Rabu, 03 Desember 2014

Wisata Jawa Timur III

Pantai Pulau Merah: Pantai Kuta Bali Memiliki Saingan 

Pantai Pulau Merah: Pantai Kuta Bali Memiliki Saingan
Satu lagi tujuan selancar berkelas dunia tersaji di Banyuwangi, bukan G-land (Plengkung) tetapi ini bernama Pantai Pulau Merah. Pantai ini memiliki kelebihan dibandingkan G-land yaitu tidak memiliki banyak batu karang seperti di Plengkung sehingga pantai Pulau Merah lebih aman bagi peselancar termasuk pemula. Pantai ini memiliki ciri khas lain yaitu adanya sebuah bukit setinggi 200 meter di hadapan pantai yang mirip seperti pantai di Brazil.
Pantai Pulau Merah mirip Pantai Kuta di Bali namun ombaknya lebih bergulung (hingga setinggi dua meter dan panjang 300 meter) dimana itu memungkinkan peselancar melakukan manuver dengan teknik tubes. Ombak di Pantai Pulau merah dipastikan bisa menjadi tujuan peselancar pemula, amatir maupun  profesional karena memiliki ketingian rata-rata dua meter. Hal ini berbeda dengan Pantai Plengkung atau G-Land yang hanya lebih banyak dinikmati peselancar profesional.
Nama Pulau Merah sebelumnya adalah Pantai Ringin Pitu. Pergantian namanya menjadi Pulau Merah didasari dua versi. Ada yang mengatakan karena warna tanah dan pasirnya yang kemerahan dari pulau setinggi 200 meter itu. Sebagian lagi menyebutkan, konon dari Pulau Merah yang ada di hadapan pantainya (sekira 100 meter) itu dahulunya pernah terpancar cahaya merah sehingga warga sekitar menamainya Pulau Merah.
Daya tarik lain dari pantai ini adalah lokasinya yang berdekatan dengan desa nelayan Pancer. Anda dapat pula memanfaatkan rumah warga untuk menginap, merasakan keramahan dan kesahajaan nelayan akan menjadi pengalaman berbeda dari biasanya.
Pantai Pulau Merah: Pantai Kuta Bali Memiliki SainganSaat Anda berkeliling sekitar Pantai Pulau Merah maka dapat mengarahkan tujuan ke Pura Tawang Alun. Pura umat Hindu ini telah lama berdiri sejak 1980 dan sering dikunjungi umat Hindu dari Bromo dan Bali. Saat tsunami terjadi tahun 1994, pura ini terkena dampaknya sehingga tembok luar pura hancur namun bagian dalam pura (palinggih padmasana) tidak mengalami kerusakan berarti. Saat itu ombak raksasa setinggi 13 meter menyapu rumah-rumah warga beserta bangunan lainnya di kawasan termasuk pura ini.
Di Pantai Pulau Merah jelas yang utama adalah bermain selancar namun bagi orang lokal atau wisatawan domestik, pantai ini kerap menjadi tujuan rekreasi keluarga. Di beberapa tempat sudut bukitnya sering pula terlihat peminat olahraga paralayang beraksi.

 Banyuwangi : Menyibak Keindahan dan Kealamian di Timur Pulau Jawa
Banyuwangi (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi)
Banyuwangi bukan sekadar tempat singgah antara hingar bingar wisata di Bali dan eksotisme budaya Yogyakarta. Banyuwangi memiliki apapun yang dibutuhkan para petualang yang haus regukan kemegahan alam Nusantara.  Dari sinilah Matahari bangkit di Timur Pulau Jawa lalu menyibak begitu banyak keindahan dan kealamian nan memukau. Banyuwangi juga menjadi rumah bagi suku Osing yang merupakan  sub-suku Jawa dengan bahasa jawa tertua dan telah melahirkan ragam seni dan budaya yang begitu memikat.
Jelajahi Banyuwangi dan mulailah buka pintu gerbang petualangan Anda ke alam bebas liar tempat hewan-hewan menakjubkan menemukan kandangnya di alam atau hutan tertua di Pulau Jawa yang mistis, tempat selancar yang melegenda dan mendunia di G-Land-Pantai Plengkung, savanah seperti di Afrika yang ada di Baluran,  atau Pantai Sukamade yang merupakan tempat pengembangan penyu. Dari Banyuwangi pula Anda dapat menaiki Kawah Ijen untuk menyaksikan langsung seperti apa api biru yang hanya ada dua di dunia bersama aktivitas para penambang belerang tradisional yang bersahaja.
Kabupaten Banyuwangi sendiri memiliki luas sekira 5.800 km2 dimana bentang alamnya begitu lengkap dari pesisir pantai yang indah hingga pegunungan menjulang megah pada Gunung Raung (3.282 m) dan Gunung Merapi (2.800 m).  Kabupaten Banyuwangi berada persis  di ujung paling timur Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, selat Bali di Timur, Samudera Hindia di selatan, dan Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.
Selain sebagai kabupaten terluas di Pulau Jawa, Banyuwangi juga merupakan tempat penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Pantai Timur Banyuwangi, tepat di Selat Bali, merupakan penghasil ikan terbesar dengan Muncar sebagai pelabuhan perikanannya. Banyuwangi juga sejak dahulu dikenal sebagai penghasil pisang, hampir di setiap pekarangan rumah warga di pelosok terdapat pohon pisang.
Karena Banyuwangi menjadi wilayah perlintasan dari Jawa ke Bali maka terjadilah perpaduan kebudayaan bersama andil sejarah Kerajaan Blambangan yang memengaruhinya dahulu. Kebudayaan Banyuwangi diresapi budaya Jawa, Bali, Madura, Melayu, Eropa, Tionghoa, dan juga budaya lokal suku jawa osing. Beberapa kesenian khas Banyuwangi diantaranya adalah: tari gandrung, barong kemiren, seblang, janger, rengganis, hadrah kunthulan, patrol, mocopatan pacul goang, jaranan butho, barong, kebo-keboan, angklung caruk, serta gedhogan. Banyuwangi Etno Carnival menjadi acara yang tepat untuk menyaksikan beragam kesenian khas Banyuwangi tersebut dan juga event paling meriah yang dinantikan wisatawan.
Banyuwangi secara harfiah bermakna air yang harum, banyu artinya air dan wangi artinya harum. Sebuah nama yang dikaitkan dengan cerita rakyat tentang kesetiaan istri seorang patih yang direbut oleh rajanya sendiri. Sang istri pun tewas di tangan suaminya ketika sang patih mengetahuinya ia bersama raja. Sang istri bermaklumat sebelum dibunuh suaminya sendiri bahwa kesetiannya akan dibuktikan dengan air sungai tempat darahnya tumpah akan menjadi harum. Sang patih yang amat mencintai istrinya itu pun hidup dalam penyesalan selepasnya.
Banyuwangi G-Land (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi)Pilihlah dari sekian banyak aneka jenis petualangan di alam besar untuk Anda cicipi di Banyuwangi. Mulailah dari keajaiban api biru dan penambang belerang tradisional di Kawah Ijen. Datang sedari dini sekira pukul 01.00 untuk mendaki ke puncak Ijen dan dapatkan pengalaman menyaksikan api biru belerang cair yang keluar dari kawahnya. Lihat pula bagaimana para penambang belerang tradisional bertaruh nyawa mengangkut bongkahan belerang naik-turun kawah ini.
Sempatkan waktu menjelajahi savanah seperti di Afrika di Taman Nasional Baluran yang luar biasa itu. Ada beraneka hewan liar mulai dari banteng jawa, merak, monyet, rusa, bahkan hingga macan tutul. Di sini ada Pantai Bama dimana Anda dapat snorkling atau menjelajah hutan manggrove-nya yang lebat.
Berikutnya berpetualanglah ke alam liar nan alami di Taman Nasional Alas Purwo atau Taman Nasional Meru Betiri. Ada banyak pilihan untuk aktivitas berpetualang di sini. Mulailah dengan menyaksikan hewan liar di Sadengan, melepas penyu di Pantai Sukamade, atau berselancar di G-Land yang mendunia itu. Pantai Pulau Merah juga patut dikunjungi dengan pesisirnya yang mirip Pantai Kuta Bali dengan gelombang ombak yang patut dijajal peminat selancar. Tempat ini pun rutin menggelar lomba surfing internasional.
Anda yang meminati wisata agro maka perlu datang ke Perkebunan Bayu Lor yang merupakan perkebunan kopi. Ada juga Agro Wisata Kalibendo dan Agro Wisata Kali Klatak sebagai penghasil karet, kopi dan cengkeh.
Savana SadenganBanyuwangi pun menyediakan wisata religi dan sejarah dengan adanya Maqom Waliullah Datuh Abdurahim biin Abubakar bin Bauzir yang ramai oleh peziarah setiap malam Jumat. Ada juga Pura Agung Blambangan di Muncar yang sering dikunjungi umat Hindu dari Jawa maupun Bali. Klenteng Hoo Tong Bio di Karangrejo pun menarik disambangi dimana telah berdiri sejak 1768. Museum Blambangan menyediakan beragam koleksi benda sejarah dan untuk merangkai pemahaman masa lalu yang menggugah tentang Banyuwangi.
Sisihkan pula waktu untuk menikmati ragam kuliner khas Banyuwangi di kota-nya. Anda pun dapat menyambangi beraneka kegiatan ekonomi seperti kerajinan batik di Virdes, kerajinan bambu di Desa Gintangan, kerajinan tenun di Desa Kemiran, pandai besi komando di Singotrunan, kerajinan kayu di Masnus, kerajinan serat pisang di Desa Kemiren, atau kerajinan boneka gandrung di Tukang Kayu.

Tidak ada komentar: