Senin, 24 November 2014

Wisata Lampung bab I




Coretan tinta sejarah perjalanan Cina Kuno menyebut suatu wilayah di bagian paling Selatan Sumatra yang disebut “Lampung” atau “wilayah angin Selatan”. Hal ini menunjukkan bahwa Lampung telah ada dan dikenal cukup lama dalam dunia perdagangan.
Provinsi Lampung secara umum wilayahnya datar dengan gunung-gunung tinggi seperti Gunung Pesagi, Tanggamas, Seminiung, Sekincau dan Raya yang merupakan gunung berapi  tidak aktif. Bandar Lampung, ibu kota Lampung, dulunya merupakan dua kota yang terpisah yaitu Tanjungkarang dan Pelabuhan Teluk Betung yang tertutup oleh debu gunung berapi setelah Gunung Krakatau meletus. Dalam perkembangan selanjutnyanya, kota ini telah menjadi satu kota. Secara geografis Provinsi Lampung terletak antara 3045' Lintang Selatan dan 103050' – 105050' Bujur Timur dengan luas wilayah 35,376,50 km². Curah hujan di Lampung cukup tinggi tiap bulannya yaitu berkisar antara 2–27 hari. Temperatur berkisar antara 22,50C –32,80C dengan kelembaban berkisar antara 80%-88%.
Banyak jenis wisata yang dapat Anda di Lampung di antaranya beberapa kampung tua seperti  Sukau, Liwa, Kembahang, Batu Brak, Kenali, Ranau, dan Krui Lampung Barat. Ada juga Festival Sekura yang diadakan dalam seminggu setelah Idul Fitri di Lampung Barat, Festival Krakatau di Bandar Lampung, Festival Teluk Stabas di Lampung Barat, Festival Way Kambas di Lampung Timur.

Sejarah

Peninggalan sejarah menunjukkan bahwa Lampung dulunya ialah bagian dari Kerajaan Sriwijaya hingga abad ke-11. Setelah itu, Lampung menjadi bagian dari Kerajaan Melayu. Beberapa peninggalan megalitikum yang masih ada di Pugungraharjo dipercaya berumur lebih dari 1.000 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa Lampung dipengaruhi agama Hindu dan Budha. Lampung dikuasai kesultanan Banten sejak 1500 hingga 1800 M. Putra mahkota Banten, Sultan Haji, menyerahkan beberapa wilayah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa kepada Belanda. Di dalamnya termasuk Lampung sebagai hadiah bagi Belanda karena membantu melawan Sultan Ageng Tirtayasa.
Lampung dengan tanahnya yang subur terkenal sebagai penghasil lada hitam. Lada hitam pula yang mengilhami bangsa Eropa untuk menguasai wilayah ini. Penguasaan sumber rempah-rempah dunia berarti menguasai perdagangan dunia dan tentu saja wilayahnya. Tidak heran jika Kesultanan Banten khawatir wilayah ini di rebut pihak lain. VOC mengklaim menguasai wilayah ini sampai abad ke-17. Pemerintah Hindia Belanda sempat mentransmigrasikan orang ke Lampung untuk mengatasi masalah kepadatan penduduk di Pulau Jawa.
Kejayaan Lampung sebagai sumber lada hitam pun mengilhami para senimannya sehingga tercipta lagu Tanoh Lada. Bahkan, ketika Lampung diresmikan menjadi provinsi pada 18 Maret 1964, lada hitam menjadi salah satu bagian lambang daerah itu. Namun, sayang saat ini kejayaan tersebut telah pudar.  

Kantor Pariwisata

Jl. Jend. Sudirman No. 2 Bandar Lampung
Telp. (62-721) 26430
Fax. (62-721) 266184

website : www.lampungprov.go.id

Danau Ranau 
Danau Ranau adalah danau terbesar kedua di Sumatra. Danau ini terbentuk akibat gempa bumi yang dahsyat dan letusan gunung vulkanik. Sebuah sungai besar yang sebelumnya mengalir di kaki gunung vulkanik berubah menjadi jurang. Berbagai jenis tanaman termasuk semak belukar yang secara lokal dikenal sebagai Ranau, tumbuh di tepi danau dan sisa-sisa gunung menjadi Gunung Seminung, yang berdiri menjulang di samping danau yang memiliki air bersih ini.

Danau ini terletak di perbatasan antara Kabupaten Lampung Barat di Propinsi Lampung dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan di Sumatera Selatan. Danau ini memiliki cuaca dingin. Untuk memasuki danau ini, pengunjung harus membayar Rp1.000,00 per orang ditambah Rp4.000,00 untuk parkir.

Pulau Marisa terletak di tengah danau. Memiliki mata air panas alami. Pulau ini juga memiliki air terjun dan sawah yang luas, dan sebagian besar lahan ditutupi oleh hutan dan dihuni oleh beberapa primata.
Danau Ranau terkenal dengan ikan-ikannya yang berukuran besar. Anda bisa membeli ikan langsung dari nelayan dan menikmati keindahan Danau Ranau sambil makan ikan bakar dan menikmati secangkir teh hangat. Jangan lupa untuk mampir di sumber air panas di Pulau Marisa. 

Pantai Pasir Putih Lampung
Pantai Pasir Putih benar-benar menggambarkan suasana yang menggoda dan menyegarkan mata dan jiwa Anda. Alam yang menakjubkan dan lokasi yang hanya berjarak 20 kilometer dari kota Bandar Lampung menjadikan pantai ini sebagai objek wisata andalan di Lampung. Pantai Pasir Putih ini berlokasi di Desa Tarahan, Lampung Selatan. Dapat ditempuh dengan kendaraan sekitar 30 menit.
Pantai Pasir Putih memiliki air laut yang berwarna hijau kebiruan yang secara harmonis menyatu dengan halus dan indahnya hamparan pasir putih di sepanjang tepian pantainya. Tidak salah jika pantai ini terlihat seperti lukisan alam yang menakjubkan. Setibanya Anda di lokasi pantai ini, pemandangan yang indah menyambut kedatangan Anda. Membuat Anda tidak sabar untuk berjalan di pasirnya yang putih dan bersih. Oleh karena keindahannya, pantai ini tidak pernah sepi dari pengunjung. Di akhir pekan atau pada hari-hari libur, tawa riang bocah-bocah yang bermain akan semakin terasa. Tak hanya dari Lampung, wisatawan yang datang banyak pula dari luar kota seperti Jakarta. Bahkan beberapa wisatawan mancanegara pun sering terlihat di sini.
Bagi para pencinta fotografi, Pasir Putih akan menjadi surga hunting foto yang luar biasa. Langkah tenang matahari pulang ke ufuk barat menjadi saat yang sangat ditunggu untuk dinikmati dan diabadikan. Sungguh sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

Aktivitas wisata yang juga tak kalah menarik dilakukan adalah berkeliling pantai dengan menyewa perahu. Selain itu, wisatawan pun bisa mengunjungi Pulau Condong dan Pulau Bule yang terletak tak jauh dari Pantai Pasir Putih. Kedua pulau ini memiliki pantai yang indah pula, berhias pasir putih dan halus. Pemandangan di sini juga masih sangat alami.
Jika ingin menikmati keindahan bawah laut, Pulau Bule adalah tempatnya. Beragam jenis terumbu karang dan ikan hias tersaji di sekitar pulau ini. Penumpang perahu biasanya menikmati keindahan terumbu karang dan ikan-ikan cantik dengan menggunakan sebuah kotak dari kaca, alat tradisional yang biasanya digunakan masyarakat sekitar untuk mencari lobster dan kepiting karang.
Anda juga bisa bersantai dan piknik di pinggir pantai sambil menikmati indahnya pemandangan alam pantai yang memukau. 

Taman Nasional Way Kambas: Tempat Penangkaran dan Taman Bermain Gajah Sumatera
Taman Nasional Way Kambas (TNWK) berlokasi di ujung selatan Pulau Sumatera, 110 km dari Kota Bandar Lampung. Tempat ini merupakan salah satu cagar alam tertua di Indonesia yang menempati  lahan seluas 1.300 km² berupa dataran rendah di sekitar Sungai Way Kambas, pantai timur Lampung. Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas resmi didirikan tahun 1985.

TNWK menjadi rumah sekaligus pusat pelatihan dan taman bermain gajah sumatera. Di lebatnya taman nasional ini, ada sekitar 200 gajah sumatera (Elephas maximus sumatranensis) yang menjadikan hutan ini sebagai rumah mereka. Lokasinya terletak 9 km dari pintu masuk taman Plang Ijo. Pusat pelatihan gajah ini didirikan untuk  melindungi keberadaan gajah dan menciptakan keuntungan antara gajah dan manusia. Gajah di Sumatera dulunya digunakan oleh kerajaan yang memerintah di Sumatera untuk kendaraan berperang dan keperluan upacara.
Di Pusat Pelatihan Gajah Way Kambas, Anda dapat melihat gajah melakukan berbagai tugas seperti mengangkut kayu  atau membajak sawah. Mereka juga dapat melakukan aktivitas unik seperti bermain sepak bola dan pertunjukan menghibur lainnya.

Gajah Sumatera adalah salah satu dari tiga subspesies yang diakui sebagai gajah asia dan asli Pulau Sumatera. Secara umum, gajah Asia lebih kecil dibandingkan dengan gajah Afrika. Gajah Sumatera merupakan gajah terkecil dari gajah-gajah yang ada di  Asia dengan ketinggian bahu berkisar antara 2 dan 3,2 m. Gajah liar di Sumatera dahulu dapat ditemukan di 8 propinsi di Pulau Sumatera. Namun, karena kepadatan pemukiman dan menyusutnya vegetasi hutan hujan tropis telah menyulitkan untuk memperkirakan jumlah mereka.
Di TNWK ada pula badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis sumatrensis) yang dilindungi di habitat aslinya dalam kawasan Sumatera Rhino Sanctuary (SRS). Di tempat tersebut badak-badak dikenalkan dengan alam sekitarnya dengan harapan penangkaran yang dilakukan berjalan sukses. Pusat penangkaran ini didirikan tahun 1995, meliputi lahan seluas 100 hektar yang dijadikan tempat  pelestarian, penelitian dan pendidikan.

Di tempat penangkaran tersebut terdapat lima badak sumatera, masing-masing diberi nama Rosa, Ratu, Bina, Torgamba, dan Andalas  yang bertindak sebagai duta untuk badak-badak liar lainya. Mereka juga dijadikan sebagai spesimen untuk pendidikan dan pelestarian.
Mamalia lainya yang hidup di taman nasional ini antara lain: harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), tapir (Tapirus indicus), anjing hutan (Cuon alpinus sumatrensis), siamang (Hylobates syndactylus syndactylus); 406 jenis burung diantaranya bebek hutan (Cairina scutulata), bangau sandang lawe (Ciconia episcopus stormi), bangau tong-tong (Leptoptilos javanicus), sempidan biru (Lophura ignita), kuau (Argusianus argus argus), pecuk ular (Anhinga melanogaster). Selain itu, ada pula berbagai jenis reptilia, amfibia, ikan, dan insekta.

TNWK juga merupakan rumah bagi beberapa jenis tumbuhan antara lain api-api (Avicennia marina), pidada (Sonneratia sp.), nipah (Nypa fruticans), gelam (Melaleuca leucadendron), salam (Syzygium polyanthum), rawang (Glochidion borneensis), ketapang (Terminalia cattapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), pandan (Pandanus sp.), puspa (Schima wallichii), meranti (Shorea sp.), minyak (Dipterocarpus gracilis), dan ramin (Gonystylus bancanus).
Di area sekitar Way Kanan, ada juga lokasi pengamatan burung. Species yang paling menarik dilihat adalah mentok rimba dan burung botak hutan.

Di Pusat Pelatihan Gajah (PPG) terdapat atraksi gajah setiap sore dan pertunjukan sepakbola gajah yang digelar setiap akhir pekan. Menunggang gajah sangat menyenangkan dengan wahana safari yang tersedia, barangkali sebuah keberuntungan menghampiri Anda bisa bertemu gajah liar. Pusat Pelatihan Gajah merupakan tempat pelatihan gajah, sedangkan Plang Ijo dirancang untuk memberikan informasi tentang hutan, satwa liar, dan isu-isu konservasi.

Berkunjung ke taman nasional ini merupakan kesempatan berharga. Anda bisa melepaskan kepenatan dari rutinitas kehidupan kota. Di Way Kanan terdapat jalan-jalan yang memandu Anda untuk berkeliling. Anda tidak diperbolehkan masuk ke dalam hutan tanpa pemandu karena berbahaya dan bisa tersesat.
Kapal motor dapat disewa untuk menikmati indahnya pantai dengan perjalanan singkat dan harga yang sesuai. Jika Anda ingin berkeliling, sebuah sampan (perahu dayung) tersedia untuk disewa. Cara ini mungkin lebih cocok untuk melihat-lihat satwa liar.

Tidak ada komentar: