utara dengan ketinggian 0.10 m dpl, dan wilayah aliran sungai.
Iklim di Jawa Barat adalah tropis dengan suhu 9° C di Puncak Gunung Pangrango dan 34° C di pesisir  utara. Curah hujan rata-rata 2.000 mm per tahun, walau di beberapa daerah pegunungan berkisar antara 3.000 sampai 5.000 mm per tahun.

Sejarah

Kehidupan komunal nenek moyang masyarakat Sunda pertama menurut naskah Pangeran Wangsakerta dimulai di pesisir barat ujung Pulau Jawa, yaitu pesisir Pandeglang. Daerah pesisir ini jauh sebelum berbentuk kerajaan dikenal sebagai kota perdagangan dan persinggahan para saudagar dari Arab, India dan China. Masyarakatnya menganut sistem religi Pitarapuja, yaitu pemuja roh leluhur, dengan bukti terdapat sejumlah menhir yang ditemukan.
Salakanagara di dalam naskah Wangsakerta disebut-sebut sebagai kerajaan awal di Indonesia yang berlokasi di Jawa Barat bagian barat. Salakanagara didirikan tahun 130 M, dengan raja pertamanya Dewawarman. Salakanagara dalam sejarah Sunda disebut juga Rajatapura. Salaka diartikan perak, sedangkan nagara berarti kota, sehingga Salakanagara banyak ditafsirkan sebagai Kota Perak atau Argyre seperti yang dikatakan Ptolomeus dalam buku “Geographike Hypergesis”, ditulis ± tahun 150 M menjelaskan keberadaan Salakanagara (yang berarti “Kota Perak” atau disebut juga Rajatapura) berlokasi di daerah Teluk Lada Pandeglang.
Berikutnya abad ke-4 dikenal keberadaan Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Tujuh batu tulis yang ditulis dalam huruf Wengi (digunakan pada periode India Pallava) dan dalam bahasa Sansekerta menjelaskan raja-raja yang ada di Tarumanegara. Tarumanegara bertahan hingga abad ke-6. Berikutnya Kerajaan Sunda menjadi kerajaan yang berkuasa di Jawa Barat seperti ditemukan dalam prasasti Kebon Kopi II (932 M).
Seorang ulama terkenal dari Banten Girang yaitu Sunan Gunung Jati tinggal di wilayah Kerajan Sunda dan berniat menyebarkan agama Islam di wilayah ini. Sementara itu, Sultan Demak dari Jawa Tengah juga mengancam Kerajaan Sunda. Untuk mempertahankan diri, Prabu Surawisesa Jaya Perkosa menandatangani Perjanjian Sunda Luso dengan Portugis tahun 1512 sehingga Portugis kemudian membangun benteng dan gudang. Perjanjian ini ditandai penempatan monument batu Padrao di tepi sungai Ciliwung tahun 1522.
Meski perjanjian dengan Portugis telah dilakukan, namun pelabuhan Sunda Kalapa tetap jatuh di bawah aliansi Kesultanan Demak dan Kesultanan Cirebon tahun 1524 yang dipimpin Faletehan. Tahun 1525 Sunan Gunung Jati juga berhasil merebut pelabuhan Banten dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi dengan Kesultanan Demak. Perang Kerajaan Sunda melawan kesultanan Demak dan Cirebon kemudian dilanjutkan selama lima tahun hingga kesepakatan damai dibuat tahun 1531 antara Raja Surawisesa dan Sunan Gunung Jati. Dari 1567-1579, di bawah raja terakhirnya yaitu Raja mulya bergelar Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda semakin merosot karena tekanan Kesultanan Banten. Setelah 1576, kerajaan itu tidak dapat mempertahankan ibukotanya di Pakuan Pajajaran (Bogor saat ini). Secara bertahap Kesultanan Banten mengambil alih wilayah kerajaan Sunda dan Kesultanan Mataram dari Jawa Tengah juga mengambil alih wilayah Priangan bagian tenggara.
Abad ke-6, perusahaan dagang Belanda dan Inggris melabuhkan kapal-kapal dagang mereka di Jawa Barat setelah runtuhnya Kesultanan Banten. Tiga ratus tahun selanjutnya, Jawa Barat secara utuh berada di bawah pemerintahan kolonial Hindia Belanda.
Setelah kemerdekaan, Provinsi Jawa Barat merupakan provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad Nomor : 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950. Selama lebih kurang 50 tahun sejak pembentukannya, wilayah Kabupaten dan kota di Jawa Barat baru bertambah 5 wilayah, yakni Kabupaten Subang (1968); Kota Tangerang (1993); Kota Bekasi (1996); Kota Cilegon dan Kota Depok (1999). Padahal dalam kurun waktu tersebut telah banyak perubahan baik dalam bidang pemerintahan, ekonomi, maupun kemasyarakatan. Berikutnya tanggal 17 Oktober 2000 sebagai upaya desentralisasi politik nasional maka Banten berpisah dari Jawa Barat dan membuat provinsi baru. 

Kantor Pariwisata

Kantor Pariwisata Provinsi Jawa Barat
Jl. R.E. Martadinata No. 209, Bandung 40114
Tlp (62-22) 7271385, 7273209 Fax. (62-22) 7271385
Website http://disparbud.jabarprov.go.id/wisata/ 

Berselancar di Pantai Cimaja, Pelabuhanratu - Jawa Barat 

Panorama pantai yang indah dan ombak yang besar membuat pantai ini menjadi tempat favorit bagi para peselancar. Banyak para Surfer mancanegara yang datang ke Pantai ini. Di pantai ini juga sering diadakan event surfing tingkat nasional dan pro. Panorama pantai yang indah dan ombak yang besar membuat pantai ini menjadi tempat favorit bagi para peselancar.

Kontur pantai yang berbeda dengan pantai pada umumnya, menjadikan Pantai Cimaja sebagai objek wisata pantai sangat menarik untuk dikunjungi. Di sepanjang pantai berhiaskan bebatuan kali yang berbentuk bulat.


Jarak tempuh dari Jakarta ke Cimaja sekitar 120 kilometer dan dari Bandung mencapai 203 kilometer. Hampir setiap akhir pekan, antara Jumat hingga Minggu kawasan pantai ini selalu dipenuhi oleh peselancar dari luar negeri maupun nasional.
Tidak hanya masyarakat sekitar atau atlet asal Jakarta dan Bandung, tetapi juga ekspatriat yang bekerja di sejumlah kota besar di tanah air dan yang langsung datang dari luar negeri menjajal gelombang Cimaja ini. Hal ini pula yang menjadikan Cimaja mengantongi predikat Bali-nya Sukabumi. 

Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango 
Karena aksesnya yang mudah, taman nasional Gunung Gede-Pangrango dengan panorama yang spektakuler adalah sebuah tempat favorit bagi para pengunjung. Terletak di Provinsi Jawa Barat. Taman ini meliputi puncak Gunung Gede dan gunung Pangrango. Di sekitar puncak ini terdapat  perkebunan teh, taman rekreasi, air terjun, air panas, danau dan fasilitas akomodasi di dalam taman. Taman Nasional ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi alam pada tahun 1889, meskipun sebelumnya Kebun Raya Cibodas sudah didirikan di sini pada tahun 1830, di mana kina dan kopi pertama kali dibudidayakan dan menjadi bahan ekspor yang paling menonjol pada abad ke-19.
 
Hal yang paling menonjol dari Taman Gede-Pangrango adalah tiga ekosistemnya yang sangat berbeda antara lain: ekosistem sub-montana (1.000 m-1.500 m), ekosistem pegunungan (1.500 m - 2.900 m) ditandai dengan pohon-pohon tinggi dan besar, dan ekosistem sub-alpine  (2.400 m. dan lebih tinggi), ditandai dengan padang rumput di mana bunga Jawa edelweiss tumbuh berlimpah. Taman Ini juga memiliki savana serta ekosistem rawa.
Pada tahun 1977 UNESCO menyatakan taman nasional Gunung Gede-Pangrango sebagai cagar alam Biosphere.
Saat ini Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango seluas 15.196 hektar yang mencakup Cibodas, Cimungkat, Cagar Alam Gunung Gede-Pangrango, wilayah rekreasi Situgunung, dan hutan di lereng Gunung Gede (2.958 m) dan Pangrango (3.019 m). Keduanya dihubungkan dengan sadel pada ketinggian 2.500 m di atas permukaan laut.

 Bunga Edelweiss tumbuh di sebuah lapangan luas yang dikenal sebagai alun-alun Suryakencana, terletak di sebelah utara Gunung Gede. Diperlukan  hiking selama enam jam dari Cibodas untuk mencapai tempat ini.
Pemandangan dari puncak dan kawah Gunung Gede sangat menakjubkan baik saat matahari terbit dan terbenam. Dari sini kita dapat melihat Gunung Krakatau dan Sumatra, dan di bagian bawah seperti kota Cianjur, Sukabumi dan Bogor. Di sini terlektak tiga kawah aktif yaitu kawah Lanang, Ratu dan Wadon, semua menyatu dalam sebuah komplek pada ketinggian 2.958 m. Kawah-kawah ini dapat ditempuh sekitar lima jam dari Cibodas.

Ada empat jenis primata di taman ini, termasuk Gibbon Jawa yang merupakan endemik pulau Jawa, Surili yang hidup di sekitar air terjun Cibodas yang jarang terlihat, monyet ekor panjang dan lutung Jawa. Ada juga macan tutul, anjing liar dan babi liar.

Taman ini memiliki berbagai spesies burung, 251 dari 450 spesies di Jawa menghuni Taman ini, termasuk elang jawa dan burung hantu.
Danau Biru, terletak di ketinggian 1.575 m, berjarak sekitar 1,5 km dari pintu masuk di Cibodas, danau ini merupakan tempat piknik favorit. Warna biru danau ini berasal dari ganggang biru yang berada di dalam danau.

Air Terjun Cibeureum dengan tinggi 50 m, berjarak 2,8 km. dari Cibodas. Di sini terdapat lumut merah yang merupakan endemik Jawa Barat. Anda bisa menyaksikan kupu-kupu Arjuna sedang mencicipi lumpur asin di tepi air.
Jika Anda memiliki kesempatan, kunjungilah Mata air panas yang ditemukan sekitar dua jam dari Cibodas, sedangkan jika Anda ingin berkemah pergilah ke Gunung Putri dan Selabintana. 

Kawah Tangkuban Parahu: Puncak Legenda Parahyangan 
Gunung Tangkuban Parahu
Tangkuban Parahu adalah gunung berapi yang masih aktif, terletak 25-30 km di utara kota Bandung ke arah kota kecil Lembang. Perpaduan antara keindahan alam, dongeng populer, dan akses yang mudah dari Bandung menjadikan Tangkuban Parahu sebagai ikon wisata Jawa Barat. Selain itu, di tempat ini secara rutin digelar Festival Budaya dan Pariwisata Gunung Tangkuban Parahu.

Tangkuban Parahu terkenal dengan legenda rakyat masyarakat Jawa Barat yaitu Sangkuriang. Gunung ini berbentuk seperti perahu terbalik, dimana menurut legenda hal itu disebabkan karena Sangkuriang gagal memenuhi janji membuat perahu dan danaunya dalam satu malam sebagai syarat untuk menikahi Dayang Sumbi yang sejatinya adalah ibunya sendiri. Sangkuriang yang gagal karena kehabisan waktu kemudian menendang perahu tersebut hingga melayang jauh dan terbalik. Perahu terbalik tersebut tertelungkup, yang dalam bahasa Sunda disebut tangkub, sehingga sampai saat ini disebut Tangkuban Parahu.

Kawah besar yang terdapat di gunung ini merupakan pemandangan yang menakjubkan dan Anda dapat menjelajahi kawahnya sekitar 2 jam. Gas sulfur masih keluar dari kawah meskipun tidak aktif. Dari atas gunung ini, Kota Bandung hanyalah hamparan luas di kaki gunung. Kunjungi tempat ini sebagai bukti Anda telah ‘melihat’ Bandung.

Gunung Tangkuban Parahu (2084 m dpl) terbentuk dari aktivitas letusan berulang Gunung Api Sunda. Dalam catatan selama 2 abad terakhir, gunung ini meletus beberapa kali, yaitu: 1829, 1846, 1862, 1887, 1896, 1910, dan tahun 1929. Gunung Tangkuban Parahu memiliki tiga bentukan kawah utama, yaitu: Kawah Paguyangan Badak berumur 90.000-40.000 tahun. Aktivitas gunung kemudian berpindah dan membentuk Kawah Upas pada 40.000-10.000 tahun lalu. Terakhir, aktivitas berpindah ke Kawah Ratu, 10.000 tahun lalu sampai sekarang.  

Batu Karas: Menari Dengan Ombak 
Sebagai salah satu surga bagi para peselancar, Batu Karas merupakan campuran dari pantai Batu Hiu dan pantai Pangandaran. Pantai ini cocok untuk berenang dan berselancar, karena Batu Karas tidak hanya menawarkan air yang tenang tetapi juga gelombang yang menantang. Merupakan perpaduan yang cantik dan harmonis. Beberapa orang menyebutnya sebagai Bali kecil, karena menawarkan pengalaman yang sama tetapi sedikit tantangan. Terletak sekitar 40 kilometer atau satu jam perjalanan dari Pangandaran, pantai berpasir hitam yang cantik ini merupakan tempat liburan yang sempurna karena suasananya yang sepi dibanding dengan Pangandaran atau bahkan Bali.

Batu Karas sudah populer di kalangan para peselancar, nasional dan internasional. Selain pantainya yang relatif datar, Batu Karas juga memiliki teluk kecil, sehingga peselancar tidak perlu mendayung terlalu jauh ke titik awal gelombang datang. Untuk pemula ada banyak tempat penyewaan perlengkapan berselancar sekaligus dengan instruktur yang berpengalaman yang dapat mengajarkan segala hal yang harus Anda ketahui tentang berselancar. Jadi, tidak peduli apakah Anda seorang peselancar profesional atau tidak pernah berselancar atau tidak sama sekali, Anda masih bisa mencoba menangkap gelombang Batu Karas yang indah.

Umumnya, ada tiga tempat berselancar yang biasa dikenal di kalangan peselancar; Karang, Legok Pari dan Bulak Bendak. Karang, secara harfiah berarti batu, yang mungkin berasal dari banyak batu yang terletak pantai ini, kesempatan berselancar di pantai ini hanya didapat ketika air sedang pasang. Legok Pari adalah tempat berselancar paling favorit dan pantai yang sempurna untuk pemula karena pantai ini relatif aman dan ombak tidak terlalu tinggi. Untuk peselancar profesional, Bulak Bendak adalah tempat yang mereka pilih. Di sini, gelombang dapat menciptakan dinding panjang dan tinggi. Untuk sampai Bulak Bendak Anda harus naik perahu dengan biaya sekitar Rp200.000,00.


Batu Karas tidak hanya bisa dinikmati dengan berselancar saja, tapi tempat dimana Anda bisa menikmati Jet Ski, banana boat dan naik kereta kuda di tepi pantai. Namun itu hanya beberapa contoh yang bisa Anda lakukan di pantai ini. Bagi mereka yang suka berpetualang, Batu Karas menawarkan beberapa tempat yang cocok untuk berkemah dan hiking. Untuk petualangan lebih menantang, Anda dapat meminta penduduk lokal untuk membawa Anda ke Karang Nunggal, sebuah pantai terpencil dengan pemandangan spektakuler yang dihiasi oleh batu besar dan tinggi. Batu Karas adalah tempat liburan yang tepat bagi siapa pun. Berjalan di pantai saat matahari terbenam, menikmati kopi di "warung" di sore hari, menghabiskan hari dengan menonton anak-anak Anda membangun istana pasir di pantai atau hanya sekedar berjemur sambil bermandikan cahaya matahari.  

Batu Hiu: Batu Karang Tajam 
Sekitar 14 Km Selatan Pangandaran, Anda akan menemukan sebuah bukit menghadap pantai yang indah, ditutupi dengan gelombang yang memecah batu. Di antara batu-batu yang menghiasi pantai, ada satu batu yang berbentuk seperti ikan Hiu. Legenda mengatakan bahwa pada abad ke-11 sejumlah pasukan buangan kerajaan Mataram yang dipimpin oleh Aki Gede dan Nini Gede tiba di temat ini. ketika mereka tiba di darat, mereka memutuskan untuk beristirahat dan tinggal sementara di dekat bukit. Kemudian Aki dan Nini Gede memerintahkan pasukan untuk mencari makanan. Salah satu pasukan yang disebut Ki Braja Lintang, memutuskan untuk mencari ikan di pantai dan menangkap ikan hiu. Ketika Aki dan Nini Gede mengetahui tentang ini, mereka mengatakan kepadanya untuk melepaskan ikan kembali ke lautan. Ketika mereka melepaskannya, ikan hiu tersebut berubah menjadi sebuah batu hitam besar yang berbentuk hiu dan masih bisa dilihat hingga saat ini dan dinamakan Batu Hiu.
Terletak di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi, Batu Hiu menawarkan pemandangan spektakuler Samudra Hindia biru. Di atas bukit, Anda dapat menyaksikan dan mendengarkan gemuruh gelombang besar bergulung ke bawah dan menghancurkan batu pantai. Tempat ini dihiasi oleh pepohonan Pandan Wong (semacam palem) yang cantik dan merupakan tempat yang sempurna untuk merasakan angin bertiup lembut di wajah Anda. Ketika hari mulai redup, siapkan mata Anda untuk menyaksikan pesona matahari terbenam di cakrawala. Jika Anda membawa kamera, jangan lupa untuk mengabadikan momen ini.

Pintu masuk utama adalah sebuah gua yang berbentuk kepala Hiu besar, ketika Anda berada di dalam gua seolah-olah Anda sedang berada di dalam rahang hiu, dengan banyak gigi yang tajam. Ketika Anda menuju ujung yang lain, Anda akan menemukan sebuah pantai di mana Anda dapat bermain-main ria. Ada juga beberapa gua di daerah tersebut, penduduk setempat percaya bahwa salah satu gua ini terhubung ke Cirebon di Pantai Utara.
Meskipun tidak cocok untuk berenang, Batu Hiu adalah tempat yang tepat untuk bersantai. Sebuah tempat di mana Anda bisa melepaskan semua kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Jika Anda kebetulan berada di sekitar Pangandaran, Batu Hiu adalah sesuatu yang tidak bisa lewatkan.  

Sungai dan Air Terjun Citumang 


Jauh di pedalaman Cijulang, Pangandaran Sungai Citumang mengalir di sebuah hutan hijau lebat yang airnya berwarna kebiruan. Sungai ini dihiasi oleh bebatuan indah, cabang-cabang pohon dan semak-semak. Airnya mengalir ke sebuah gua yang menakjubkan. Di sini, ketenangan akan menyapa Anda. Satu-satunya suara yang Anda dengar adalah suara harmoni alam yang manis, musik yang diciptakan oleh gemericik air dan bisikan angin yang berjalan melalui pepohonan, disertai suara hewan yang bersembunyi malu.

Sungai yang tenang ini terletak di Desa Bojong, kabupaten Ciamis, sekitar 15 km sebelah barat Pangandaran. Nama Citumang, berasal dari penduduk setempat yang percaya bahwa ada buaya  yang kakinya patah tinggal di sungai ini. Nama buaya tersebut "Si Tumang", maka sungai ini diberi nama Citumang.

Saat Anda berjalan di antara tebing tinggi, suara sungai mulai terdengar. Ketika Anda melewati tebing ini, keindahan sungai yang menakjubkan akan terkuak. Air jernih yang berwarna biru perlahan mengundang Anda untuk melompat kedalam sungai. Ketika Anda berjalan lebih ke hulu, Anda akan menemukan sebuah air terjun yang ditemani oleh pohon besar yang akarnya menjuntai. Tempat ini merupakan tempat yang tepat untuk bermain dengan adrenalin Anda, bergelantungan di ranting pohon seperti Tarzan dan terjun ke dalam air.

Ketika Anda berjalan lebih jauh mengikuti aliran air, Anda akan menemukan sebuah keajaiban alam yang langka. Air sungai masuk kedalam tanah dan muncul kembali di hilir sungai seperti sistem ledeng. Tempat ini terletak di ujung gua yang disebut gua Taringgul, dan aliran sungai di bawah tanah ini disebut "Sanghyang Tikoro" atau diterjemahkan sebagai tenggorokan Allah.

Sungai Citumang adalah tempat yang sempurna untuk membawa anak-anak dan keluarga Anda. Di sini, Anda dapat mengajari mereka nilai-nilai tentang alam, pentingnya lingkungan, dan tempat di mana waktu yang berkualitas tidak hanya dengan satu sama lain, tetapi juga dengan lingkungan. Jika kesibukan kota membuat hari-hari Anda tertekan, cobalah benamkan kepala Anda ke dalam air pegunungan yang jenir dan sejuk. Tutup mata Anda dan biarkan perasaan tertekan Anda mengalir dengan air ke hilir. Perjalanan ke sungai Citumang sangat menyenangkan dan bermanfaat, jadi ketika Anda di sana, gunakan waktu Anda untuk bersenang-senang dan menyegarkan tubuh, jiwa dan pikiran.  

Green Canyon: Keajaiban Alam Tiada Tara 
Green Canyon bukanlah Grand Canyon Amerika, Tapi Green Canyon Pangandaran. Green Canyon yang awalnya disebut "Cukang Taneuh", bahasa Sunda untuk menyebut jembatan Tanah, karena disini ada jembatan yang lebarnya 3meter terbuat dari tanah berada di atas tebing kembar di tepi sungai. Keajaiban alam yang spektakuler ini tentu tidak akan Anda temui di tempat lain. Nama Green Canyon diyakini berasal dari seorang turis Perancis yang datang ke lokasi Green Canyon sekarang pada tahun 1993. Karena air dan lumut berwarna hijau yang berlimpah maka wisatawan itu memberikan nama Green Canyon. Green Canyon terletak di Desa Kertayasa, Ciamis, Jawa Barat, sekitar 31 Km atau 45 menit berkendara dari Pangandaran.

Ketika Anda tiba di pintu masuk utama dan area parkir Green Canyon, Anda akan melihat banyak perahu kayu yang populer disebut "ketinting" berbaris cantik di tepi sungai. Perahu-perahu inilah yang akan membawa Anda ke Green Canyon dengan ongkos Rp75.000,00 per orang. Sistem pengaturan perahu sangat terorganisir, setelah Anda membayar ongkos Anda akan menerima nomor dan akan mendapat giliran sesuai dengan nomor yang Anda terima.

Ketinting kemudian akan membawa Anda menyusuri sungai, membelah hijaunya air dan perahu akan menciptakan gelombang kecil di setiap sisinya. Ketika Anda berada di dalam perahu, Anda akan melihat pemandangan indah pepohonan di tepi sungai, dan kadang-kadang ular atau kadal akan melompat ke sungai, atau muncul ke permukaan air. Ketika perahu melambat pemandangan yang  mencengangkan tepat di depan mata Anda. Tebing tinggi kembar berdiri di setiap sisi sungai, dengan stalaktit dan stalagmit, air yang jernih dan Anda mungkin akan berpikir bahwa ini adalah Taman Eden. Air mengalir turun dari setiap sisi tebing menciptakan suara gemuruh air terjun. Jika air tidak sedang pasang, Anda bisa berjalan di bawah gua besar ini dan mengagumi kedua tebing besarnya. Pakaian Anda pasti akan basah kuyup, jadi tidak ada ruginya jika Anda sekalian berenang dan merasakan kesegaran airnya. Melompat dari tebing yang cukup tinggi kedalam air merupakan pengalaman yang tidak terlupakan. Hal yang paling nyata dari Green Canyon adalah tempatnya yang sangat bersih. Tidak ada sampah makanan ringan atau bungkus rokok mengambang dan bertebaran di sekitar tebing.
Lokasinya yang tidak terlalu jauh dari Pangandaran, menjadikan Green Canyon sebagai destinasi wisata di pangandaran yang sulit untuk dilewatkan begitu saja. "Sepotong surga di bumi” begitulah yang digambarkan mereka yang datang ke Green Canyon. Sebuah keajaiban Alam tersembunyi di balik semak-semak tebal dan pepohonan hutan Pangandaran. Green Canyon adalah rahasia indah dan spektakuler yang tersembunyi di Pangandaran.

Wisata Banten Bab II

Pantai Karang Bolong : Satu lagi Keindahan Alam Pesisir di Banten 

Sebuah tebing karang di pinggir pantai ibarat pintu gerbang untuk masuki keindahan yang menyegarkan jiwa dan pikiran. Seketika deburan ombak akan melewati lubang tebing karang tersebut sehingga sontak suaranya memecah akan menyambut siapa pun yang datang. Sejauh mata memandang dan kaki melangkah, saksikanlah karang-karang besar berparade di sepanjang pesisir pantai dicumbui hamparan pasir putih yang bersih.

Berwisata ke pantai merupakan hal yang banyak digemari orang, selain menawarkan pemandangan alam memesona, suasana baru serta pengalaman berbeda adalah alasannya.  Indonesia sendiri sebagai negara kepulauan dikaruniai banyak garis pantai yang tersebar di seluruh Nusantara, bahkan di satu provinsi saja bisa terdapat lebih dari dua pantai dengan keindahan dan kekhasannya masing-masing. Salah satu provinsi yang memiliki pantai-pantai nan indah adalah Banten, sebut saja tiga pantai yang telah tersohor di kalangan wisatawan, yaitu Pantai Tanjung Lesung, Pantai Carita, dan Pantai Anyer. Nah, ada satu lagi pilihan lain apabila Anda ingin mendapatkan pengalaman berbeda yaitu Pantai Karang Bolong.


Pantai Karang Bolong berlokasi sekira 50 km dari Kota Serang. Apabila Anda mengendarai mobil atau motor, pantai ini berada di sisi kanan Jalan Raya Anyer dengan jalur menuju Pantai Carita dari Jakarta. Sesuai namanya yaitu karang bolong, pantai ini memiliki sebuah tebing karang yang bolong di tengahnya sehingga membuat pantai terlihat unik dan berbeda dari pantai-pantai lain.

Dahulu pantai ini dikenal dengan nama Pantai Karang Suraga, yaitu sebuah nama yang diambil dari seorang yang berlilmu tinggi yang bertapa di pantai ini sampai akhir hayatnya, nama orang tersebut adalah Suryadilaga. Seiring perkembangannya, pantai ini berubah nama menjadi Pantai Karang Bolong karena memiliki tebing karang besar di pantai yang bentuknya berlubang (Baca: bolong, dalam bahasa Sunda) di tengah. Satu ujung karangnya berada di tepi pantai sementara yang lain menghadap ke laut lepas. Para ahli geologi memperkirakan bahwa lubang pada batu karang ini terjadi akibat terkikis air laut dalam kurun waktu yang lama. Akan tetapi, ada juga yang berpendapat bahwa batu karang tersebut berlubang akibat dari letusan Gunung Krakatau tahun 1883. Hingga saat ini akibat pesisnya karang bolong ini belum diketahui secara pasti.


Tidak hanya memiliki keunikan batu karang saja, Pantai Karang Bolong juga terbilang tujuan wisata yang ekonomis sehingga pantai ini menjadi idola wisatawan bukan hanya wisatawan Nusantara tetapi juga mancanegara. Jadi, Anda jangan heran Apabila menemukan wisatawan asing berjalan-jalan di tepi pantai menikmati keindahan yang ditawarkan pantai ini. 

Ada banyak aktivitas menarik dapat Anda lakukan di sekitar pantai ini. Berpiknik di tepi pantai ini layak untuk dicoba karena akan membuat Anda betah berlama-lama. Menyaksikan keindahan laut dan deburan obak yang menghantam batu karang beralaskan tikar akan menjadi pengalaman yang istimewa. Terutama bagi Anda yang mendambakan ketenangan dari hiruk pikuk aktivitas perkotaan. Untuk lebih menambah keistimewaan berpiknik di pinggir pantai, bawahlah makanan, minuman dan buku kesayangan Anda untuk menemani. Sebuah pemutar MP3 bisa juga menjadi pelengkap waktu santai Anda di tempat ini.

Beranjaklah dari tikar piknik Anda dan jemputlah kesegaran air pantainya dengan berenang. Pantai di kawasan ini landai sehingga memungkinkan Anda berenang di tepi pantainya. Hanya saja jangan berenang terlalu jauh dan tetap memerhatikan keselamatan. Hal menarik yang sudah dilakukan wisatawan yang pernah berkunjung ke pantai ini adalah berkeliling dengan menyewa perahu motor atau banana boat.

Aktivitas wisata yang juga tak kalah menarik dilakukan adalah tracking menuju ke puncak karang. Anak tangga yang dinaiki sedikit sempit dan berkelok namun pemandangan hijau pepohonan di sekitar anak tangga akan menjadikan pendakian Anda terasa ringan, mungkin inilah kekuatan dari sebuah keindahan. Mendekati akhir perjalanan, Anda akan sedikit menuruni anak tangga. Di sini terdapat tempat yang cukup lapang untuk menikmati pemandangan pantai dari atas karang. Dari atas karang ini, pemandangan spektakuler siap menyambut Anda. Keindahan birunya laut lepas tepat berada di hadapan. Sedikit ke arah kiri, Anda dapat melihat tebaran batu karang di tepi pantai yang dihantam ombak. Dari sini juga Anda bisa menyaksikan Gunung Anak Krakatau sembari menghirup udara pantai dan merasakan lebutnya sentuhan angin membelai kulit.  

Pulau Sangiang: Seven Wonders Of Banten! 
Pulau Jawa dan Pulau Sumatera sejatinya dipisahkan oleh Selat Sunda yang memiliki pesona dengan Gunung Krakatau-nya. Pulau-pulau kecil yang tersebar di tengah perairannya menawarkan tempat indah untuk Anda rehat sejenak dari riuh ramainya kota. Raihlah ketenangan dan keindahan alam di darat dan bawah lautnya yang memukau di Pulau Sangiang, Provinsi Banten.


Pulau seluas 700,35 hektar ini awalnya ditetapkan sebagai cagar alam berdasarkan Keputusan No.112 Kementerian Kehutanan/Kpts-II/1985, kemudian pada 12 Oktober 1993 karena melihat sumber daya dan potensi yang melimpah maka Sangiang diubah menjadi Taman Wisata Alam seluas 1.420 hektar dan terdiri dari 720 hektar taman laut.

Pulau Sangiang secara administratif termasuk ke dalam Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Sangiang memiliki biota laut yang cantik dan gelombang ombak yang relatif tenang sehingga kerap dijadikan surga menyelam dan snorkeling.  Julukan "Seven Wonders of Banten" kini melekat padanya.

Terdapat 12 titik menyelam yang bisa Anda jelajahi di sini. Terumbu karang lunak tumbuh indah di kedalaman sekira 11-15 meter dengan berbagai ukuran, bentuk, dan warna layaknya lukisan di bawah laut. Di sekitar kawasan Tanjung Bajo, Anda dapat melihat ikan ekor kuning yang berenang-renang di kedalaman 20 meter. Penggemar fotografi makro juga dimanjakan dengan ragam nudibranch yang memukau. 

Sedangkan jenis satwa yang bisa Anda temukan sangat beragam jenisnya. Apabila beruntung Anda bisa menemukan lutung (Trachypitechus auratus), kucing hutan (Felis bengalensis), landak (Hystrix brachiura), biawak (varanus salvator), elang laut (Haliarctus leucocagter), dara laut (Sterna sp.), raja udang (Halcyon cloris), belibis (Anas sp.), kuntul karang (Egretta sacra), burung camar (Sterna sp.), pelatuk besi (Threskiornis aethiopica), burung cangak (Ardea sumatrana) dan ular sanca (Phyton reticularis).


Selain itu, penjelajahan Anda akan diwarnai oleh pengalaman bertemu para perantau. Setidaknya terdapat 50 kepala keluarga yang tempat tinggalnya terpusat di tepi pantai. Mereka hidup di dalam perkampungan sederhana yang dahulu pernah dibangun untuk sebuah proyek. Penduduknya mampu bercakap 3 bahasa daerah sekaligus: Jawa, Sunda, dan Lampung.

Hal lain yang akan Anda dapatkan adalah jejak pertempuran Perang Dunia II berupa reruntuhan benteng dan meriam yang ditinggalkan bangsa Jepang.

Pulau Sangiang bukanlah destinasi yang penuh dengan fasilitas sehingga cocok bagi Anda yang mencari pengalaman berpetualang. Kawasannya yang luas didukung dengan kontur medan yang beragam membuat Sangiang mampu menyuguhkan olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, berkemah, memotret hingga menikmati panorama pantai.Pecinta snorkeling, menyelam, dan memancing dapat mengunjungi Kawasan Tanjung Raden, Legon Waru dan perairan laut selatan Pulau Sangiang. Anda pun bisa melihat keindahan terumbu karang dan taman laut menggunakan glass bottom boat.

Lalu atas kekayaan alam yang dimilikinya, tak jarang Pulau Sangiang dijadikan lahan untuk penelitian dan pengembangan kekayaan hayati bagi ilmuan, mahasiswa, pelajar, serta masyarakat umum.