Pulau Abang: Melihat Terumbu Karang Langka di Air yang Jernih
Penggemar diving wajib mengunjungi Pulau Abang karena di sinilah tersimpan taman laut dengan kekayaan terumbu karang ditemani beragam biota laut penuh warna. Dengan perairan tidak terlalu dalam sekira 15-18 meter maka sudah dapat Anda temukan koral indah dengan beraneka biota lautnya. Pulau nan indah dan alami ini berada di selatan kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau.
Wilayah Pulau Abang meliputi beberapa
pulau kecil dimana sebagian besar merupakan taman konservasi terumbu
karang. Pulau utamanya berukuran hanya sekitar 10 kilometer persegi.
Keindahannya bawah laut Pulau Abang dapat disandingkan dengan Taman Nasional Komodo, Bunaken maupun Raja Ampat.
Bahkan tidak berlebihan hingga akhirnya pulau ini ditetapkan sebagai
pusat penelitian bawah laut khusus untuk terumbu karang atau Coral Reef Rehabilitations and Management Program (COREMAP).
Permukaan pulau ini juga terlihat hijau
karena masih terjaga keaslianya. Didominasi perbukitan dengan tanah liat
dan batu granit. Sebagian kecil pantainya terutama di bagian utara
masih dijumpai ekosistem Mangrove.
Di Pulau Abang dapat Anda temukan spesies karang langka yaitu blue coral
yang sulit ditemukan di tempat lain dan hanya hidup di perairan yang
jernih dengan kualitas air harus baik. Beragam jenis ikan yang hidup di
sini adalah ikan selar, lencing, pasir merah, kakap merah, pinang, ikan
buntal, dan lain sebagainya.
Pulau Abang dihuni sekitar 400 jiwa
dalam 100 kepala keluarga dan apabila digabungkan dengan sekelilingnya
maka jumlah penduduknya mencapai 1.200 jiwa dalam 300 kepala keluarga.
Pemukiman di bagian Barat Pulau Abang lebih padat jika dibandingkan di
bagian Utara. Sebagian besar lokasi rumah penduduk tersebut terletak di
sekitar pantai dan berbentuk memanjang mengikuti garis pantai.
Masyarakat sekitar Pulau Abang beberapa
tahun belakangan terus dibina untuk menjaga dan melestarikan terumbu
karang sebagai aset pariwisata dan dapat membantu perekonomian mereka
selain bekerja sebagai nelayan atau pedagang.
Ada
tiga lokasi yang patut Anda sambangi di Kepulauan Abang, yakni Pulau
Abang Besar (Pantai Air Taung), Pulau Ranuh, dan Pulau Pengalap. Untuk
menuju ke tiga lokasi tersebut maka Anda dapat menggunakan kapal cepat
dari Pulau Galang Baru.
Jelaslah bintang aktivitas di Pulau Abang adalah diving dan snorking.
Puaskan menikmati warna-warni ikan dan terumbu karang yang berjenis
langka. Saat ini ada 9 titik penyelaman di Pulau Abang dan semuanya
belum diberi nama, seakan menunjukan betapa alami alam bawah lautnya.
Aktivitas diving di Pulau Abang dapat dikatakan aman karena selain
dikelilingi pulau kecil juga tidak langsung mengarah ke laut lepas.
Sekitar Pulau Abang dan Pulau Petung
adalah lokasi yang tepat untuk memancing. Jenis ikan yang didapat
diantaranya adalah ikan selar, kakap merah, lencing, pasir merah,
pinang, dan ikan buntal.
Mengapa tidak mengunjungi Pulau Galang
dimana menariknya ini merupakan kawasan penampungan sekitar 5.000
pengungsi Vietnam pasca perang saudara di negaranya. Mereka saat itu
dikenal sebagai manusia perahu dan mencari lokasi suaka di negara
ketiga. Lokasi kamp pengungsian tersebut terletak di Desa Sijantung,
tepat di atas bukit dengan luas sekitar 80 hektar. Tempat tersebut kini
menjadi obyek wisata, khususnya bagi eks pengungsi Vietnam yang kini
tinggal negara baru. Sisa-sisa kehidupan manusia perahu masih dapat
dilihat di kawasan ini, mulai dari pelabuhan hingga bekas barak-barak
pengungsi. Di depan bekas kamp pengungsian terdapat Monumen Perahu
berupa tiga perahu yang digunakan pengungsi Vietnam menyeberangi Laut
China Selatan. Ada pula patung yang terbuat dari batu kecil yang disebut
Patung Taman Humanity atau Patung Kemanusiaan.
Pulau Abang Kecil : Selaksa Keindahan di Kepulauan Riau
Berkunjung ke Pulau Abang
tidak lengkap jika Anda tidak menyebrang ke Pulau Abang Kecil yang
merupakan salah satu dari gugusan Kepulauan Abang. Pulau Abang Kecil
lokasinya tepat berada di sebelah selatan kota Batam. Dinamakan Pulau
Abang Kecil karena kondisi alam, pantai dan bawah lautnya mirip Pulau
Abang, bedanya hanya luas pulaunya saja lebih kecil. Pulau Abang Kecil
letaknya sekira 3 jam perjalanan dengan kapal motor dari Pulau Abang.
Wisata bahari ke Pulau Abang dan Abang Kecil kegiatan patut masuk daftar kunjungan Anda selama bertandang ke Kepulauan Riau atau Batam.
Pulau Abang Kecil memiliki pantai memesona, berpasir putih dan bebatuan
karang berbagai ukuran yang tersusun acak mengelilingi pulau.
Taman laut pulau ini memiliki
keanekaragaman terumbu karang hidup yang masih terawat dengan baik tidak
kalah indah dengan Bunaken dan Raja Ampat. Berbagai macam jenis ikan
hias mendiami kawasan sekitar menjadikannya sebagai rumah nyaman mereka.
Spesies terumbu karang langka yang
ditemukan di bawah laut perairan Pulau Abang Kecil diantaranya adalah
blue coral. Pasalnya jenis terumbu karang ini tidak ada di semua
perairan Indonesia, hal ini dikarenakan blue coral hanya hidup di
perairan yang kualitas airnya jernih dan bersih. Kehidupan bawah laut
Pulau Abang Kecil sering dikunjungi dan dijadikan sebagai pusat
penelitian.
Kedalaman perairan di Pulau Abang Kecil
sangat ideal yaitu berkisar antara 15- 18 meter sehingga nyaman untuk
snorkeling dan menyelam. Dengan batas kedalaman tersebut memudahkan
penyelam untuk bertemu berbagai jenis terumbu karang. Umumnya wisatawan
yang berkunjung adalah pecinta wisata bahari atau mereka yang
berkecimpung dalam penelitian kehidupan bawah laut.
Masjid Sultan Riau : Masjid Pertama di Indonesia yang Memakai Kubah
Masjid ini berlokasi di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau (KEPRI).
Pulau Penyengat sendiri merupakan pulau kecil seluas 3,5 kilometer
persegi namun menyimpan begitu banyak warisan sejarah kebesaran Kerajaan
Riau-Lingga di masa lalu dengan corak keislamannya.
Lebih dikenal dengan sebutan Masjid
Pulau Penyengat, keberadaan masjid ini menjadi ikon sejarah penting di
Kepulauan Riau. Mengapa demikian? Itu karena masjid ini merupakan
satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau-Lingga yang masih ada.
Masjid yang masih terawat baik ini
memiliki warna kuning menyala berpadu warna hijau. Ukurannya sekira 54 x
32 meter dengan bangunan induknya 29,3 x 19,5 meter. Di sekitar masjid
terdapat pemakaman muslim. Masjid Sultan Riau begitu megah dengan tiga
belas kubah dan empat menara runcing setinggi 18,9 meter.
Susunan kubahnya bervariasi dan
dikelompokkan menjadi tiga dan empat kubah. Total kubah dan menaranya
ada 17, sebuah angka yang mencerminkan jumlah rakaat shalat. Masjid
Sultan Riau merupakan masjid pertama di Indonesia yang memakai kubah.
Sampai saat ini belum diketahui dari mana arsitektur masjid ini berasal.
Masjid yang dahulu hanya bangunan
sederhana ini, kini disulap menjadi bangunan tidak hanya menawan dan
megah tetapi juga unik. Awalnya masjid ini berupa bangunan kayu
berlantai dua dengan lantai batu bata dan menara setinggi 6 meter untuk
mengumandangkan panggilan shalat. Raja Abdurrahman, Yang Dipertuan Muda
Riau VII, (1831-1844) kemudian memerintahkan renovasi pada 1 Syawal 1248
Hijriah (1832 M). Perbaikan masjid ini saat itu sebagai bentuk syukur
kepada Yang Maha Kuasa atas kemakmuran penduduk Pulau Penyengat.
Perbaikan masjid melibatkan tukang
bangunan orang-orang India yang didatangkan dari Singapura. Selain itu
raja juga memerintahkan berbagai lapisan masyarakat di seluruh wilayah
Riau Lingga bertindak sebagai tenaga pekerja. Saat itu, orang-orang dari
penjuru Riau Lingga berdatangan membawa perlengkapan masing-masing
mulai dari makanan, peralatan dan material bangunan.
Ada cerita ketika pasokan makanan
seperti beras, sayuran dan telur, jumlahnya berlimpah maka rupanya telah
menjadikan pekerja merasa bosan dengan makanan yang sama setiap hari.
Akhirnya mereka hanya makan kuning telur saja dan menggunakan putih
telur sebagai bahan perekat bangunan yang dicampurkan dengan adonan
pasir dan kapur.
Kini setelah direnovasi terlihat megah
dengan arsitektur unik dan warna kuningnya yang mencolok jika dilihat
dari kejauhan. Luas kompleks masjid sekira 54,4 x 32,2 meter dengan
bangunan induk berukuran 29,3 x 19,5 meter. Masjid ini ditopang empat
tiang dengan ketebalan dinding mencapai 50 cm serta masih berlantaikan
batu bata.
Bintan Mangrove: Menyusuri Sungai Sebong dan Mengamati Kunang-Kunang
Tidak
jauh dari kawasan wisata Bintan Resort yang begitu luas, terdapat hutan
bakau yang dibelah oleh sungai berkelok-kelok. Hutan mangrove yang
tumbuh di sini sempat ditebang oleh warga untuk dijadikan kayu arang dan
bahan bangunan. Akan tetapi, kini kelestariannya dijaga agar pepohonan
senantiasa hidup dan wisatawan pun dapat menikmati kesejukan alam.
Lokasi Bintan Mangrove berada di Sungai
Sebong yang membelah kawasan Kampung Lagoi dengan Desa Sebong Lagoi, Sei
Kecil. Sungai Sebong, airnya yang sangat jernih membentang sepanjang
6,8 kilometer dari danau di sebuah bukit. Uniknya sumber air berasal
dari hujan, bukan terkumpul dari mata air di dalam tanah.
Mengikuti paket wisata Mangrove
Discovery Tour dari PT Bintan Resort Cakarawala (BRC) dan Yayasan Eko
Wisata Sebong Lagoi sebagai pengelolanya adalah pilihan utama. Dengan
menggunakan speedboat Anda dapat menikmati pengalaman berpetualang di tengah-tengah hutan bakau Pulau Bintan.
Suara monyet yang terdengar akan membuat
Anda menerawang sekitar dari keberadaan mereka. Jika beruntung, Anda
pun bisa bertemu dengan burung raja udang (kingfishers) yang
warnanya cantik, berang-berang, ular pohon, dan bahkan ribuan
kunang-kunang yang bersinar di malam hari menghasilkan pemandangan
menakjubkan.
Keberadaan hutan mangrove di Sungai
Sebong berhasil diselamatkan dari ancaman kerusakkan. Tidaklah heran
jika pada 2003, Bintan Mangrove Discovery Tours mendapatkan penghargaan
PATA (Pacific Asia Travel Association) Gold Award untuk kategori
ekowisata.
Mangrove merupakan tanaman yang sangat
kuat dan fungsional. Mereka dapat menyesuaikan diri dengan air laut
maupun air tawar. Akar mangrove sangat kuat sehingga mampu membuat
sistem pengolahan air dan menyerap nutrisinya secara efisien sehingga
air sekitar akan tampak jernih. Nutrisi memiliki fungsi beragam,
termasuk menyuplai makanan untuk ikan karang dan udang. Mangrove juga
dikenal sebagai pelindung pantai dari tsunami dan gelombang air yang
mengalir di Sungai Sebong.
Sungai Sebong memiliki empat jenis bakau. Pertama adalah Avicennia
yang sering juga disebut pohon api-api dan dapat ditemukan di pantai
berpasir dan biasanya memiliki bunga kecil berwarna kuning. Lalu ada
bakau Rhizophoran yang akarnya tumbuh hingga melayang di atas tanah sebagai pelindung pantai. Terdapat juga akar lutut Bruguiera yang kerap ditemukan di kawasan campuran air asin dan air tawar, tanaman ini dapat tumbuh hingga 30 meter. Terakhir adalah Xylocarpus yang tumbuh di air segar dan memiliki buah seukuran bola tendang.
Seluruh populasi tanaman menciptakan
habitat yang nyaman bagi keraabu-abu. Sesekali Anda bisa melihat burung
kuntul yang bermain di antara lumpur. Berhati-hatilah karena ular bakau
hitam bergaris kuning pun kerap meringkuk di cabang pohon sehingga
dianjurkan tidak merokok saat pengarungan.
Anambas: Kepulauan Tropis Terbaik di
Asia
Jl. D. I Panjaitan km. 8 No. 12, Tj. Pinang - Kep. Riau
Telp /Fax (62-771) 443377
website : http://kepri.travel/
Anambas: Kepulauan Tropis Terbaik di
Asia
Inilah surga bahari berupa gugusan
kepulauan tropis terbaik di Asia. Anambas merupakan sebuah kabupaten
berwujud kepulauan tropis seluas 46.667 km2 yang berlokasi di
Laut China Selatan. Wilayahnya termasuk kepulauan yang berada di tapal
batas terdepan wilayah NKRI dan sisi perairan terluarnya dilalui hampir
90% kapal internasional.
Secara administratif Kepulauan Anambas
termasuk bagian dari Provinsi Kepulauan Riau dan hasil pemekaran dari
Kabupaten Natuna. Ada 255 pulau di Anambas dimana baru 26 pulau saja
yang berpenghuni. Jumlah penduduk Kepulauan Anambas sekira 45.500 jiwa.
Wilayah Anambas mayoritas berupa lautan (97%) dengan tujuh kecamatan
yang tersebar di tiga pulau besar, yaitu Siantan, Palmatak dan Jemaja.
Ibukota kabupaten Anambas sendiri berada di Terempa.
Anambas adalah kepulauan tropis memukau
yang patut disambangi. Bukan tanpa alasan, pada 2013 keelokannya
ditempatkan dalam urutan teratas dari sekian banyak pulau tropis di
Asia. Ya, CNN.com telah memilihnya terbaik di antara Koh Chang
(Thailand), Langwaki (Malaysia), Halong Bay (Vietnam), dan Similan
(Thailand).
Nikmati di sini keindahan hamparan laut
biru luas dihiasi laguna yang bertebaran. Anda dapat menemukan beragam
titik menyelam dengan aneka biota laut, barisan vegetasi pohon kelapa
sepanjang 8 kilometer, garis pantai sejauh 2 kilometer, serta sejumlah
pulau yang menjadi habitat penyu (Pulau Keramut dan Pulau Mangkai).
Kepulauan Anambas juga istimewa karena
memiliki sejumlah laguna atau danau air laut yang terpisah dari lautan
lepas. Bentang alam yang membentuknya membuat beberapa pulau seperti
Pantai Selat Rangsang, Pulau Bawah, Pulau Rongkat, dan Pantai Pulau
Penjalin telah dibentuk oleh gugusan pulau di tengah lautan lepas.
Ketika air laut sedang surut maka gugusan beberapa pulaunya akan
tersambung oleh gundukan pasir membentuk pembatas antara air laut di
dalam dan di luar gugusan pulaunya. Dasar laguna tersebut berupa pasir
putih dengan sebaran terumbu karang di sejumlah titik.
Pulau-pulau di Anambas semuanya memiliki
pasir pantai putih halus berkilau dan semakin indah dengan air laut
yang jernih, dangkal, serta diisi terumbu karang bersama beraneka ikan.
Air laut di kawasan ini sangat jernih dimana dari atas permukaan air
dapat terlihat jelas sampai ke dasar laguna, termasuk ikan-ikan karang.
Pantai Trikora: Menggapai Keindahan Pesisir Pulau Bintan
Pantai
pasir putih membentang panjang dihiasi batu-batu besar yang tersebar di
pinggiran lautnya. Garis pantainya mencapai 25 kilometer, bersanding di
tengah semilir angin yang meniup ribuan pohon kelapa. Keindahan Pantai Trikora seakan menyapa pengunjung untuk menghampiri dan menikmatinya.
Pantai Trikora memiliki pemandangan dramatis yang menyempurnakan keindahan Pulau Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.
Ini adalah tempat popular bagi wisatawan yang dating bersama keluarga,
bahkan disebut-sebut sebagai salah satu pantai terindah yang banyak
dikunjungi wisatawan di Pulau Sumatera.
Ada yang menyebutkan bahwa nama Trikora diadopsi dari sebutan three coral namun ada versi lain yang mengaitkannya dengan Tri Komando Rakyat karena Pulau Bintan pernah dijadikan wilayah pertahanan terluar Indonesia pada saat masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Deretan kelong atau perangkap ikan
adalah hal menarik yang bisa Anda temukan di sini. Di dekatnya berjajar
kapal-kapal yang menemani nelayan menunggu ikan tangkapan mereka,
seperti ikan teri ataupun ikan bilis yang begitu terkenal di Bintan.
Kelong merupakan bangunan dari kayu yang
digunakan untuk memasang jaring di tengah laut. Bangunan ini ditopang
oleh drum-drum plastik agar dapat mengapung di permukaan laut.
Penangkapan ikan dengan metode kelong apung disukai nelayan karena
posisinya dapat dipindah-pindah sesuai keinginan.
Hal istimewa lainnya, Anda akan menemukan Goa Santa Maria
di seberang pantai ini. Goa tersebut konon dibangun pengungsi Vietnam
yang sedang mencari daerah aman karena peperangan di negaranya. Goa
indah ini dihiasi pohon besar dan dedaunan yang menggantung di sekitar
mulut goa. Keberadaan warna-warni bunga bougenvil pun semakin
memperindahnya. Goa menawarkan area yang teduh bagi mereka yang ingin
berdoa dengan khusyu. Di dekatnya terdapat gereja putih kecil nan indah.
Kantor Pariwisata
Telp /Fax (62-771) 443377
website : http://kepri.travel/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar