Jumat, 21 November 2014

Wisata di Kepulauan RIAU Bab II

Pulau Abang: Melihat Terumbu Karang Langka di Air yang Jernih

Penggemar diving wajib mengunjungi Pulau Abang karena di sinilah tersimpan taman laut dengan kekayaan terumbu karang ditemani beragam biota laut penuh warna. Dengan perairan tidak terlalu dalam sekira 15-18 meter maka sudah dapat Anda temukan koral indah dengan beraneka biota lautnya. Pulau nan indah dan alami ini berada di selatan kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Wilayah Pulau Abang meliputi beberapa pulau kecil dimana sebagian besar merupakan taman konservasi terumbu karang. Pulau utamanya berukuran hanya sekitar 10 kilometer persegi. Keindahannya bawah laut Pulau Abang dapat disandingkan dengan Taman Nasional Komodo, Bunaken maupun Raja Ampat. Bahkan tidak berlebihan hingga akhirnya pulau ini ditetapkan sebagai pusat penelitian bawah laut khusus untuk terumbu karang atau Coral Reef Rehabilitations and Management Program (COREMAP).
Permukaan pulau ini juga terlihat hijau karena masih terjaga keaslianya. Didominasi perbukitan dengan tanah liat dan batu granit. Sebagian kecil pantainya terutama di bagian utara masih dijumpai ekosistem Mangrove.
Di Pulau Abang dapat Anda temukan spesies karang langka yaitu blue coral yang sulit ditemukan di tempat lain dan hanya hidup di perairan yang jernih dengan kualitas air harus baik. Beragam jenis ikan yang hidup di sini adalah ikan selar, lencing, pasir merah, kakap merah, pinang, ikan buntal, dan lain sebagainya.
Pulau Abang dihuni sekitar 400 jiwa dalam 100 kepala keluarga dan apabila digabungkan dengan sekelilingnya maka jumlah penduduknya mencapai 1.200 jiwa dalam 300 kepala keluarga. Pemukiman di bagian Barat Pulau Abang lebih padat jika dibandingkan di bagian Utara. Sebagian besar lokasi rumah penduduk tersebut terletak di sekitar pantai dan berbentuk memanjang mengikuti garis pantai.
Masyarakat sekitar Pulau Abang beberapa tahun belakangan terus dibina untuk menjaga dan melestarikan terumbu karang sebagai aset pariwisata dan dapat membantu perekonomian mereka selain bekerja sebagai nelayan atau pedagang.

Ada tiga lokasi yang patut Anda sambangi di Kepulauan Abang, yakni Pulau Abang Besar (Pantai Air Taung), Pulau Ranuh, dan Pulau Pengalap. Untuk menuju ke tiga lokasi tersebut maka Anda dapat menggunakan kapal cepat dari Pulau Galang Baru.
Jelaslah bintang aktivitas di Pulau Abang adalah diving dan snorking. Puaskan menikmati warna-warni ikan dan terumbu karang yang berjenis langka. Saat ini ada 9 titik penyelaman di Pulau Abang dan semuanya belum diberi nama, seakan menunjukan betapa alami alam bawah lautnya. Aktivitas diving di Pulau Abang dapat dikatakan aman karena selain dikelilingi pulau kecil juga tidak langsung mengarah ke laut lepas.
Sekitar Pulau Abang dan Pulau Petung adalah lokasi yang tepat untuk memancing. Jenis ikan yang didapat diantaranya adalah ikan selar, kakap merah, lencing, pasir merah, pinang, dan ikan buntal.
Mengapa tidak mengunjungi Pulau Galang dimana menariknya ini merupakan kawasan penampungan sekitar 5.000 pengungsi Vietnam pasca perang saudara di negaranya. Mereka saat itu dikenal sebagai manusia perahu dan mencari lokasi suaka di negara ketiga. Lokasi kamp pengungsian tersebut terletak di Desa Sijantung, tepat di atas bukit dengan luas sekitar 80 hektar. Tempat tersebut kini menjadi obyek wisata, khususnya bagi eks pengungsi Vietnam yang kini tinggal negara baru. Sisa-sisa kehidupan manusia perahu masih dapat dilihat di kawasan ini, mulai dari pelabuhan hingga bekas barak-barak pengungsi. Di depan bekas kamp pengungsian terdapat Monumen Perahu berupa tiga perahu yang digunakan pengungsi Vietnam menyeberangi Laut China Selatan. Ada pula patung yang terbuat dari batu kecil yang disebut Patung Taman Humanity atau Patung Kemanusiaan. 

Pulau Abang Kecil : Selaksa Keindahan di Kepulauan Riau 
Berkunjung ke Pulau Abang tidak lengkap jika Anda tidak menyebrang ke Pulau Abang Kecil yang merupakan salah satu dari gugusan Kepulauan Abang. Pulau Abang Kecil lokasinya tepat berada di sebelah selatan kota Batam. Dinamakan Pulau Abang Kecil karena kondisi alam, pantai dan bawah lautnya mirip Pulau Abang, bedanya hanya luas pulaunya saja lebih kecil. Pulau Abang Kecil letaknya sekira 3 jam perjalanan dengan kapal motor dari Pulau Abang.
Wisata bahari ke Pulau Abang dan Abang Kecil kegiatan patut masuk daftar kunjungan Anda selama bertandang ke Kepulauan Riau atau Batam. Pulau Abang Kecil memiliki pantai memesona, berpasir putih dan bebatuan karang berbagai ukuran yang tersusun acak mengelilingi pulau.
Taman laut pulau ini memiliki keanekaragaman terumbu karang hidup yang masih terawat dengan baik tidak kalah indah dengan Bunaken dan Raja Ampat. Berbagai macam jenis ikan hias mendiami kawasan sekitar menjadikannya sebagai rumah nyaman mereka.
Spesies terumbu karang langka yang ditemukan di bawah laut perairan Pulau Abang Kecil diantaranya adalah blue coral. Pasalnya jenis terumbu karang ini tidak ada di semua perairan Indonesia, hal ini dikarenakan blue coral hanya hidup di perairan yang kualitas airnya jernih dan bersih. Kehidupan bawah laut Pulau Abang Kecil sering dikunjungi dan dijadikan sebagai pusat penelitian.
Kedalaman perairan di Pulau Abang Kecil sangat ideal yaitu berkisar antara 15- 18 meter sehingga nyaman untuk snorkeling dan menyelam. Dengan batas kedalaman tersebut memudahkan penyelam untuk bertemu berbagai jenis terumbu karang. Umumnya wisatawan yang berkunjung adalah pecinta wisata bahari atau mereka yang berkecimpung dalam penelitian kehidupan bawah laut. 

Masjid Sultan Riau : Masjid Pertama di Indonesia yang Memakai Kubah
Masjid ini berlokasi di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI). Pulau Penyengat sendiri merupakan pulau kecil seluas 3,5 kilometer persegi namun menyimpan begitu banyak warisan sejarah kebesaran Kerajaan Riau-Lingga di masa lalu dengan corak keislamannya.
Lebih dikenal dengan sebutan Masjid Pulau Penyengat, keberadaan masjid ini menjadi ikon sejarah penting di Kepulauan Riau. Mengapa demikian? Itu karena masjid ini merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau-Lingga yang masih ada.
Masjid yang masih terawat baik ini memiliki warna kuning menyala berpadu warna hijau. Ukurannya sekira 54 x 32 meter dengan bangunan induknya 29,3 x 19,5 meter. Di sekitar masjid terdapat pemakaman muslim. Masjid Sultan Riau begitu megah dengan tiga belas kubah dan empat menara runcing setinggi 18,9 meter.
Susunan kubahnya bervariasi dan dikelompokkan menjadi tiga dan empat kubah. Total kubah dan menaranya ada 17, sebuah angka yang mencerminkan jumlah rakaat shalat. Masjid Sultan Riau merupakan masjid pertama di Indonesia yang memakai kubah. Sampai saat ini belum diketahui dari mana arsitektur masjid ini berasal.
Masjid yang dahulu hanya bangunan sederhana ini, kini disulap menjadi bangunan tidak hanya menawan dan megah tetapi juga unik. Awalnya masjid ini berupa bangunan kayu berlantai dua dengan lantai batu bata dan menara setinggi 6 meter untuk mengumandangkan panggilan shalat. Raja Abdurrahman, Yang Dipertuan Muda Riau VII, (1831-1844) kemudian memerintahkan renovasi pada 1 Syawal 1248 Hijriah (1832 M). Perbaikan masjid ini saat itu sebagai bentuk syukur kepada Yang Maha Kuasa atas kemakmuran penduduk Pulau Penyengat.
Perbaikan masjid melibatkan tukang bangunan orang-orang India yang didatangkan dari Singapura. Selain itu raja juga memerintahkan berbagai lapisan masyarakat di seluruh wilayah  Riau Lingga bertindak sebagai tenaga pekerja. Saat itu, orang-orang dari penjuru Riau Lingga berdatangan membawa perlengkapan masing-masing mulai dari makanan, peralatan dan material bangunan.
Ada cerita ketika pasokan makanan seperti beras, sayuran dan telur, jumlahnya berlimpah maka rupanya telah menjadikan pekerja merasa bosan dengan makanan yang sama setiap hari. Akhirnya mereka hanya makan kuning telur saja dan menggunakan putih telur sebagai bahan perekat bangunan yang dicampurkan dengan adonan pasir dan kapur.
Kini setelah direnovasi terlihat megah dengan arsitektur unik dan warna kuningnya yang mencolok jika dilihat dari kejauhan. Luas kompleks masjid sekira 54,4 x 32,2 meter dengan bangunan induk berukuran 29,3 x 19,5 meter. Masjid ini ditopang empat tiang dengan ketebalan dinding mencapai 50 cm serta masih berlantaikan batu bata. 

Bintan Mangrove: Menyusuri Sungai Sebong dan Mengamati Kunang-Kunang 
Tidak jauh dari kawasan wisata Bintan Resort yang begitu luas, terdapat hutan bakau yang dibelah oleh sungai berkelok-kelok. Hutan mangrove yang tumbuh di sini sempat ditebang oleh warga untuk dijadikan kayu arang dan bahan bangunan. Akan tetapi, kini kelestariannya dijaga agar pepohonan senantiasa hidup dan wisatawan pun dapat menikmati kesejukan alam.

Lokasi Bintan Mangrove berada di Sungai Sebong yang membelah kawasan Kampung Lagoi dengan Desa Sebong Lagoi, Sei Kecil. Sungai Sebong, airnya yang sangat jernih membentang sepanjang 6,8 kilometer dari danau di sebuah bukit. Uniknya sumber air berasal dari hujan, bukan terkumpul dari mata air di dalam tanah.

Mengikuti paket wisata Mangrove Discovery Tour dari PT Bintan Resort Cakarawala (BRC) dan Yayasan Eko Wisata Sebong Lagoi sebagai pengelolanya adalah pilihan utama. Dengan menggunakan speedboat Anda dapat menikmati pengalaman berpetualang di tengah-tengah hutan bakau Pulau Bintan.

Suara monyet yang terdengar akan membuat Anda menerawang sekitar dari keberadaan mereka. Jika beruntung, Anda pun bisa bertemu dengan burung raja udang (kingfishers) yang warnanya cantik, berang-berang, ular pohon, dan bahkan ribuan kunang-kunang yang bersinar di malam hari menghasilkan pemandangan menakjubkan.

Keberadaan hutan mangrove di Sungai Sebong berhasil diselamatkan dari ancaman kerusakkan. Tidaklah heran jika pada 2003, Bintan Mangrove Discovery Tours mendapatkan penghargaan PATA (Pacific Asia Travel Association) Gold Award untuk kategori ekowisata.

Mangrove merupakan tanaman yang sangat kuat dan fungsional. Mereka dapat menyesuaikan diri dengan air laut maupun air tawar. Akar mangrove sangat kuat sehingga mampu membuat sistem pengolahan air dan menyerap nutrisinya secara efisien sehingga air sekitar akan tampak jernih. Nutrisi memiliki fungsi beragam, termasuk menyuplai makanan untuk ikan karang dan udang. Mangrove juga dikenal sebagai pelindung pantai dari tsunami dan gelombang air yang mengalir di Sungai Sebong.

Sungai Sebong memiliki empat jenis bakau. Pertama adalah Avicennia yang sering juga disebut pohon api-api dan dapat ditemukan di pantai berpasir dan biasanya memiliki bunga kecil berwarna kuning. Lalu ada bakau Rhizophoran yang akarnya tumbuh hingga melayang di atas tanah sebagai pelindung pantai. Terdapat juga akar lutut Bruguiera yang kerap ditemukan di kawasan campuran air asin dan air tawar, tanaman ini dapat tumbuh hingga 30 meter. Terakhir adalah Xylocarpus yang tumbuh di air segar dan memiliki buah seukuran bola tendang.

Seluruh populasi tanaman menciptakan habitat yang nyaman bagi keraabu-abu. Sesekali Anda bisa melihat burung kuntul yang bermain di antara lumpur. Berhati-hatilah karena ular bakau hitam bergaris kuning pun kerap meringkuk di cabang pohon sehingga dianjurkan tidak merokok saat pengarungan. 

Anambas: Kepulauan Tropis Terbaik di 
Asia
Inilah surga bahari berupa gugusan kepulauan tropis terbaik di Asia. Anambas merupakan sebuah kabupaten berwujud kepulauan tropis seluas 46.667 km2 yang berlokasi di Laut China Selatan. Wilayahnya termasuk kepulauan yang berada di tapal batas terdepan wilayah NKRI dan sisi perairan terluarnya dilalui hampir 90% kapal internasional.

Secara administratif Kepulauan Anambas termasuk bagian dari Provinsi Kepulauan Riau dan hasil pemekaran dari Kabupaten Natuna. Ada 255 pulau di Anambas dimana baru 26 pulau saja yang berpenghuni. Jumlah penduduk Kepulauan Anambas sekira 45.500 jiwa. Wilayah Anambas mayoritas berupa lautan (97%) dengan tujuh kecamatan yang tersebar di tiga pulau besar, yaitu Siantan, Palmatak dan Jemaja. Ibukota kabupaten Anambas sendiri berada di Terempa.

Anambas adalah kepulauan tropis memukau yang patut disambangi. Bukan tanpa alasan, pada 2013 keelokannya ditempatkan dalam urutan teratas dari sekian banyak pulau tropis di Asia. Ya, CNN.com telah memilihnya terbaik di antara Koh Chang (Thailand), Langwaki (Malaysia), Halong Bay (Vietnam), dan Similan (Thailand). 

Nikmati di sini keindahan hamparan laut biru luas dihiasi laguna yang bertebaran. Anda dapat menemukan beragam titik menyelam dengan aneka biota laut, barisan vegetasi pohon kelapa sepanjang 8 kilometer, garis pantai sejauh 2 kilometer, serta sejumlah pulau yang menjadi habitat penyu (Pulau Keramut dan Pulau Mangkai).

Kepulauan Anambas juga istimewa karena memiliki sejumlah laguna atau danau air laut yang terpisah dari lautan lepas. Bentang alam yang membentuknya membuat beberapa pulau seperti Pantai Selat Rangsang, Pulau Bawah, Pulau Rongkat, dan Pantai Pulau Penjalin telah dibentuk oleh gugusan pulau di tengah lautan lepas. Ketika air laut sedang surut maka gugusan beberapa pulaunya akan tersambung oleh gundukan pasir membentuk pembatas antara air laut di dalam dan di luar gugusan pulaunya. Dasar laguna tersebut berupa pasir putih dengan sebaran terumbu karang di sejumlah titik.

Pulau-pulau di Anambas semuanya memiliki pasir pantai putih halus berkilau dan semakin indah dengan air laut yang jernih, dangkal, serta diisi terumbu karang bersama beraneka ikan. Air laut di kawasan ini sangat jernih dimana dari atas permukaan air dapat terlihat jelas sampai ke dasar laguna, termasuk ikan-ikan karang. 

Pantai Trikora: Menggapai Keindahan Pesisir Pulau Bintan 
Pantai pasir putih membentang panjang dihiasi batu-batu besar yang tersebar di pinggiran lautnya. Garis pantainya mencapai 25 kilometer, bersanding di tengah semilir angin yang meniup ribuan pohon kelapa. Keindahan Pantai Trikora seakan menyapa pengunjung untuk menghampiri dan menikmatinya.

Pantai Trikora memiliki pemandangan dramatis yang menyempurnakan keindahan Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Ini adalah tempat popular bagi wisatawan yang dating bersama keluarga, bahkan disebut-sebut sebagai salah satu pantai terindah yang banyak dikunjungi wisatawan di Pulau Sumatera.

Ada yang menyebutkan bahwa nama Trikora diadopsi dari sebutan three coral namun ada versi lain yang mengaitkannya dengan Tri Komando Rakyat karena Pulau Bintan pernah dijadikan wilayah pertahanan terluar Indonesia pada saat masa pemerintahan Presiden Soekarno.

Deretan kelong atau perangkap ikan adalah hal menarik yang bisa Anda temukan di sini. Di dekatnya berjajar kapal-kapal yang menemani nelayan menunggu ikan tangkapan mereka, seperti ikan teri ataupun ikan bilis yang begitu terkenal di Bintan.

Kelong merupakan bangunan dari kayu yang digunakan untuk memasang jaring di tengah laut. Bangunan ini ditopang oleh drum-drum plastik agar dapat mengapung di permukaan laut. Penangkapan ikan dengan metode kelong apung disukai nelayan karena posisinya dapat dipindah-pindah sesuai keinginan.

Hal istimewa lainnya, Anda akan menemukan Goa Santa Maria di seberang pantai ini. Goa tersebut konon dibangun pengungsi Vietnam yang sedang mencari daerah aman karena peperangan di negaranya. Goa indah ini dihiasi pohon besar dan dedaunan yang menggantung di sekitar mulut goa. Keberadaan warna-warni bunga bougenvil pun semakin memperindahnya. Goa menawarkan area yang teduh bagi mereka yang ingin berdoa dengan khusyu. Di dekatnya terdapat gereja putih kecil nan indah.

Kantor Pariwisata

Jl. D. I Panjaitan km. 8 No. 12, Tj. Pinang - Kep. Riau
Telp /Fax (62-771) 443377

website : http://kepri.travel/ 

Tidak ada komentar: